Bersama dengan para perwira staffnya, pada tanggal 2 Juli 1941 General
der Panzertruppe Erwin Rommel (kiri, Kommandierender General Deutsches
Afrikakorps) melakukan kunjungan ke markas I.Bataillon / Schützen-Regiment 104 / 15.Panzer-Division di wilayah Sollum, yang berada di
perbatasan Libya-Mesir. Dalam kunjungan ini, secara khusus "Der Wüstenfuchs" (Sang Rubah Gurun) memberi selamat kepada komandan batalyon tersebut, Hauptmann der Reserve Wilhelm Bach (berjalan paling depan bersama Rommel), yang dalam pertempuran satu bulan sebelumnya berhasil menahan serbuan pasukan tank Inggris yang berusaha menerobos Halfaya Pass demi untuk membebaskan rekan-rekan mereka yang terkepung di Tobruk, dalam sebuah serangan massal yang dinamakan Operation Battleaxe (15-17 Juni 1941). Diantara Rommel dan Bach adalah Oberst Maximilian von Herff (Kommandeur Schützen-Regiment 115). Selama tiga hari penuh Bach dan anakbuahnya menahan serangan bergelombang musuh, dengan hanya bermodalkan satu peleton meriam Flak 88 sebagai senjata utama mereka. Meskipun Rommel sendiri telah memerintahkan agar sang Bataillonskommandeur mundur ke lokasi pertahanan yang lebih memadai "bila memungkinkan", Bach menginterpretasikan kata-kata terakhir dengan tindakan sebaliknya: melakukan serangan balasan yang berhasil memukul mundur pasukan Inggris! Atas prestasi fenomenal tersebut, Bach - yang merupakan mantan pendeta (!) - dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941, hanya berselang seminggu setelah foto ini diambil. Flak 88 sendiri aslinya adalah meriam anti pesawat
terbang, tapi bisa sama bagusnya saat digunakan untuk menghantam target
tank di darat. BTW, di bulan April 1941 - yang hanya berselang satu
bulan setelah Rommel tiba di Afrika Utara - pasukan Jerman berhasil
mengalahkan tentara penyerbu Inggris dan mengusirnya dari Libya, kecuali
satu garnisun ANZAC keras kepala yang tetap bertahan di kota pelabuhan
Tobruk (meskipun dikepung oleh gabungan pasukan Italia dan Afrikakorps
Jerman). Selama satu tahun berikutnya, penguasaan kembali Tobruk menjadi
obsesi terbesar Rommel karena tanpanya maka semua usaha pihak Jerman
untuk menguasai Mesir akan sia-sia belaka. Ketika kota pelabuhan
tersebut akhirnya diduduki pada bulan Juni 1942, Hitler yang
berterimakasih mengganjar Rommel dengan kenaikan pangkat luar biasa
menjadi Generalfeldmarschall.
Sumber :
https://www.bridgemanimages.com/en/search?filter_group=all&filter_region=GBR&filter_text=Erwin%20Rommel
No comments:
Post a Comment