Di siang hari tanggal 7 Agustus 1942, empat pesawat Messerschmitt Bf
109 dari II.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika" tinggal landas
dari pangkalan mereka di Quotaifiya, yang terletak di jalan pantai
Mediterania sekitar 72 kilometer sebelah barat El Alamein, Mesir. Mereka
berangkat untuk melakukan patroli "Freie Jagd" (Berburu Bebas) rutin di
belakang garis pertahanan Sekutu. Di waktu yang bersamaan, sebuah
pesawat transport Bristol Bombay dari Nr. 219 Squadron RAF (Royal Air
Force) Inggris terbang sendirian dari Heliopolis ke front terdepan
pertempuran di Mesir untuk mengambil prajurit-prajurit yang terluka, dan
kemudian menerbangkannya kembali ke rumah sakit di Kairo. Di lapangan
udara terdepan Sekutu di Burg-el-Arab, Sergeant Hugh "Jimmy" James, sang
pilot Bombay berusia 18 tahun, diperintahkan untuk membawa seorang
penumpang istimewa: Lieutenant-General William Gott, yang baru beberapa
jam sebelumnya ditunjuk untuk menjadi Panglima Eighth Army Inggris
menggantikan Jenderal Claude Auchinlek, dan kini membutuhkan pesawat
transport secepatnya untuk terbang kembali ke Kairo demi menghadiri
sebuah pertemuan penting. Pesawat Bombay biasanya terbang dalam
ketinggian rendah - sekitar 15 meter di atas daratan - untuk menghindari
terdeteksi oleh pesawat-pesawat Jerman yang berada di sekitarnya.
Meskipun begitu, penerbangan kali ini terpaksa dilakukan di ketinggian
150 meter demi menghindari kondisi overheating dari mesin Bristol
Pegasus XXII yang diusung oleh pesawat itu. Di ketinggian inilah - sewaktu sedang melintasi bagian tenggara Alexandria -
pesawat transport lamban Bombay tersebut terlihat oleh "schwarm"
(kawanan) Bf 109 yang terbang di atasnya, yang dipimpin oleh
Oberfeldwebel Emil Clade. Dengan hanya bermodalkan dua senapan mesin
Vickers sebagai alat pertahanan diri, Bristol Bombay jelas bukanlah
tandingan dibandingkan dengan empat pesawat pemburu Luftwaffe dari
5.Staffel / JG 27 tersebut, yang kemudian menukik bagaikan elang dari
ketinggian 6.000 meter. Rentetan tembakan dari Oberfeldwebel Clade
membuat pilot James berusaha mendaratkan pesawatnya secara darurat. Saat
para penumpang berusaha berhamburan keluar dari pesawat yang terbakar
tersebut, Bf 109 yang dipiloti oleh Unteroffizier Bernhard Schneider
tiba-tiba menukik lalu memberondong tembakan senapan mesin ke arah
mereka. Ke-17 orang penumpang yang berada di daratan kehilangan
nyawanya, dan hanya menyisakan satu yang selamat yang masih berada di
dalam pesawat, yaitu pilot James. Diantara yang terbunuh di hari itu
adalah Jenderal Gott - yang ironisnya, mempunyai julukan "Strafer" alias
pemberondong - yang tercatat sebagai perwira dengan pangkat tertinggi
Inggris yang tewas oleh musuh dalam Perang Dunia II! Pesawat Bombay yang
dipiloti oleh Sergeant James sendiri adalah satu-satunya korban dari
Freie Jagd Jerman di hari itu, tapi akibat yang ditimbulkannya jauh
lebih besar dari yang disadari oleh semua pihak: kematian Gott berakibat
dibutuhkannya seorang pemimpin baru untuk Eighth Army Inggris, dan
orang yang kemudian terpilih adalah seorang perwira tidak terkenal
bernama Bernard Law Montgomery. Dialah yang nantinya memimpin kemenangan
Sekutu dalam pertempuran menentukan El Alamein di Afrika Utara dua
bulan kemudian, dan yang membuat "si Rubah Gurun" Erwin Rommel harus
mundur dari Mesir. Tidak hanya itu, Montgomery pula orangnya yang
menerima penyerahan seluruh pasukan Jerman di Eropa Barat dan Utara pada
tanggal 4 Mei 1945...
Sumber :
Buku "Jagdgeschwader 27 Afrika" karya John Weal
No comments:
Post a Comment