Sunday, December 29, 2019

Jenderal Ludwig Wolff Memberi Tandatangan pada Bocah Hitlerjugend

 Generalleutnant Ludwig Wolff (Kommandeur 22. Infanterie-Division) menyempatkan waktu untuk melayani permintaan tandatangan dari para anggota Hitlerjugend yang merupakan pemenang dari kompetisi sekolah "Der Kampf im Osten" (Perjuangan di Timur). Foto ini sendiri diambil di hari terakhir pelaksanaan "Hilf mit!", acara penggalangan dana yang diselenggarakan "Für Deutschlands Freiheit" (untuk kemerdekaan Jerman), di bulan Juli 1943. "Der Kampf im Osten", yang merupakan salah satu bagian dari "Hilf mit!", diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Jerman dan disponsori penuh oleh Wehrmacht (Heer, Luftwaffe, Kriegsmarine). Bentuk perlombaannya? Para bocah dan ABG di seantero Jerman diberi tugas untuk mengumpulkan essay, gambar, patung cerita singkat, diagram - pokoknya, apa saja - yang menggambarkan perjuangan pasukan Jerman di Front Timur. Pembuatannya boleh dilakukan secara individu atau berkelompok. Pemenangnya berhak untuk diberi hadiah special pake telor sekaligus kesempatan untuk bertemu dengan "para pahlawan tanah air", yang selama ini wajahnya hanya bisa mereka lihat di gambar kartu pos. Jenderal Wolff sendiri baru saja dianugerahi tambahan Eichenlaub #100 untuk medali Ritterkreuz-nya (22 Juni 1942), setelah dia membawa divisinya menuju kemenangan dalam Pertempuran di wilayah Krim, Kaukasus, terutama dalam pendudukan Benteng Stalin yang dipertahankan dengan kuat oleh pasukan Soviet


Sumber :
https://de.metapedia.org/wiki/Wolff,_Ludwig_%281893%29

Marsekal Walter Model Berunding dengan Perwira Hungaria

Generalfeldmarschall Walter Model (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Nordukraine) berbincang-bincang sambil membawa peta dengan para perwira Angkatan Darat Hungaria di Front Timur. Di sebelah kanannya adalah Generalleutnant Hans Tröger (Kommandeur 25. Panzer-Division). Tidak ada keterangan dimana dan kapan foto ini diambil, tapi kemungkinan di sekitar wilayah Kamenets-Podolsky (Ukraina) pada bulan April 1944, saat 25. Panzer-Division berada di bawah kendali LIX.Armeekorps / 1.Panzerarmee / Heeresgruppe Nordukraine (selain itu, pasukan Hungaria dari AD ke-1 juga berada di bawah kontrol Marsekal Model). Pada saat foto ini diambil, tentara Jerman dan sekutunya sedang kelimpungan setelah dihantam tanpa henti oleh pasukan Soviet di kantong pengepungan Kamenets-Podolsky. Meskipun Model berhasil mengungsikan sebagian besar personil 1. Panzerarmee ke garis pertahanan baru yang lebih aman, tapi dia dipaksa oleh keadaan untuk meninggalkan mesin-mesin perang serta suplai berharga lainnya dalam jumlah besar. Selain itu, 127.496 tentara serta 363 tank dipindahkan dari Front Barat demi menambal lubang pertahanan yang menganga di Timur. Hanya berselang dua bulan kemudian puluhan ribu tentara Sekutu didaratkan secara besar-besaran di Pantai Normandia, dan yang menghadapi mereka kini adalah pasukan Jerman yang sudah berkurang jauh kekuatannya karena telah dipreteli atas perintah langsung dari Hitler!


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=14230&p=1919925&hilit=model+tr%C3%B6ger#p1919925

Jenderal Jerman Menginspeksi Pelatihan Sukarelawan Turkistan

Dua orang jenderal Wehrmacht melakukan inspeksi ke lokasi pelatihan Turkistanische Legion (Legiun Turkistan), musim panas tahun 1943. Foto ini - yang diambil dari majalah SIGNAL edisi khusus "Ost" no.24 tahun 1943 - memperlihatkan saat mereka sedang ngadu huntu dengan awak mortir RM40 kaliber 50mm yang merupakan hasil rampasan dari Rusia. Jenderal di kiri adalah Generalmajor Hellmuth Nickelmann (Kommandeur Osttruppen z.b.V. 720), sementara jenderal di tengah adalah Generalleutnant Heinz Hellmich (Inspekteur der Osttruppen im Oberkommando des Heeres). Sebagian besar dari para sukarelawan bangsa Turkistan ini diambil dari mantan tawanan Tentara Merah yang bersedia untuk menjadi kolaborator Jerman. Legiun Turkistan pertama dibentuk pada bulan Mei 1942 dan hanya berkekuatan satu batalyon, tapi pada tahun 1943 jumlahnya membengkak menjadi 16 batalyon dengan berkekuatan 16.000 prajurit. Di bawah arahan khusus dari Wehrmacht, mereka semua ditempatkan di Front Barat, Yugoslavia dan Italia, sehingga mengisolasi mereka dari "persentuhan kembali" dengan pasukan Soviet. Sebagian besar dari mereka tergabung dalam 162. (Turk.) Infanterie-Division, yang anggota-anggotanya diisi oleh orang-orang Turkistan, Azerbaijan dan Georgia. Pada akhir perang mereka menyerah pada pasukan Inggris, tapi kemudian dikembalikan lagi ke Rusia setelah Stalin - yang menganggap mereka sebagai pengkhianat - melakukan tuntutan keras kepada Inggris dan Amerika Serikat. Nasib mereka setelahnya bisa diduga: dieksekusi atau menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di gulag (kamp kerja paksa) di Siberia!


Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Turkestan_Legion
http://thirdreichcolorpictures.blogspot.com/2011/01/

Pasukan Jerman Beristirahat di Selatan Rusia

Pasukan Wehrmacht dari 6. Armee beristirahat sambil menunggu perintah untuk bergerak kembali di sebuah desa Ukraina yang tak diketahui namanya, selama berlangsungnya Unternehmen Blau (Operasi Biru) di musim panas tahun 1942. Foto ini diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division. Unternehmen Blau - terkadang disebut Fall Blau (Kasus Biru) adalah nama sandi yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Jerman untuk rencana ofensif strategisnya di selatan Rusia di musim panas tahun 1942, yang kemudian berlangsung dari tanggal 28 Juni s/d 24 November 1942. Operasi militer ini adalah kelanjutan dari Unternehmen Barbarossa yang berlangsung setahun sebelumnya, yang bertujuan untuk memaksa Uni Soviet keluar dari peperangan. Seperti sebelum-sebelumnya, pihak Jerman mengandalkan metode "pengepungan massal", yang melibatkan dua serangan bercabang: satu mengarah pada ladang minyak Rusia di wilayah Baku, Kaukasus, sementara yang lainnya mengarah ke kota Stalingrad di sepanjang sungai Volga, untuk melapisi bagian samping gerak maju ke Baku. Untuk kepentingan ini, Heeresgruppe Süd dibagi dua menjadi Heeresgruppe A dan B. Heeresgruppe A ditugaskan untuk melintasi pegunungan Kaukasus demi mencapai ladang minyak wilayah Baku, sementara Heeresgruppe B melindungi bagian sampingnya di sepanjang sungai Volga. Pada awalnya, ofensif Jerman berjalan dengan mulus, dimana pasukannya berhasil mencapai wilayah Kaukasus dan mengambil-alih wilayah yang begitu luasnya serta beberapa ladang minyak dari tangan Rusia (bila saja pihak Jerman meneruskan gerak-majunya ke arah timur dan selatan, maka ada kemungkinan mereka bertemu dengan pasukan Jepang yang sedang bertempur di wilayah Birma dan India, suatu hal yang begitu dikhawatirkan oleh pihak Sekutu!). Pada kenyataannya, Tentara Merah mampu membalikkan keadaan dan mengalahkan sang penyerbu di kota Stalingrad (yang telah menjadi puing-puing) melalui operasi balasan, Uranus dan Saturnus Kecil. Kekalahan ini memaksa pasukan Poros untuk mundur dari wilayah Kaukasus di awal tahun 1943, dan hanya menyisakan wilayah Kursk dan Kuban yang masih tetap berada dalam penguasaan mereka



Sumber :
https://alifrafikkhan.blogspot.com/2017/12/foto-unternehmen-blau-fall-blau.html

Wednesday, December 25, 2019

Divisionskommandeur Wittke dalam Acara Jamuan Natal

 Generalmajor Walter Wittke (Kommandeur 170. Infanterie-Division) memberikan kata sambutan dalam acara festabend (jamuan makan minum) menyambut Natal yang diadakan oleh divisi yang secara resmi dibentuk pada tanggal 1 Desember 1939 di Munsterlager tersebut. Foto ini sendiri setidaknya diambil pada akhir tahun 1939 atau 1940 saat Wittke masih berpangkat Generalmajor (dia naik pangkat menjadi Generalleutnant pada tanggal 1 Agustus 1941). Setelah tugas pendudukan di Denmark dan Prancis, 170. Infanterie-Division dipindahkan ke Rumania untuk melatih unit-unit militer negara sekutu Jerman tersebut. Pada tanggal 10 Juli 1941 terdapat kerusuhan di Belzy, dimana tentara Rumania mengumpulkan 400 orang Yahudi lokal dan memukuli mereka sebagai pembalasan atas serangan yang terjadi sebelumnya. Pada momen inilah Wittke menjadi "penyelamat" orang-orang Yahudi tersebut saat dia memaksa komandan pasukan Rumania untuk "membatasi pembalasannya" hanya pada 15 orang lelaki Yahudi saja. Setelah masa tugas di Rumania, 170. Infanterie-Division secara terus-menerus bertugas di Rusia sampai dengan bulan Maret 1945, saat mereka ditarik mundur untuk mempertahankan Prusia Timur dari serbuan Tentara Merah. Wittke sendiri, yang menjadi komandan pertama divisi tersebut (1 Desember 1939 - 8 Januari 1942), melanjutkan karir militernya sebagai perwira staff di Heeresgruppe Süd dan Heeresgruppe B, sebelum pensiun dari Wehrmacht pada tanggal 31 Oktober 1943 saat usianya sudah menginjak 56 tahun.


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=236987&hilit=walter+wittke

Tuesday, December 24, 2019

Batalyon Albania Handschar dalam Operasi Militer di Bosnia

Petugas radio dari I.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 28 - yang dikenal sebagai Batalyon Albania dalam tubuh 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) - dengan topi fez Totenkopf SS Albania (Albanerfez) mereka yang khas, melakukan komunikasi dengan markas pusat dalam Unternehmen Osterei (Operasi Telur Paskah), di Bosnia pada bulan April 1944. Tujuan utama dari operasi militer ini adalah untuk membersihkan wilayah pegunungan Majevica dari gerombolan Partisan Komunis Yugoslavia pimpinan Josif Broz Tito. Resimen SS ke-28 bergerak melintasi Mackovac dan - setelah pertempuran di Priboj - berhasil mendesak Divisi Partisan ke-38 ke arah selatan. Divisi ke-38 Tito akhirnya terusir dari Majevica beberapa hari kemudian dengan membawa serta 200 orang anggota mereka yang terluka. Dalam foto ini kita bisa melihat bintara Jerman sedang menyampaikan laporan situasi terkini dan bersiap untuk menerima perintah selanjutnya, sementara prajurit-prajurit Albania membawa perlengkapan radio di punggung mereka. Para anggota dari batalyon ini kebanyakan diambil dari etnis Albania yang bermukim di Kosovo dan Sandzak/Rashka (Serbia). Mereka mempunyai seorang imam sendiri, dan fromasinya  dibentuk berdasarkan model Legion Muslim Albania di era Austro-Hungaria berpuluh-puluh tahun sebelumnya


