Thursday, February 14, 2019

Pertemuan Militer Jerman dan Uni Soviet di Brest-Litovsk

Pada tahun 1930-an, telah terjalin level kerjasama di bidang teknis antara Reich Jerman dan Uni Soviet. Setelah melalui serangkaian uji banding diantara kedua negara, pihak Jerman meyakini bahwa mereka telah mengetahui sejauh mana perkembangan produksi tank Soviet, dan dengan percaya diri melaporkan pada Hitler bahwa kualitas tank-tank Jerman jauh di atas calon musuhnya tersebut. Sebagai balasannya, sang Führer memerintahkan agar delegasi Soviet yang berkunjung ke Jerman diberi akses tak terbatas terhadap pabrik-pabrik tank dan pesawat Wehrmacht. Dikatakan bahwa dalam inspeksi ke pabrik-pabrik peralatan perang Jerman, pihak militer Soviet malah memprotes keras bahwa mereka tidak diperbolehkan melihat segalanya! Tentu saja pihak tuan rumah terkejut atas komplain ini, dan tidak mengerti mengapa tamunya sampai mempunyai perasaan tidak percaya seperti itu (padahal sudah diperlihatkan semuanya). Alasan dibalik ini semua adalah karena pihak Soviet sendiri telah bertindak tidak jujur kepada Jerman, dan meyakini bahwa pihak Jerman pun akan melakukan hal yang sama. Pada tahun 1941 kerjasama militer diantara kedua belah negara berakhir, dan rencana penyerbuan Jerman ke Uni Soviet - yang telah dipersiapkan lama - akhirnya kini siap untuk dilaksanakan. Foto ini memperlihatkan saat Hauptmann Ottens (Chef 5.Kompanie / Panzer-Regiment 8 / 10.Panzer-Division), yang memakai seragam hitam Panzertruppen, sedang berbincang-bincang dengan akrab bersama dengan perwira tank Soviet di Bug yang berada di wilayah Brest-Litovsk tanggal 18 September 1939, ketika pihak Jerman dan Rusia bertemu setelah mengalahkan Polandia.


Sumber :
https://panzermaenner.blogspot.com/2019/02/german-and-russian-forces-at-brest.html

Perbandingan Tank Jerman dan Soviet

Sebelum Unternehmen Barbarossa (invasi Jerman atas Uni Soviet), para perencana militer Jerman telah salah dalam memprediksi keunggulan jumlah serta kualitas tank dari pasukan lapis baja Tentara Merah. Fremde Heere Ost (FHO, Kantor Pasukan Luar Negeri) mendasarkan penilaian mereka atas hasil-hasil pengintaian dari udara, tapi telah melewatkan beberapa wilayah vital yang menyimpan banyak cadangan tank musuh. Pada saat Barbarossa dimulai pada tanggal 22 Juni 1941, jumlah tank pasukan Soviet mencapai 22.743 buah, yang mencakup 3.110 T-27, 9.686 T-26, 7.502 BT-5/BT-7, 61 T-35, 503 T-28, 1.244 T-34, 424 KV-1, dan 213 KV-2. Sementara itu kekuatan tank Panzerwaffe sendiri hanya mencakup 3.216 buah, yang terdiri atas 152 Panzer I, 743 Panzer II, 155 Panzer 35(t), 394 Panzer 38(t), 966 Panzer III, 439 Panzer IV, 167 Panzerbefehlswagen, dan 200 Sturmgeschütz. Foto ini memperlihatkan saat prajurit-prajurit infanteri Jerman memeriksa tank T-36 Soviet yang rusak dan ditinggalkan oleh awaknya.



