General der Infanterie Dietrich von Choltitz (kiri) menyerahkan diri bersama dengan pasukannya kepada Général
de brigade Philippe Leclerc de Hauteclocque (Komandan 2e Division
Blindée), pada tanggal 25 Agustus 1944. Pada tanggal 7 Agustus sebelumnya, Choltitz ditunjuk langsung oleh Hitler sebagai "Kommandierenden General und Wehrmachtbefehlshaber von Groß-Paris" alias Gubernur Militer Jerman di Paris. Dalam pertemuan yang digelar sehari setelahnya, Hitler menginstruksikan padanya untuk tidak meninggalkan satu bangunan bersejarah pun yang utuh di Paris apabila pihak Jerman dipaksa untuk meninggalkan kota tersebut oleh pasukan Sekutu. Pada waktu Choltitz tiba di Paris pada tanggal 9 Agustus, Hitler kembali menekankan perintahnya melalui telepon: "Kota tersebut tidak boleh jatuh ke tangan musuh, kecuali telah menjadi puing-puing seluruhnya." Satu minggu kemudian, dengan marah Hitler berteriak di balik telepon: "Brennt Paris?" (apakah Paris sudah terbakar?). Pada tanggal 15 Agustus 1944, satuan polisi lokal di Paris melakukan pemberontakan terhadap pasukan pendudukan Jerman, diikuti dengan pemberontakan serupa yang dilakukan oleh Partai Komunis Prancis pada tanggal 19 Agustus. Garnisun Jerman di bawah pimpinan Choltitz berusaha melawan balik, tapi kekuatan mereka terlalu kecil untuk menghentikan serangan-serangan bersenjata yang terjadi di hampir seluruh bagian kota Paris. Choltitz berusaha untuk menegosiasikan gencatan senjata dengan pemberontak Prancis pada tanggal 20 Agustus, tapi banyak dari mereka yang menolak untuk menerimanya, sehingga konfrontasi bersenjata berlanjut keesokan harinya. Pada tanggal 25 Agustus, Choltitz akhirnya menyerahkan diri bersama dengan 17.000 orang anakbuahnya kepada pimpinan 2e Division
Blindée, unit lapis baja Prancis Merdeka yang baru tiba dari Normandia. Lalu bagaimana dengan nasib Paris sendiri? Bisa dibilang bahwa hampir seluruh bangunannya masih berdiri utuh tanpa kurang suatu apa! Karena perintah Hitler terang-terangan tidak diindahkan, beberapa sejarawan menyebut Dietrich von Choltitz sebagai "Penyelamat Paris". Sang jenderal sendiri kemudian mengklaim dalam buku memoarnya - yang diterbitkan pada tahun 1951 - bahwa dia menolak perintah tegas dari Hitler untuk menghancurkan Paris karena dia kadung mencintai kota tersebut beserta dengan bangunan-bangunan bersejarahnya, dan dia juga menganggap bahwa Hitler telah gila sepenuhnya setelah mengeluarkan perintah tersebut!
Sumber :
https://ww2colorfarbe.blogspot.com/2020/02/general-dietrich-von-choltitz-surrender.html
No comments:
Post a Comment