Monday, January 30, 2023

Tentara Jerman Beristirahat di Desa Ukraina


Pasukan Wehrmacht dari 6. Armee beristirahat sambil menunggu perintah untuk bergerak kembali di sebuah desa Ukraina yang tak diketahui namanya, selama berlangsungnya Unternehmen Blau (Operasi Biru) di musim panas tahun 1942. Foto ini diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division. Unternehmen Blau - terkadang disebut Fall Blau (Kasus Biru) adalah nama sandi yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Jerman untuk rencana ofensif strategisnya di selatan Rusia di musim panas tahun 1942, yang kemudian berlangsung dari tanggal 28 Juni s/d 24 November 1942. Operasi militer ini adalah kelanjutan dari Unternehmen Barbarossa yang berlangsung setahun sebelumnya, yang bertujuan untuk memaksa Uni Soviet keluar dari peperangan. Seperti sebelum-sebelumnya, pihak Jerman mengandalkan metode "pengepungan massal", yang melibatkan dua serangan bercabang: satu mengarah pada ladang minyak Rusia di wilayah Baku, Kaukasus, sementara yang lainnya mengarah ke kota Stalingrad di sepanjang sungai Volga, untuk melapisi bagian samping gerak maju ke Baku. Untuk kepentingan ini, Heeresgruppe Süd dibagi dua menjadi Heeresgruppe A dan B. Heeresgruppe A ditugaskan untuk melintasi pegunungan Kaukasus demi mencapai ladang minyak wilayah Baku, sementara Heeresgruppe B melindungi bagian sampingnya di sepanjang sungai Volga. Pada awalnya, ofensif Jerman berjalan dengan mulus, dimana pasukannya berhasil mencapai wilayah Kaukasus dan mengambil-alih wilayah yang begitu luasnya serta beberapa ladang minyak dari tangan Rusia (bila saja pihak Jerman meneruskan gerak-majunya ke arah timur dan selatan, maka ada kemungkinan mereka bertemu dengan pasukan Jepang yang sedang bertempur di wilayah Birma dan India, suatu hal yang begitu dikhawatirkan oleh pihak Sekutu!). Pada kenyataannya, Tentara Merah mampu membalikkan keadaan dan mengalahkan sang penyerbu di kota Stalingrad (yang telah menjadi puing-puing) melalui operasi balasan, Uranus dan Saturnus Kecil. Kekalahan ini memaksa pasukan Poros untuk mundur dari wilayah Kaukasus di awal tahun 1943, dan hanya menyisakan wilayah Kursk dan Kuban yang masih tetap berada dalam penguasaan mereka.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2017/12/foto-unternehmen-blau-fall-blau.html

Pasukan Bersepeda Jerman di Volga


Dengan dipimpin oleh seorang perwira yang berada paling depan, Radfahrkompanie (kompi bersepeda) Wehrmacht bergerak maju di wilayah Volga dengan tujuan Astrakhan, selama berlangsungnya "Fall Blau" (Ofensif Musim Panas Jerman di wilayah selatan Rusia), bulan Agustus 1942. Mereka semua menggunakan sepeda khusus militer yang dinamakan Truppenfahrrad M42. Sepeda jenis ini dilengkapi setang dengan tambahan pegangan untuk menyimpan barang-barang seperti kain zeltbahn tenda, pakaian pelapis ataupun panzerfaust. Di rangka tengah terdapat kotak peralatan yang cukup untuk menyimpan dua buah steilhandgranate, sementara di bagian belakang bisa dipasangkan rak khusus tempat menyimpan perlengkapan tambahan yang dinamakan sebagai "Gepackträger für Truppenfahrrad". Selain itu, lampu depannya bisa secara ganda ditenagai oleh dinamo ataupun baterai. Pasukan darat Jerman (Heer, Waffen-SS atau Feld-Division Luftwaffe) biasanya dilengkapi oleh satuan bersepeda, minimal setingkat zug (peleton). Selain berfungsi untuk membantu pergerakan pasukan, Truppenfahrrad juga bisa digunakan sebagai pembawa pesan ataupun penyambung komunikasi antara komandan dengan pasukannya di garis depan.