Sumber :
https://panzermaenner.blogspot.com/2019/02/german-soldiers-inspecting-damaged.html

Sunday, February 10, 2019

SS-Kriegsberichter Franz Roth di Uni Soviet (1941)

 SS-Untersturmführer dan SS-Kriegsberichter Franz Seraphicus Roth (5 April 1911 – 17 Maret 1943) adalah seorang fotografer asal Austria yang pernah bekerja sebagai reporter foto lepas di Associated Press. Karir militernya sendiri telah dimulai dari sejak sebelum perang, saat dia - sebagai seorang jurnalis Austria yang bekerja pada suratkabar Jerman - meliput peristiwa invasi Italia atas Ethiopia serta Perang Saudara Spanyol. Roth bergabung dengan SS tak lama setelah Anschluss (penyatuan Jerman-Austria), dan ketika Perang Dunia II pecah dia memutuskan untuk menjadi seorang SS-Kriegsberichter (Koresponden Perang SS). Pada saat itu dia juga nyambi bekerja di dua tempat: Kementerian Propaganda Goebbels dan sebagai editor foto Associated Press, kantor berita Amerika Serikat (Departemen Foto AP menjalin kerjasama resmi dengan pemerintahan Nazi Jerman di tahun 1930-an, dan bekerja di bawah lindungan Kementerian Propaganda Jerman). Roth bergabung dengan Kriegsberichterstatter-Zug dari Leibstandarte SS, dan ditugaskan untuk mengiringi SS-Aufklärungs-Abteilung LSSAH (SS-Sturmbannführer Kurt Meyer) dalam kampanye militer di Yunani dan Uni Soviet tahun 1941. Roth juga ikut meliput Leibstandarte saat masa pemulihan di Prancis di pertengahan tahun 1942, dan akhirnya dalam pertempuran di sekitar Kharkov di awal tahun 1943. Atas keberaniannya bertugas di front terdepan pertempuran, Roth dianugerahi medali Eisernes Kreuz II.Klasse pada tahun 1941, dan dipromosikan menjadi SS-Untersturmführer (Letnan Dua) pada bulan September 1942. Franz Roth tewas pada tanggal 17 Maret 1943 setelah mengalami luka serius dalam Pertempuran Kharkov. Pada saat itu dia sedang meliput Kampfgruppe "Meyer" pimpinan Kurt Meyer (Meyer sendiri menyebutkan tentang kematian Roth dalam buku memoarnya, "Grenadiere"). Roth meninggalkan lebih dari 120 rol film, yang kemudian menjadi salah satu rujukan utama para sejarawan Perang Dunia II, dan kini tersebar luas di banyak publikasi serta media massa lainnya. Album peninggalannya mengandung lebih dari 600 buah foto, yang kini disimpan oleh National Archives (NARA) di Washington D.C., Amerika Serikat. Jenazah Roth sendiri dikebumikan di pemakaman Heldenfriedhof Askold yang terletak di pinggiran sungai Dnieper di Kiev, Ukraina. Secara anumerta dia mendapatkan Eisernes Kreuz I.Klasse pada tanggal 25 Maret 1943. Foto berwarna asli ini memperlihatkan Franz Roth saat Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman atas Uni Soviet) di musim panas tahun 1941. Mobil yang dikendarainya adalah Mercedes-Benz 230 Cabriolet B


Source :
https://ww2colorfarbe.blogspot.com/2019/02/ss-kriegsberichter-franz-roth.html

Friday, February 8, 2019

Jagoan Panzer Michael Wittmann dan Awak Tanknya

 SS-Untersturmführer Michael Wittmann (depan, Zugführer di 13.Kompanie (schwere) / IV.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 1 / 1.SS-Panzer-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") berfoto dengan bangga bersama dengan awak Panzerkampfwagen VI Tiger I Ausf.F "S04" kepercayaannya, dari kiri ke kanan: SS-Panzerschütze Sepp Rößner (Ladeschütze), SS-Panzerschütze Werner Irrgang (Funker), SS-Rottenführer Bobby Woll (Richtschütze), dan SS-Sturmmann Eugen Schmidt (Fahrer). Terlihat 88 buah cincin kemenangan di laras meriam mereka, yang menunjukkan jumlah 88 tank yang telah dihancurkan sampai sejauh ini. Foto diatas sendiri diambil pada tanggal 14 Januari 1944 di Vinnitsa (Ukraina), pada saat upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Wittmann dan penembak meriamnya, Woll. Sebenarnya rekomendasi pemberian Ritterkreuz - yang dikirimkan oleh SS-Oberführer Theodor "Teddy" Wisch (Kommandeur 1. SS-Panzer-Division LSSAH) kepada Oberkommando der Wehrmacht (OKW) pada tanggal 10 Januari 1944 sebelumnya - "hanya" mencantumkan jumlah kemenangan Wittmann di angka 66, tapi dahsyatnya: di masa empat hari - antara pengiriman proposal dan pemberitahuan resmi bahwa proposal telah disetujui - sang jagoan panzer "mengamuk" dan menghancurleburkan tidak kurang dari 22 tank tambahan sehingga mengerek skor kemenangannya menjadi total 88 buah!