Sumber :
https://www.instagram.com/p/B0DRKslhlXJ/

Monday, December 23, 2019

Pasukan Bermotor dari 1. Gebirgs-Division di Yugoslavia

 Bagaikan longsoran salju, konvoy putih pasukan bermotor BMW R75 dari 1. Gebirgs-Division menuruni bukit Sandžak - yang tertutup oleh es - dalam perjalanan menuju wilayah yang dikuasai oleh Partisan Yugoslavia dari Divisi Proletar ke-2, dalam sebuah permulaan dari operasi militer di bulan Desember 1943 yang dinamakan "Kugelblitz" (Bola Petir), yang aslinya adalah suatu fenomena alam yang mematikan dan kemunculannya selalu tidak terduga. Serangan Jerman berkekuatan 75.000 orang tersebut memang terjadi secara tiba-tiba, kuat dan mematikan: dalam pertempuran di Prijepolje, di hari pertama operasi, Brigade Šumadija ke-1 - yang sama sekali tak menduga akan adanya serangan berskala besar - kehilangan dua pertiga anggotanya. Pihak Partisan berusaha bertahan mati-matian, hanya untuk terbantai dalam skala besar, dan sebagian anggotanya yang panik lalu berterjunan ke sungai hitam Lim yang membeku dan menghilang tanpa jejak disana. Pembantaian unit-unit Partisan kemudian berlanjut di hari kedua operasi. Aliando bawakan kutipan ocehan dari Miodrag Milovanović Lune (Wakil Komandan Brigade Proletar ke-2): "Pihak Jerman berhasil melakukan terobosan di pagi hari dan menyerbu Pljevlja dari arah jalan. Pada pukul dua siang mereka sudah berada disana. Mereka membuat terkejut orang-orang kami di Jabuka saat menyergap seluruh konvoy manusia dan kendaraan pengangkut suplai di jalan raya. Orang-orang kami tak dapat mempercayai bahwa tank yang mereka lihat adalah milik Jerman, dan beberapa diantaranya - yang tidak tahu - bahkan berusaha melambaikan tangan pada tank-tank tersebut untuk mencari tumpangan! Sementara itu pihak Jerman, gerombolan bandit dan tukang jagal itu, membunuh siapapun yang mereka mau. Mereka cukup duduk di tank-tank mereka dan menembaki kami dengan pistol layaknya pemburu! Dengan sengaja mereka berteriak dan mengajak kami supaya naik tank mereka, sambil menuruni jalanan menuju konvoy kami, sementara orang-orang kami - saat melihat kedatangan tank-tank tersebut - langsung berlarian ke segala arah!"


Sumber :
https://www.instagram.com/p/B6aTdDlhaji/

Sunday, December 22, 2019

Kunjungan Delegasi Bulgaria di Flakturm Berlin

Pada bulan Mei s/d Agustus 1942, delegasi perwira-perwira Angkatan Udara Bulgaria melakukan kunjungan ke rangkaian Flakturm (Menara Flak) Jerman di Berlin. Pada tanggal 2 Desember 1942 OKL (Oberkommando der Luftwaffe) mengeluarkan pengumuman: "Kunjungan ke rangkaian Flak dan fasilitas Luftwaffe di Berlin adalah dalam rangka pelatihan, berlangsung secara rahasia, dan hanya dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Ia (Kepala Operasi) Führungsstab der Luftwaffe". Dalam foto ini, di latar belakang kita bisa melihat gerbang utama dari Gefechtsturm III (Menara Tempur 3) di Humboldthain, dimana truk-truk Wehrmacht bisa keluar-masuk untuk membawa amunisi serta suplai lainnya. Gerbang ini bisa ditutup dengan menggunakan Panzertüren (pintu lapis baja) sebagai sebuah perlindungan tambahan dari upaya penetrasi pihak luar. Saat Tentara Merah mengepung Berlin di bulan April-Mei 1945, mereka terkejut ketika mendapati bahwa bahkan meriam terkuat mereka - yang berkaliber 203mm - tak mampu untuk membuat kerusakan berarti pada lapisan dindingnya yang mempunyai ketebalan 3,5 meter! Pada akhirnya pasukan Soviet dipaksa untuk membiarkan saja para penghuni Flaktürme Jerman ini dalam kondisi terkepung, sampai akhirnya mereka kehabisan persediaan makanan sendiri dan menyerah. Bahkan setelah diduduki oleh pihak musuh pun, menghancurkannya begitu sulit sehingga sebagian besar Flaktürme Jerman (termasuk yang ada dalam foto ini) masih kokoh bertahan sampai hari ini! Seperti biasa, nggak lengkap Aliando ngoceh kalau nggak disebutkan identifikasinya: ketiga dari kanan adalah Generalmajor Ludwig Schilffarth (Kommandeur 1. Flak-Division), sementara kedua dari kanan adalah Oberstleutnant Dr. Ernst Ziem (Kommandeur Turmflakabteilung 123 / 1.Flak-Division). Foto ini sendiri diambil dari buku "Flaktürme Wien Hamburg Berlin" karya Hans Sakkers (halaman 24)



Sumber :
Buku "Flaktürme Wien Hamburg Berlin" karya Hans Sakkers

Friday, December 20, 2019

Para Perwira Feldherrnhalle di Pantai Nice

Dari kiri ke kanan: prajurit tak dikenal, Hauptmann der Reserve Walter Evers (Kommandeur I.Bataillon / Grenadier-Regiment "Feldherrnhalle" / Panzergrenadier-Division "Feldherrnhalle"), perwira tak dikenal, dan Generalleutnant Otto Kohlermann (Kommandeur Panzergrenadier-Division "Feldherrnhalle"). Mereka tampaknya sedang memperhatikan seorang bocah kecil yang sedang sibuk mengambil sesuatu dari permukaan air menggunakan tongkatnya. Foto ini sendiri diambil pada akhir musim panas / awal musim gugur tahun 1943 di Plage des Ponchettes, Nice, saat Panzergrenadier-Division "Feldherrnhalle" baru saja dibentuk di kota pantai di Prancis selatan tersebut, sementara Divisionskommandeur dan staff-nya memilih untuk bermarkas di Monte-Carlo. Divisi ini adalah satu-satunya di seantero Wehrmacht yang sebagian besar prajuritnya diambil dari anggota aktif SA (Sturmabteilung). BTW, bangunan mirip masjid di latar belakang adalah Jetée-Promenade de Nice, sebuah kasino di pinggir pantai yang didirikan pada tahun 1879 dengan desainnya merupakan hasil karya dari arsitek asal Inggris, James Brunlers. Kasino ini menjadi salah satu ikon terkenal kota Nice, dan gambarnya banyak ditemukan dalam kartu pos yang beredar di masa itu. Kini bangunannya sendiri sudah tidak ada lagi setelah pasukan Jerman menghancurkannya di tahun 1944 sebelum mereka ditarik mundur dari Prancis


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=44&t=246146
https://www.nicerendezvous.com/the-casino-of-the-jetee-promenade-in-nice.html