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/M42_Truppenfahrrad
https://www.seattlepi.com/national/article/Photos-The-hell-that-was-the-Eastern-Front-of-8315541.php

Sunday, January 29, 2023

Upacara Pemakaman Jenderal Hube



Staatsbegräbnis (Upacara Pemakaman Kenegaraan) untuk  Generaloberst Hans-Valentin Hube (Oberbefehlshaber 1. Panzerarmee), yang diselenggarakan di Berlin pada tanggal 26 April 1944. Sang jenderal tewas lima hari sebelumnya saat pesawat yang membawanya jatuh di Austria, hanya berselang satu hari setelah dia dianugerahi medali super bergengsi Brillanten untuk Ritterkreuz-nya! Peti mati Hube disemayamkan selama beberapa waktu di Neue Reichskanzlei, sementara euloginya dibacakan oleh Generaloberst Heinz Guderian (Generalinspekteur der Panzertruppen). Foto ini memperlihatkan saat peti mati sang jenderal dibawa ke Invalidenfriedhof untuk dikebumikan. Empat orang penjaga kehormatan yang membawa pedang di kanan dan kiri adalah pula pahlawan-pahlawan perang Jerman - baca: Ritterkreuzträger - sama halnya seperti Hube. Lajur kiri: di depan adalah General der Panzertruppe Walther Nehring (Kommandierender General XXIV. Panzerkorps), sementara di belakangnya adalah General der Infanterie Hans Gollnick (Führerreserve Oberkommando des Heeres). Lajur kanan: di depan adalah General der Panzertruppe Heinrich Eberbach (Inspekteur der Panzertruppe beim Befehlshaber des Ersatzheeres), sementara di belakangnya adalah General der Panzertruppe Hermann Breith (Kommandierender General III. Panzerkorps).

Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewforum.php?f=5

Saturday, January 28, 2023

Jagoan Luftwaffe Herbert Ihlefeld Dibebaskan dari Kamp Tawanan

Foto ini berasal dari album milik 5. Panzer-Division sewaktu berlangsungnya Balkanfeldzug (invasi Jerman atas Yugoslavia), dan memperlihatkan saat Jagoan udara Luftwaffe Hauptmann Herbert Ihlefeld yang baru saja dibebaskan dari kamp tawanan Serbia di Blace, tanggal 14 April 1941. Pada saat foto ini diambil, Kapten Udara Ihlefeld menjabat sebagai Gruppenkommandeur dari I.Gruppe (Jagd) / Lehrgeschwader 2 (LG 2). Gruppe-nya sendiri dilengkapi dengan pesawat-pesawat pemburu dari jenis Messerschmitt Bf 109E. Di hari pertama invasi, 6 April 1941, Ihlefeld ditembak jatuh oleh senjata anti pesawat Yugoslavia sehingga harus mendarat darurat di dekat Nis dengan kondisi terluka di kepala. Dalam kata-kata Ihlefeld sendiri: "Di awal tahun 1941 aku dan unitku mendapat perintah untuk beroperasi di wilayah Balkan dan disini, dalam sebuah misi penetrasi jauh ke wilayah musuh pada tanggal 6 April, pesawatku ditembak jatuh oleh flak, membuatku terluka parah dan ditawan oleh musuh. Delapan hari kemudian aku dibebaskan oleh pasukan Jerman yang sedang bergerak maju. Aku kemudian menghabiskan waktu selama enam minggu untuk masa pemulihan sebelum ditugaskan kembali di Front Timur." Dalam foto ini sendiri, Ihlefeld mengenakan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes di lehernya, sementara dua medali yang tersemat di bagian kiri seragamnya di dapatkannya di kancah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) yaitu, dari atas ke bawah: Insignia Piloto Ejercito del Aire (Spanish Pilot's Wing) dan Spanienkreuz in Gold mit Schwertern.



Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://www.asisbiz.com/il2/Bf-109E/LG2-Stab.html
http://www.elknet.pl/acestory/belgra/belgra.htm
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?t=31421
https://www.militarysignaturearchive.co.uk/pilot/herbert-ihlefeld/