Sumber :
https://ww2images.blogspot.com/2019/02/ritterkreuz-award-ceremony-for-michael.html

Thursday, February 7, 2019

Foto Studio Calon Perwira Heer

Seorang bintara Heer (Angkatan Darat) - yang juga merupakan calon perwira - berpose dalam sebuah foto studio di lokasi dan waktu yang tidak diketahui. Dia mengenakan topi bervisor yang dinamakan sebagai schirmmütze. Seragam yang dikenakannya adalah seragam khusus musim panas berwarna krem cerah, dengan schulterklappen (tanda pangkat bahu) yang menunjukkan pangkat Stabsfeldwebel (Sersan-Mayor). Di luar dari baris medali yang terpasang di dada atas, sebiji medali yang tersemat di seragamnya adalah Schleischer Adler (Silesian Eagle), yang menunjukkan bahwa pemakainya adalah bagian dari Freikorps Oberland yang berhasil memadamkan pemberontakan orang-orang keturunan Polandia di wilayah Silesia pada tahun 1919 s.d. 1921. Lengannya memegang pedang kehormatan perwira model Derfflinger buatan Firma Carl Eickhorn, yang mempunyai ciri khas gagang dengan kepala singa (versi lainnya adalah kepala panther atau merpati). Nama resmi dari pedang jenis ini adalah "Löwenkopf-Säbel für Offiziere mit Klingenwidmung Ehrendegen" (Kelewang Kepala Singa untuk Perwira dengan Bilah Pengabdian dari Pedang Kehormatan). Pada tahun 1930-an dan awal Perang Dunia II, setiap calon perwira Jerman (yang telah menyelesaikan pendidikan lanjutan mereka) mempunyai hak untuk membeli sebuah pedang pribadi berornamen khusus (selain dari pedang resmi yang telah diberikan dari sejak menjadi prajurit/bintara), yang nantinya bisa dipakai dalam momen-momen tertentu di luar tugas, seperti jalan-jalan, upacara, dan parade. Biasanya pedang jenis ini akan disesuaikan dengan seragam yang mereka pakai (dienstanzug atau paradeanzug).


Sumber :
http://www.wwiidaggers.com/SWDSOTH3.htm

Wednesday, February 6, 2019

Perwira Heer yang Mengenakan Jaket Kulit Luftwaffe

Cekoslowakia, bulan Mei 1945: Para perwira dari V Corps / 3rd Army Amerika Serikat berunding dengan perwakilan dari perwira-perwira staff Wehrmacht mengenai penyerahan diri pasukan Jerman. Sekarang, mari kita fokus pada perwira Heer yang ada di tengah: dia mengenakan knautschmütze (topi remas) di kepalanya, yang dipadukan dengan fliegerjacke (jaket penerbang) khas Luftwaffe serta lederhose (celana kulit) khas Kriegsmarine. Untuk menandakan bahwa dia berasal dari Heer, si perwira telah memasangkan lambang Adler (Elang) Heer di bagian dada, lengkap dengan schulterklappen (insignia pundak) berpangkat Leutnant. Jaket kulit sendiri sebenarnya adalah pakaian yang identik dengan pilot-pilot Luftwaffe maupun awak U-boat. Kalaupun ada dari satuan Heer yang memakainya, maka biasanya dia berbentuk mantel - yang berukuran lebih panjang menjangkau lutut - dan bukannya jaket.