Tuesday, December 17, 2019

Theodor Scherer dan Werner Wrangel

 Generalleutnant Theodor Scherer (tengah, Kommandeur 83. Infanterie-Division) sedang Lagebesprechung (briefing) bersama dengan Pakgeschützführer und Ritterkreuzträger (Komandan Senjata Anti-Tank dan Peraih medali Ritterkreuz) Unteroffizier Werner Wrangel dari Panzerjäger-Abteilung 183 / 83.Infanterie-Division di Velikije Luki, Uni Soviet, pada tanggal 26 November 1943. Ritterkreuz yang tergantung di leher Wrangel (kanan) didapatkannya pada tanggal 8 Februari 1943 saat dia menghancurkan tidak kurang dari 17 tank Soviet yang menyerang posisinya dalam pertempuran malam hari di barat-daya Toropets, dengan hanya mengandalkan satu biji meriam anti-tank 4,7 cm mittlere Panzerabwehrkanone 36(t) L/43,4... di atas bukit yang membeku, dan di tengah badai salju dengan suhu minus 25ºC! Dia menembak terus ke setiap tank musuh yang mendekat sampai meriamnya macet dan seantero awaknya terluka. Tidak menyerah, ditariknya rekan-rekan dari unit infanteri untuk menggantikan mereka, dan ini pun tak lama bertumbangan pula! Usahanya ternyata tidak sia-sia, dan serangan masif musuh mandek sehingga menghindarkan Kampfgruppe Scherer dari pengepungan. Begitu besarnya jasa Wrangel dalam pertempuran tersebut sehingga dia diganjar - tidak hanya satu - tapi empat medali sekaligus (yang tak ada bandingannya dalam sejarah Wehrmacht!): Infanterie-Sturmabzeichen, Eisernes Kreuzes II.Klasse dan I.Klasse, serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes! BTW, dalam foto ini kita bisa melihat bahwa Wrangel mengenakan dienstuhr di lengan kirinya. Dienstuhr adalah jam tangan khusus yang dikeluarkan untuk anggota Wehrmacht (Heer, Luftwaffe dan Kriegsmarine). Jam ini bukanlah merupakan hasil pembelian pribadi, melainkan jatah pemberian dari OKW (Oberkommando der Wehrmacht). Bentuknya hampir serupa, meskipun merknya berbeda-beda. Sesuai dengan mode pada saat itu, Dienstuhr buatan tahun 1930-an mempunyai bentuk segi empat, sementara keluaran tahun 1940-an berbentuk lingkaran.


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2011/09/album-foto-merundingkan-strategi-dan.html

Saturday, December 14, 2019

Biografi Generalfeldmarschall Walter Model

 Generalfeldmarschall Walter Model (24 Januari 1891 - 21 April 1945), tak diragukan lagi, adalah master peperangan defensif terbaik yang dimiliki oleh Jerman dalam Perang Dunia II (1939-1945). Saat Wehrmacht sedang jaya-jayanya di awal-awal peperangan, nama seperti Erwin Rommel, Heinz Guderian dan Erich von Manstein menjadi identik dengan kemenangan dan menjadi idola seluruh rakyat Jerman. Tapi ketika pasukan Hitler berbalik ditekan dimana-mana dari pertengahan sampai dengan akhir perang, maka nama Walter Model lah yang paling mencuat diantara semuanya! Saat Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, dia masih menjadi Kepala Staff IV. Armeekorps dengan pangkat Generalmajor. Kecemerlangannya dalam merancang strategi dan juga dalam memimpin pasukannya membuatnya naik pangkat menjadi dua tingkat hanya dalam waktu dua tahun! Saat pasukan Jerman kelabakan oleh serangan balik Soviet di musim dingin tahun 1941/42, Model ditunjuk oleh Hitler untuk memimpin front yang paling terancam di Rzhev, dimana di kiri, kanan dan depannya adalah musuh semua! Kegigihannya - ditambah dengan mental pantang menyerah - membuat wilayah yang dipimpinnya berubah menjadi "meat grinder" (penggiling daging) bagi setiap pasukan musuh yang berani menyerang. Jenderal Model membangun pertahanan berlapis yang luar biasa sulit untuk ditembus, sementara pasukan cadangan selalu siap sedia manakala satu wilayah Jerman diterobos oleh Rusia. Dalam kurun waktu 15 bulan saja (Januari 1942 s/d Maret 1943), perebutan wilayah Rzhev telah membuat Rusia menderita korban dua juta orang, serta tercatat sebagai kekalahan paling memalukan bagi jenderalnya yang paling brilian, Georgy Zhukov! Meskipun pada akhirnya pasukan Jerman harus mundur, tapi mereka melakukannya bukan karena kalah dalam pertempuran, melainkan karena sebagian unit-unitnya dipindahkan ke Selatan demi membantu 6. Armee yang kewalahan dalam Pertempuran Stalingrad. Rzhev telah membuat nama Model melambung tinggi, dan menbuatnya dijuluki sebagai "Löwe der Abwehr" (Singa Pertahanan). Ujian selanjutnya dari sang jenderal adalah saat dia harus mempertahankan wilayah Orel dari pasukan Rusia yang berkekuatan 5:1. Dibutuhkan tiga minggu pertempuran brutal, korban setengah juta manusia serta hancurnya 2.500 tank sebelum Tentara Merah akhirnya berhasil menguasai Orel, dan itupun bisa terjadi setelah Model, lagi-lagi, diperintahkan untuk menarik mundur pasukannya demi menyeimbangkan posisi dengan pasukan Jerman di front lain yang telah terlebih dahulu balik badan! Begitu dahsyatnya reputasi Model sehingga di akhir tahun 1943 tersebut dia dicopot dari jabatannya sebagai panglima pasukan garis depan, dan diperintahkan oleh Hitler untuk standby, siap untuk dikirim kembali ke front manakala situasi pertempuran telah kritis. Dengan kata lain, kini dia telah menjelma menjadi "Pemadam Kebakaran sang Führer", yang diharapkan dapat memadamkan setiap bencana terburuk yang terjadi! Kepercayaan Hitler tersebut tidak disia-siakannya, dan pada awal tahun 1944 dia mampu memindahkan secara utuh pasukan Jerman di utara Uni Soviet - yang terdesak berat - menuju ke garis pertahanan baru di Estonia, sebuah prestasi yang membuatnya mendapat kenaikan pangkat luar biasa menjadi Generalfeldmarschall. Tak cukup dengan itu, beberapa bulan kemudian dia ditunjuk untuk mempertahankan Ukraina dari Tentara Merah. Seperti sebelumnya, anakbuah Stalin harus merelakan 5.000 tank dan lebih dari satu juta tentara yang menjadi korban sebelum akhirnya mereka merebut Ukraina dari tangan Model! Baru saja menghela nafas, kembali Model ditunjuk oleh Hitler untuk menstabilkan wilayah tengah Front Timur yang acak-acakan setelah Operasi Bagration Soviet di musim panas tahun 1944. Meskipun harus menghadapi kekuatan yang berlipat-lipat ganda - 4:1 manusia, 11:1 tank, 10:1 artileri, dan 8:1 pesawat udara - untuk kesekian kalinya manusia satu ini mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, dan berhasil menunda kekalahan Jerman sampai berbulan-bulan kemudian. Hitler yang berhutang budi langsung mengganjar Model dengan medali tertinggi yang bisa dipersembahkan oleh Jerman: Brillanten, yang hanya dimiliki oleh 27 orang saja di seantero Wehrmacht! Tidak itu saja, dengan bangga sang pemimpin Jerman menyebut Model sebagai "Marsekalku yang terbaik"! Walter Model kemudian diungsikan ke Front Barat, untuk menghadang gerak maju Sekutu yang seakan tak tertahankan setelah pendaratan di Normandia beberapa bulan sebelumnya. Dengan kegigihan dan sikap pantang menyerah yang sama, dia berhasil menstabilkan front dan membuat pasukan gabungan Amerika, Inggris dan Prancis terhenti di perbatasan Jerman. Upaya Sekutu untuk menerobos pertahanan Wehrmacht berujung dengan kegagalan dalam Operasi Market Garden dan Pertempuran Hutan Hürtgen. Ini terbukti menjadi kemenangan terakhir Model, karena dalam dua kancah peperangan berikutnya - Pertempuran Bulge dan Kantong Ruhr - dia harus merelakan reputasinya ternodai. Kesimpulannya: bahkan seorang dewa perang seperti Model pun tak dapat lagi menolong kondisi pasukan Jerman yang sudah hancur-hancuran, yang pasukan terdepannya kini diisi oleh orang-orang yang terlalu tua atau terlalu muda! Di bulan April 1945, ketika dihadapkan pada pilihan untuk menyerah kepada musuhnya (Marsekal Montgomery), Model memilih untuk pergi ke hutan seorang diri, lalu menembak kepalanya dengan pistol yang dibawanya. Salah satu pahlawan terbesar Jerman dalam Perang Dunia II tersebut kini telah tiada, dan jenazahnya kemudian dikuburkan dalam satu liang lahat bersama dengan seorang prajurit biasa yang "kebetulan" terbunuh di hari yang sama. Sebagai penutup, saya bawakan ucapan yang umum dibawakan oleh prajurit Jerman di Front Timur pada saat itu: "Dimana ada Model, maka tak akan terjadi hal yang salah".



Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/02/album-foto-terbaik-walter-model.html

Thursday, December 12, 2019

Manusia Penghancur Tank Günther Viezenz

Di sepanjang karir militernya, Hauptmann Günther Viezenz (1 Februari 1921 – 14 Januari 1999) - "Sang Manusia Penghancur Tank" - telah berhasil meng-K.O. 21 buah tank musuh dengan tangannya sendiri! Di antara berbagai senjata-genggam-tangan yang telah digunakannya di antaranya adalah panzerfaust, T-mines, hollow charge, granat, dan lain-lain. Viezenz mampu melakukannya karena dia mempunyai kecerdikan - dan ketenangan luar biasa - dalam pertempuran, sesulit apapun. Untuk prestasinya yang luar biasa tersebut, dia tercatat sebagai penerima terbanyak Panzervernichtungsabzeichen (Tank Destruction Badge): 4 buah Gold (untuk 20 tank yang dihancurkan) serta 1 Silver (untuk 1 tank), sebuah penghargaan yang tidak diberikan pada unit khusus anti-tank. Selain itu, Viezenz juga mendapatkan medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang didapatkannya pada tanggal 7 Januari 1944 sebagai Oberleutnant dan Chef 10.Kompanie / III.Bataillon / Grenadier-Regiment 7 / 252.Infanterie-Division. Setelah perang usai dia bergabung dengan Bundeswehr (1 April 1956 - 30 Maret 1980), dan pensiun dengan pangkat Oberst (Kolonel). Kerennya, manusia satu ini adalah orang yang benar-benar rendah hati serta low profile, dimana setelah perang usai dia bahkan tak pernah bercerita ke siapapun atas prestasinya yang luar biasa tersebut! Tak heran sangat sedikit informasi yang bisa didapatkan tentangnya, karena Viezenz hampir tidak pernah mau diwawancarai tentang pengalaman perangnya (konon dia sendiri pernah curhat bahwa dia hanya menerima total tujuh Panzervernichtungsabzeichen saja, sesuai dengan yang di foto). Viezenz meninggal dunia pada tahun 1999, dan jenazahnya dikebumikan di Melaten-Friedhof, Köln (Jerman). Medali dan penghargaan lain yang telah diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse (30 Juni 1941) und I.Klasse (10 Oktober 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (26 September 1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz (15 Mei 1942, untuk luka tanggal 19 November 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (3 September 1942); Panzervernichtungsabzeichen in Silber (diterima 7 buah sekaligus pada 29 November 1943, selanjutnya terus bertambah); Verwundetenabzeichen in Silber (19 April 1945); serta Verdienstkreuz der Bundesrepublik Deutschland I.Klasse (1979)


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2011/05/album-foto-tokoh-third-reich-peraih.html

Monday, December 9, 2019

Tertawannya Jenderal Alfred Gutknecht

 Foto koleksi NARA (National Archives) jepretan koresponden perang Snyder ini memperlihatkan beberapa saat setelah Generalmajor Alfred Gutknecht (Höherer Kommandeur der Kraftfahrtruppen beim Oberbefehlshaber West) ditawan oleh pasukan Amerika Serikat, pada tanggal 29 Agustus 1944. Dia ditangkap saat kendaraan yang membawanya berpapasan dengan konvoy kendaraan lapis baja Amerika - yang sedang bergerak maju dengan kecepatan tinggi menuju wilayah yang masih dikuasai oleh Jerman - di dekat Fismes, Prancis, yang terletak di jalan antara Reims dan Soissons. Bisa dibilang bahwa ini adalah puncak kesedihan dan depresi sang jenderal (jelas terlihat dari ekspresi di wajahnya, yang sangat kontras dengan tampang nyengir kuda MP di sebelahnya!). Ketika dia dipindahkan dari posisinya sebagai perwira Staff Grenzabschnittskommando Nord menjadi Staff 16. Armee di Front Barat tak lama setelah berakhirnya invasi Jerman atas Polandia tahun 1939, dokumen Beurteilung (Evaluasi) tentang Gutknecht menyebutkan bahwa dia - yang saat itu masih berpangkat Oberst - terang-terangan menangis dan meminta untuk tetap ditempatkan di wilayah Timur demi untuk tetap dekat dengan istrinya yang sakit-sakitan di wilayah Ostpreußen (Prusia Timur)! Personalamt-nya bahkan dibubuhi komentar pedas: "Bila kita tak dapat mencegah adanya kolonel cengeng di militer kita, setidaknya kita masih dapat mencegahnya untuk menjadi jenderal yang cengeng!" Dalam masa penahanan Sekutu di Inggris dan Amerika Serikat, kepakaran Gutknecht di bidang otomotif membuatnya dipercaya oleh pihak penawannya untuk membantu mereka dalam menyusun informasi tentang unit transportasi Wehrmacht dalam Perang Dunia II. Meskipun begitu, kerinduan yang mendalam akan istri tercinta jauh di seberang lautan membuat Gutknecht - yang depresi berat - sampai dimasukkan ke rumah sakit jiwa khusus tawanan perang! Pada musim gugur tahun 1946, Gutknecht mendapat kabar bahwa istri tercintanya telah meninggal dunia, padahal saat itu dia baru saja dibebaskan dan sedang menunggu pengurusan dokumen-dokumen keberangkatan ke Prusia Timur (yang waktu itu diduduki oleh pasukan Soviet). Tak kuat lagi menanggung derita, duka dan kerinduan tiada tara, Alfred Gutknecht kemudian bunuh diri pada malam tanggal 12-13 November 1946 di Bringhausen, Kreis Waldeck, Nordhessen (Jerman)...


