AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) dahulu pernah memiliki empat
buah pesawat Messerschmitt Bf 109, tapi sayangnya saat Agresi Belanda
ke-2 keempat pesawat tersebut hancur di lapangan udara Maguwo
(Yogyakarta). Bagaimana ceritanya sampai pesawat Luftwaffe sekelas
Messerschmitt Bf 109 sampai berada di Indonesia? Mereka adalah bekas
pesawat Jepang yang tertinggal di Lapangan Andir Bandung, lalu
diterbangkan ke Maguwo hingga hancur karena serangan Belanda (Jepang
memang pernah menerima beberapa Bf 109 dari jerman sebagai bentuk alih
teknologi, dan hasilnya adalah versi lokal Kawasaki KI61 Hien). Dari
lima buah Bf 109 yang diterima, empat buah diantaranya dikirim ke
lapangan udara Andir Bandung sedangkan satu buah lagi dijadikan bahan
riset untuk menghasilkan KI61 Hien. Di buku Alutsisa TNI AU Periode
tahun 1946 - 1950 disebutkan bahwa di lapangan udara Andir ditemukan
pesawat Ki 61 Hien. Apakah itu yang dimaksud dengan Messerschmitt Bf 109
ini? Abdul Rachman Saleh juga pernah membaca buku petunjuk untuk bisa
menerbangkan pesawat Mustang Jepang ini, dimana di dalam buku "Bunga
Rampai Perjuangan dan Pengorbanan Jilid III" diterangkan oleh Marsda TNI
Purn R. A. Wiriadinata bahwa dia pernah mendampingi Abdul Rachman Saleh
di Pangkalan Udara Singosari Malang sekitar paruh kedua tahun 1946
hingga paruh pertama tahun 1947, yang mana Pak Abdul Rachman Saleh sibuk
mempelajari buku-buku dan kokpit pesawat Mustang Jepang. Yang menarik
untuk dikaji adalah: apakah yang dimaksud dengan Mustang Jepang tersebut
sebenarnya adalah Ki 61 Hien atau Messerschmitt Bf 109? Karena kalau
itu yang didapat di Bandung itu kemungkinan yang versi Messerschmitt Bf
109. Selain pesawat Messerschmitt Bf-109E ( Emil )-7, Jepang juga
diketahui membangun pesawat pemburu yang menyerupai pemburu Luftwaffe
kerena mendapat bantuan teknis dari Jerman yaitu Mitsubishi J8M Shusui
yang mirip Me-163 Komet dan Nakajima Kikka yang mirip jet tempur Me-262. Foto sebagai ilustrasi.
Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2013/07/album-foto-third-reich-dan-indonesia.html
No comments:
Post a Comment