Sumber :
http://www.panzernet.com/foro4/showthread.php?11073-Uniformes-mezclados/page3

Tuesday, February 5, 2019

Perwira Feld-Division Luftwaffe asal Heer

Foto ini diambil pada tanggal 28 Agustus 1944 di Prancis Utara oleh Kriegsberichter Bernhard Kurth dari PK (Propaganda-Kompanie) 698, dan memperlihatkan seorang perwira Heer yang bertugas di Feld-Division Luftwaffe (kemungkinan besar 19. Feld-Division [L]). Dia mengenakan Jaket Luftwaffe-Splittermuster dengan lambang elang Luftwaffe di bagian dada (sementara seragamnya sendiri masih versi Heer), yang dipadukan dengan stahlhelm bertekstur cat kasar. Ketika unit-unit darat Luftwaffe (Angkatan Udara) dimasukkan ke dalam kendali Heer (Angkatan Darat) di bulan November 1943 dan dinamai ulang menjadi Feld-Division (L), sebagian dari perwira-perwira Heer ikut pula ditugaskan untuk melatih dan memimpin unit-unit baru ini. Karenanya, tidak heran jika seragam Heer ikut-ikutan diadopsi oleh divisi darat Luftwaffe, meskipun pasokannya seringkali terlambat sehingga membuat pemakaiannya bercampur dengan fliegerbluse standar Luftwaffe (banyak bukti foto untuk menguatkan hal ini). Sesuai peraturan, resimen-resimen Jäger dari Feld-Division (L) mengenakan warna waffenfarbe hijau, seperti halnya di unit Heer, sementara banyak pula dari mereka yang lebih memilih untuk menggunakan bahan kamuflase Telo Mimetico sisa pasukan Italia sebagai pakaian sehari-hari, karena dianggap lebih efektif dalam menyamarkan diri dan lebih enak dipakai dibandingkan dengan produksi Jerman. Semua hal ini menyebabkan tidak adanya patokan baku mengenai seragam Divisi Darat Luftwaffe, karena begitu banyaknya variasi dan modifikasi lapangan yang terjadi.



Source :
https://www.bild.bundesarchiv.de/archives/barchpic/search/_1549362310/?search%5Bform%5D%5BSIGNATUR%5D=Bild+101I-301-1952-13
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_101I-301-1952-13,_Nordfrankreich,_Soldat_mit_Karte.jpg

Sniper Soviet Tertawan oleh Waffen-SS

Uni Soviet, musim panas tahun 1942: Prajurit-prajurit Waffen-SS ini berhasil menangkap hidup-hidup seorang sniper Rusia, dan dengan marah menyeretnya keluar dari lubang persembunyiannya (salah seorang diantara mereka bahkan memukulkan ujung senapan pada sang sniper sial!). Kecil kemungkinan bahwa sniper tersebut akan selamat - atau setidaknya dikirim ke kamp tawanan - karena nasib sniper dimana-mana kalau tertangkap biasanya lebih buruk dari nasib prajurit biasa, apalagi kalau ditangkapnya oleh pasukan SS yang terkenal brutal, maka itu adalah benar-benar skenario terburuk yang bisa terjadi! BTW, prajurit di sebelah kiri mengenakan jaket Telogreika/Vatnik Soviet hasil rampasan. Jaket hangat yang terdiri atas lapisan kapuk dan wol ini biasa dikenakan oleh tentara-tentara Rusia saat musim dingin tiba, meskipun tidak diketahui alasannya kenapa si prajurit Jerman justru mengenakannya pada saat musim panas!


Sumber :
https://menofwehrmacht.blogspot.com/2019/02/russian-sniper-captured-by-ss.html