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/05/album-foto-tokoh-third-reich-yang.html

Sunday, December 8, 2019

Biografi Generalleutnant Artur Schmitt

 Generalleutnant Artur Schmitt (20 Juli 1888 - 15 Januari 1972) bergabung dengan Angkatan Darat Bavaria pada tahun 1907 dengan pangkat Fahnenjunker. Dia bertempur dalam Perang Dunia Pertama, tapi kemudian tidak terpilih ke dalam 4.000 orang perwira Reichswehr Republik Weimar sehingga berhenti pada tahun 1920. Dia lalu bergabung ke dalam unit polisi Bavaria, dan pada tahun 1934 sudah berpangkat Oberstleutnant. Ketika Wehrmacht diaktifkan setahun kemudian, Schmitt mengajukan permohonan untuk masuk kembali, dan diterima. Dia menghabiskan sebagian besar masa tugasnya sebagai perwira yang mengurusi suplai dan perbekalan, dengan jabatan terakhirnya adalah sebagai "Kommandant Rückwärtige Armeegebiet 556 (Komandan Wilayah Garis Belakang Pasukan 556) yang berada di bawah kendali Panzergruppe Afrika pimpinan "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel. Ketika pada akhir tahun 1941 pihak Inggris meluncurkan "Operation Crusader" di Afrika Utara, depo suplai Afrikakorps di Bardia - yang sekaligus menjadi markas Schmitt - terkepung oleh Sekutu. Disana hanya ada sedikit pasukan tempur, sementara sisanya adalah petugas administrasi dan perbekalan serta sekutu Italia yang tak bisa diandalkan (total 6.400 orang). Meskipun begitu, Schmitt - yang menjadi perwira dengan pangkat tertinggi - menolak untuk menyerah begitu saja. Selama sebulan penuh dia menggagalkan setiap usaha terobosan dari musuh, dan hanya setelah sumber airnya habis - bertepatan dengan Tahun Baru 1942 - barulah dia dan pasukannya menyerah, sekaligus mengembalikan 1.100 orang tawanan Inggris yang mereka dapatkan dalam proses terobosan musuh sebelumnya yang gagal! Cerita belum berakhir disini sodara-sodara... Schmitt merasa bahwa sekutu Italia yang bertempur bersamanya kurang terlalu berguna dalam pertempuran, dan dia menyatakannya terus terang - kepada pers internasional yang mewawancarainya tak lama sesudah dia ditangkap - bahwa dia pastilah akan bertahan lebih lama lagi bila saja tak "dibebani" oleh keberadaan mereka! Hal ini kemudian menimbulkan kontroversi internasional, sampai-sampai pemerintah Italia secara resmi mengajukan keberatan kepada Jerman, yang harus diredakan langsung oleh Hitler. Bagaimana dengan Rommel sendiri? Dia berdiri di pihak Schmitt, dan malah merekomendasikan jenderalnya yang jujur dan apa adanya tersebut untuk mendapatkan medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, yang akhirnya didapatkan oleh Schmitt pada tanggal 5 Februari 1942 sebagai Generalmajor dan Kommandant Rückwärtige Armeegebiet 556 und Führer Division Bardia / Panzergruppe Afrika. Tidak hanya itu, pangkatnya pun dinaikkan setingkat menjadi Generalleutnant... dan ini semua berlangsung saat Schmitt sudah berstatus sebagai tawanan perang! Sudah berakhir ceritanya? Belum! Dalam perjalanan di kapal transport "Pasteur" milik Inggris yang akan membawanya ke kamp tawanan perang di Kanada, Schmitt - bersama dengan dua orang perwira tinggi Afrikakorps lainnya yang ditawan - yaitu Generalleutnant Johann von Ravenstein dan Oberstleutnant der Reserve Wilhelm Bach - berencana untuk menguasai kapal dan membawanya ke Singapura yang dikuasai oleh Jepang. Sialnya, rencana ini keburu ketahuan sebelum sempat terlaksana, sehingga tentara Inggris memisahkan ketiga orang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) ini dalam sel terpisah dari yang lainnya. Schmitt kemudian menjalani masa tahanannya sampai tahun 1947. OK, sekarang pasti sudah the end kan? Belum beibeh, karena jasa Schmitt kemudian dipakai oleh Liga Arab untuk melawan negara Israel yang baru berdiri (selama masa tugasnya, dia tinggal di Kairo dengan nama samaran "Tuan Goldstein")! Schmitt kemudian menghabiskan sisa hidupnya di Münich sampai dengan meninggalnya pada tahun 1972. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Königlich Bayerische Prinz Regent Luitpold-Jubiläums-Medaille (6 Maret 1911); 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (13 Mei 1918) und I.Klasse; Königlich Bayerischer Militär-Verdienstorden IV.Klasse mit Schwertern (27 Juni 1918); Königlich Bayerischer Militär-Verdienstorden IV.Klasse mit Krone und Schwertern; Kolonial-Abzeichen (Elefantenorden); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Dienstauszeichnung IV. und I.Klasse; serta 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse. BTW, foto ini diambil saat status Schmitt sudah menjadi tawanan perang di Camp 30, Bowmanville, Ontario (Kanada). Dia dengan bangga memperlihatkan medali Ritterkreuz-nya, yang khusus dikirim dari Berlin dengan menggunakan jasa Palang Merah Internasional!


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?t=127412

Guderian dalam Inspeksi di Bouillon (1940)

 General der Panzertruppe Heinz Guderian (Kommandierender General XIX. Armeekorps [motorisiert]) dalam tur inspeksi di Bouillon, pada tanggal 12 Mei 1940. Pagi sebelumnya di hari yang sama, kota di selatan Belgia tersebut jatuh ketangan salah satu unit yang berada di bawah komandonya (Schützen-Regiment 1 / 1.Panzer-Division). Di hari itu pula Guderian memindahkan markas staff-nya sampai dua kali karena serangan tanpa henti bomber-bomber Sekutu: pertama di Hotel Panorama di lembah sungai Semois, lalu ke hotel yang lebih kecil di utara Bouillon, dan selanjutnya pindah lagi ke sebuah hotel di desa Bellevaux-Noirefontaine. BTW, para perwira yang mengenakan seragam hitam "sonderbekleidung der deutschen panzertruppen" (pakaian khusus pasukan panzer Jerman) di belakang Guderian berasal dari Panzer-Aufklärungs-Abteilung 4 - yang merupakan bagian dari 1. Panzer-Division - dengan komandannya, Major Dr. Alexander von Scheele, berada di belakang Guderian dengan kepala sedikit tertutup. Sementara itu, paling kanan adalah Oberstleutnant Gustav-Adolf Riebel (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant XIX. Armeekorps [motorisiert]).


Sumber :
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_146-1980-004-32,_Heinz_Guderian_in_Bouillon,_Frankreich.jpg
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=245847&p=2237945#p2237945

Thursday, December 5, 2019

Rommel Diwawancarai Setelah Jatuhnya Tobruk

 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") asyik ngoceh saat sedang diwawancarai oleh Kriegsberichter Lutz Koch, yang menodongkan mikrofon merk Beyer M 19b ke mulutnya, sementara bildberichter di belakang mereka sibuk merekam gambar dengan kamera Arriflex 35mm. Di belakang Rommel terlihat seorang operator sedang sibuk bekerja menggunakan magnetofon AEG "Tonschreiber d (Dora)" - yang tercatat sebagai magnetofon (perekam magnetik) portabel pertama di dunia - diatas mobil Horch Typ 40 mittlerer geländegängiger Personenkraftwagen (m.gl.Pkw) Kfz 15. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 22 Juni 1942 saat pasukan Jerman baru saja merebut Tobruk dari tangan Sekutu. Kota pantai di Libya ini mempunyai peran sangat strategis dalam kancah pertempuran Afrika Utara, dan penguasaannya membuat rakyat Jerman terbuai dalam euforia: pendudukan Mesir hanya tinggal menunggu waktu, dan setelahnya adalah bersatunya pasukan Jerman dari Rusia dan Afrika di Kaukasus! Wawancara ini disiarkan secara langsung ke tanah air Jerman, dan didengarkan oleh begitu banyak orang, termasuk oleh Adolf Hitler dan konco-konconya. Di hari itu juga sang Führer - yang merasa sangat gembira - memutuskan untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa untuk jenderal favoritnya tersebut, dari Generaloberst (Kolonel-Jenderal) menjadi Generalfeldmarschall (Marsekal-Jenderal), sebuah pangkat yang secara resmi tidak ada pensiunnya!


Sumber:
Buku "Afrikakorps" karya Francois de Lannoy
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=222516&p=2237298#p2237298

Wednesday, December 4, 2019

Foto Berwarna Alfred-Ingemar Berndt

 SS-Brigadeführer Alfred-Ingemar Berndt (22 April 1905 - 28 Maret 1945) adalah seorang jurnalis, penulis, dan kolaborator setia dari Menteri Propaganda Nazi Jerman Joseph Goebbels. Berndt menuliskan pengalamannya tentang penyerbuan Jerman atas Prancis dalam buku "Tanks Break Through!", dan dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab dalam menciptakan mitos propaganda tentang ketangguhan "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel di medan perang Afrika Utara. Meskipun telah menjadi pejabat di Kementerian Propaganda dari masa awal berkuasanya Hitler di tahun 1933, Berndt rela melepaskan zona nyamannya untuk kemudian mendaftar sebagai sukarelawan Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) saat Perang Dunia II pecah, dengan pangkat sebagai prajurit biasa! Setelah kesuksesan Blitzkrieg di Barat pada tahun 1940, Berndt balik lagi ke pekerjaan lamanya sebagai penulis dan jurnalis. Pada bulan Mei 1941 dia kembali ke front, dan kali ini bersama dengan Rommel di Afrika. Berndt - yang mempunyai enam jari di salah satu kakinya (!) - dipercaya untuk menjadi reporter propaganda sekaligus mengisi buku harian Rommel. Meskipun tak lama kemudian dia dipanggil pulang oleh Goebbels, Berndt tetap tidak meninggalkan Afrikakorps, dan bolak-balik Jerman-Afrika sampai akhirnya Rommel terusir dari sana di tahun 1943. Berndt kemudian melanjutkan tugasnya sebagai pakar propaganda, dan dipercaya untuk menulis tentang Pertempuran Stalingrad, penyerahan pasukan Jerman di Tunisia serta Pembantaian Katyn. Pada tanggal 24 Mei 1944, dua minggu sebelum Sekutu mendarat di Normandia, dia menembak mati seorang pilot Amerika yang tertangkap oleh Jerman. Tindakannya jelas-jelas telah melanggar hukum perang yang telah ditetapkan oleh Konvensi Jenewa, tapi Berndt tak pernah dihadapkan ke mahkamah militer karena keburu tewas dalam pertempuran di Hungaria. Ternyata dia telah mendaftar sebagai sukarelawan perang untuk kesekian kalinya, dan kali ini ditugaskan ke Divisi Wiking sebagai seorang perwira Waffen-SS! Medali dan penghargaan yang telah diterimanya: Julleuchter der SS (16 Desember 1935); SS Zivilabzeichen Nr. 80734; Deutsche Olympia Ehrenzeichen I.Klasse (16 Agustus 1936); SA Sportabzeichen; Goldenes Hitlerjugend Ehrenzeichen; Traditions Gau Abzeichen; Medaille zur Erinnerung an den 13 März 1938; Medaille zur Erinnerung an den 1 Oktober 1938 mit Spange “Prager Burg”; Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Mei 1940) und I.Klasse (6 Juni 1940); Verwundetenabzeichen in Schwarz (Juni 1940) und in Silber (3 Juli 1942), Medaglia d'Argento al Valore Militare Italia (2 Juli 1941); Grande Ufficiale dell’Ordine della Corona d’Italia; Deutsch-italienische Feldzugsmedaille Afrika; Allgemeines-Sturmabzeichen (1942); Ungarisches Grossoffizierkreuz des Verdienstorden; Goldenes Ehrenzeichen der NSDAP (30 Januari 1943), Ärmelband "Afrika"; Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern und Kriegsverdienstkreuz I.Klasse ohne Schwerter; serta Dienstauszeichnung der NSDAP in Silber