Monday, February 4, 2019

Prajurit Belanda Menyerah pada Pasukan Jerman

Empat orang tawanan prajurit Belanda dari 2e Compagnie / eerste Grensbataljon terlihat kelelahan setelah bertempur selama berjam-jam melawan pasukan penyerbu Jerman. Mereka terdiri atas, dari kiri ke kanan: Prajurit Martinus Vugteveen, Sipke Beetstra, Barend Schuiling, dan Sersan Klaas van der Baaren. Sang Sersan mengenakan helm M.27, sementara tiga orang anakbuahnya mengenakan helm M.34. Mereka adalah awak dari bunker 3056 yang terletak di jembatan Goseling, pinggir Kanal Lutterhoofdwijk, Drenthe, Belanda. Di pagi hari tanggal 10 Mei 1940, unit pelopor dari 1. Kavallerie-Division tiba di pinggir jembatan, dan terkejut ketika mendapati bahwa empat "bijik" penghuni bunker menembaki mereka dengan sengit, serta menolak untuk menyerah meskipun telah terkepung dari segala arah. Akibatnya, tiga skuadron dari Radfahr-Abteilung 1 terpaksa dikerahkan untuk "melayani" mereka selama hampir empat jam. Setelah keempat prajurit yang kelelahan ini akhirnya menyerah, drama lanjutan kembali terjadi: pihak penyerbu Jerman, yang murka karena perwira kesayangan mereka terbunuh dalam pertempuran tersebut, menginginkan keempat prajurit Belanda ini untuk langsung dieksekusi di tempat, dengan alasan bahwa mereka telah dengan sengaja mengibarkan bendera putih sebagai tipuan, hanya untuk kemudian menembaki perwira Jerman yang datang menghampiri. Untungnya, seorang pemilik penginapan kemudian mengaku bahwa dialah sebenarnya yang mengibarkan sarung bantal berwarna putih saking takutnya melihat kontak senjata, dan bukannya pihak yang bertahan di bunker. Keterangan ini diperkuat oleh Walikota Coevorden, yang kebetulan ada disitu, yang meyakinkan pihak Jerman bahwa orang-orang di bunker mustahil melihat bendera putih dari lokasi mereka yang terhalang oleh dinding beton. Akhirnya pasukan Jerman membawa keempat orang prajurit gagah berani tersebut ke kamp tawanan. Foto ini sendiri diambil oleh S. Pfitzer, dan kemudian dipublikasikan di majalah "Die Woche" untuk kepentingan propaganda,



Sumber :
https://ww2images.blogspot.com/2019/02/dutch-soldiers-surrender-at.html

Sunday, February 3, 2019

Panzer IV milik SS Panzer Regiment "Hitlerjugend"

 Foto close-up yang mangstab beibeh dari Panzerkampfwagen IV Ausf.H (turmnummer 615) dari 6.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer Regiment 12 / 12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend", yang dilengkapi dengan schürzen (plat pelindung samping) dan zimmerit (lapisan anti-magnet), dalam sebuah latihan yang diawasi oleh perwira-perwira Angkatan Darat Jerman di Beverloo, Belgia, akhir tahun 1943. Karena sebagian besar anggota dari Divisi SS Hitlerjugend adalah ABG-ABG belia yang baru merasakan ngaceng, maka tidak heran kalau mereka "menghiasi" kendaraan-kendaraan perang mereka dengan nama-nama kekasih di kampung halaman. Sebagai contohnya adalah tank satu ini, yang dibubuhi tulisan 'Wilma' di kupola komandan serta 'Paula' di visor supir (bersama dengan lambang hati?). Komandan dan loader di sampingnya memakai jaket kulit hitam yang biasa dipakai oleh awak U-boat Kriegsmarine, sebuah item yang umum terlihat dipakai oleh anggota-anggota Divisi SS Hitlerjugend dan Leibstandarte. Lalu mengapa jaket-jaket tersebut bisa "nyasar" ke unit SS? Ini karena pada awalnya bahan kulit berkualitas tinggi tersebut diberikan kepada Angkatan Laut Italia yang menjadi sekutu Jerman, namun kemudian dirampas oleh Leibstandarte saat Italia beralih haluan menjadi musuh Nazi tahun 1943. Bersama dengan jaket-jaket kulit ini, ditemukan pula bahan seragam kamuflase Telo Mimetico Italia dalam jumlah yang melimpah, yang kemudian digunakan untuk melengkapi seragam Divisi SS Leibstandarte dan "adiknya", Hitlerjugend. Perhatikan bahwa operator radio - yang cuma nongol sebagian kepalanya - memakai schiffchen (side cap) feldgrau M40 dan bukannya topi hitam standar pasukan panzer (seperti halnya yang dikenakan oleh loader di atasnya). Sang komandan tank sendiri mengenakan feldmütze (topi lapangan) M43 berbahan kamuflase, yang dipadukan dengan pin totenkopf berbahan metal di luar regulasi. BTW, foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Kurth dari PK (Propaganda-Kompanie) 698.


Sumber :
https://panzermaenner.blogspot.com/2019/02/panzer-iv-of-ss-panzer-regiment.html