Sumber :
Foto koleksi pribadi Douglas E. Nash
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=38&t=50844&start=15

Upacara Pemakaman Generaloberst Ernst Udet

Upacara pemakaman Generaloberst Dr.-Ing. h.c. Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe) yang diselenggarakan pada tanggal 21 November 1941. Jenazah sang mantan jagoan udara Jerman dalam Perang Dunia Pertama tersebut - yang kemudian mati karena bunuh diri - kini diantarkan menuju ke tempat peristirahatannya yang terakhir di Invalidenfriedhof, Berlin. Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) memimpin para jenderal Wehrmacht yang berjalan di belakang peti jenazah. Tepat berada di depan Göring adalah barisan jagoan udara Luftwaffe yang bertindak sebagai penjaga kehormatan, dari kiri ke kanan: Hauptmann Gordon Gollob (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 3) dan Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 53). Sementara itu, yang berada di baris pertama di belakang Göring adalah, dari kiri ke kanan: General der Flieger Bruno Loerzer (Kommandierender General II. Fliegerkorps), General der Infanterie Georg Thomas (Chef Wehrwirtschafts und Rüstungsamt), Generaloberst Hubert Weise (Luftwaffen-Befehlshaber Mitte), Dr. ing. Prof. h.c. Fritz Todt (Reichsminister für Bewaffnung und Munition) yang mengenakan seragam kehormatan Generalmajor Luftwaffe, serta General der Flieger Karl-Heinrich Bodenschatz (Chef des Ministeramts des Reichsministers für Luftfahrt und Oberbefehlshaber der Luftwaffe)


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=29879&p=2237234#p2237234

Monday, December 2, 2019

Terbunuhnya Jenderal Gott di Afrika Utara

 Di siang hari tanggal 7 Agustus 1942, empat pesawat Messerschmitt Bf 109 dari II.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika" tinggal landas dari pangkalan mereka di Quotaifiya, yang terletak di jalan pantai Mediterania sekitar 72 kilometer sebelah barat El Alamein, Mesir. Mereka berangkat untuk melakukan patroli "Freie Jagd" (Berburu Bebas) rutin di belakang garis pertahanan Sekutu. Di waktu yang bersamaan, sebuah pesawat transport Bristol Bombay dari Nr. 219 Squadron RAF (Royal Air Force) Inggris terbang sendirian dari Heliopolis ke front terdepan pertempuran di Mesir untuk mengambil prajurit-prajurit yang terluka, dan kemudian menerbangkannya kembali ke rumah sakit di Kairo. Di lapangan udara terdepan Sekutu di Burg-el-Arab, Sergeant Hugh "Jimmy" James, sang pilot Bombay berusia 18 tahun, diperintahkan untuk membawa seorang penumpang istimewa: Lieutenant-General William Gott, yang baru beberapa jam sebelumnya ditunjuk untuk menjadi Panglima Eighth Army Inggris menggantikan Jenderal Claude Auchinlek, dan kini membutuhkan pesawat transport secepatnya untuk terbang kembali ke Kairo demi menghadiri sebuah pertemuan penting. Pesawat Bombay biasanya terbang dalam ketinggian rendah - sekitar 15 meter di atas daratan - untuk menghindari terdeteksi oleh pesawat-pesawat Jerman yang berada di sekitarnya. Meskipun begitu, penerbangan kali ini terpaksa dilakukan di ketinggian 150 meter demi menghindari kondisi overheating dari mesin Bristol Pegasus XXII yang diusung oleh pesawat itu. Di ketinggian inilah - sewaktu sedang melintasi bagian tenggara Alexandria - pesawat transport lamban Bombay tersebut terlihat oleh "schwarm" (kawanan) Bf 109 yang terbang di atasnya, yang dipimpin oleh Oberfeldwebel Emil Clade. Dengan hanya bermodalkan dua senapan mesin Vickers sebagai alat pertahanan diri, Bristol Bombay jelas bukanlah tandingan dibandingkan dengan empat pesawat pemburu Luftwaffe dari 5.Staffel / JG 27 tersebut, yang kemudian menukik bagaikan elang dari ketinggian 6.000 meter. Rentetan tembakan dari Oberfeldwebel Clade membuat pilot James berusaha mendaratkan pesawatnya secara darurat. Saat para penumpang berusaha berhamburan keluar dari pesawat yang terbakar tersebut, Bf 109 yang dipiloti oleh Unteroffizier Bernhard Schneider tiba-tiba menukik lalu memberondong tembakan senapan mesin ke arah mereka. Ke-17 orang penumpang yang berada di daratan kehilangan nyawanya, dan hanya menyisakan satu yang selamat yang masih berada di dalam pesawat, yaitu pilot James. Diantara yang terbunuh di hari itu adalah Jenderal Gott - yang ironisnya, mempunyai julukan "Strafer" alias pemberondong - yang tercatat sebagai perwira dengan pangkat tertinggi Inggris yang tewas oleh musuh dalam Perang Dunia II! Pesawat Bombay yang dipiloti oleh Sergeant James sendiri adalah satu-satunya korban dari Freie Jagd Jerman di hari itu, tapi akibat yang ditimbulkannya jauh lebih besar dari yang disadari oleh semua pihak: kematian Gott berakibat dibutuhkannya seorang pemimpin baru untuk Eighth Army Inggris, dan orang yang kemudian terpilih adalah seorang perwira tidak terkenal bernama Bernard Law Montgomery. Dialah yang nantinya memimpin kemenangan Sekutu dalam pertempuran menentukan El Alamein di Afrika Utara dua bulan kemudian, dan yang membuat "si Rubah Gurun" Erwin Rommel harus mundur dari Mesir. Tidak hanya itu, Montgomery pula orangnya yang menerima penyerahan seluruh pasukan Jerman di Eropa Barat dan Utara pada tanggal 4 Mei 1945...


Sumber :
Buku "Jagdgeschwader 27 Afrika" karya John Weal