Sunday, January 8, 2023

Oberst Gerhard Wilck dan Pasukannya di Aachen

 Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Scheerer pada bulan Oktober 1944, dan memperlihatkan Oberst Gerhard Wilck (tak bertopi) yang sedang menerima laporan dari anakbuahnya yang baru saja pulang dari patroli militer di sekitar kota Aachen, Nordrhein-Westfalen. Di belakang Wilck adalah salah satu dari banyak bunker yang merupakan bagian dari Siegfriedwall, barisan benteng pertahanan di perbatasan Barat Jerman. Sang Kolonel diserahi tanggungjawab sebagai Komandan 246. Volksgrenadier-Division sekaligus Kampfkommandant Aachen. Dia diberi perintah tegas untuk mempertahankan kota tersebut sampai mati, karena tak hanya Aachen adalah wilayah asli Jerman pertama yang terancam oleh musuh, tapi juga karena kota tersebut mempunyai nilai sejarah sebagai ibukota "Reich Pertama" yang didirikan oleh Charlemagne (747-814 Masehi), seperti yang dikatakan oleh seorang perwira Jerman, "Kini kita tak lagi menjadi tentara penjajah Nazi, melainkan tentara Jerman yang sedang mempertahankan tanah airnya." Pertempuran berkobar dari tanggal 2 Oktober 1944, dimana pasukan Wehrmacht dengan gigih mempertahankan setiap jengkal pertahanan mereka sambil berupaya menimbulkan korban sebanyak mungkin pada pihak penyerbu Sekutu. Tentara Amerika baru bisa mencapai wilayah kota pada tanggal 13 Oktober, dan pertempuran terus berlanjut dari satu bangunan ke bangunan yang lain, dengan masing-masingnya dipertahankan dengan keras kepala oleh 5.000 orang tentara Jerman yang tersisa. Pasukan penyerang dipaksa untuk secara konstan menambah kekuatannya demi untuk menggantikan korban yang terus berjatuhan. Tentara yang bertahan sendiri menderita korban besar, dan baru menyerah pada tanggal 21 Oktober saat persediaan amunisi dan perbekalan sudah hampir habis. Dengan berlinang air mata, Oberst Gerhard Wilck dan sisa-sisa pasukannya menyerahkan diri pada pasukan Amerika dari 26th Infantry Regiment. Ketakutan bahwa keluarganya di Jerman akan menjadi sasaran kemarahan Hitler membuat sang Kolonel menangis tersedu-sedu saat menandatangani surat penyerahan tanpa syarat. Pertempuran Aachen sendiri membuat tentara Amerika kehilangan 7.000 orang prajuritnya yang menjadi korban (dengan 2.000 orang diantaranya terbunuh), sementara pihak Jerman kehilangan 5.000 orang ditambah jumlah yang sama yang menjadi tawanan perang.


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2016/06/foto-pertempuran-aachen-2-21-oktober.html
https://audiovis.nac.gov.pl/obraz/902/

Friday, January 6, 2023

Hans von Seeckt Bersama Infanterie-Regiment 67


Desember 1936: Mantan Chef des Heeresleitung masa Reichswehr - dan orang yang paling berjasa dalam pengembangan militer Jerman di masa sebelum Nazi - Generaloberst z.V. Hans von Seeckt, mengadakan kunjungan ke markas Infanterie-Regiment 67, dimana dia diangkat menjadi Komandan Resimen Kehormatan atau "Chef des Regiment" (Seeckt sendiri mengenakan insignia Chef des Regiment dan bukannya insignia jenderal). Disini dia - berdiri di tengah menghadap kamera - sedang memperhatikan komandan upacara yang juga merupakan komandan Infanterie-Regiment 67, Oberst Ernst Seifert. Di sebelah kiri adalah Generalmajor Ernst Busch (Kommandeur 23. Infanterie-Division), sedangkan di sebelah kanan adalah Generaloberst Werner Freiherr von Fritsch (Oberbefehlshaber des Heeres). Dari tanggal 15 Oktober 1935, Infanterie-Regiment 67 (Seifert) berada di bawah komando 23. Infanterie-Division (Busch). Kemungkinan besar foto ini diambil pada saat upacara penganugerahan Chef des Regiment untuk Generaloberst Seeckt.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2017/10/chef-des-regiments.html

Thursday, January 5, 2023

Kurt Oppenländer: Jenderal Tukang Mabok


Generalleutnant Kurt Oppenländer (11 Februari 1892 - 17 Maret 1947). Dia digadang-gadang sebagai salah satu komandan lapangan terbaik yang dimiliki oleh Jerman dalam Perang Dunia II. Di tahun 1942 dia telah mendapatkan medali Ritterkreuz, Deutsches Kreuz in Gold serta Anerkennungsurkunde sebagai bukti kepiawaiannya dalam memimpin pasukan serta keberaniannya dalam menghadapi musuh. Kalau saja dia meneruskan karir militernya yang gemilang sebagai komandan di front pertempuran, bisa jadi dia akan mendapatkan lebih banyak lagi medali dan penghargaan. Tapi semua itu tidak terjadi, dan dia harus menghabiskan sisa perang sebagai perwira garis belakang yang "tidak bonafid". Satu-satunya alasannya adalah ini: kebiasaan MABOK. Pada bulan Oktober 1942 atasannya, General der Artillerie Walther von Seydlitz-Kurzbach, mencopotnya dari jabatannya sebagai Komandan 305. Infanterie-Division karena menemukannya sedang mabok berat saat melakukan inspeksi mendadak ke markas divisi tersebut di Stalingrad! Karena Oppenländer adalah seorang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) - yang otomatis membuatnya berstatus sebagai pahlawan perang - maka dia tidak diajukan ke mahkamah militer melainkan hanya dipulangkan ke kampung halamannya untuk mendapat evaluasi akan tindakannya yang tak patut tersebut. Diketahui bahwa luka yang didapatnya di masa Perang Dunia Pertama membuat Oppenländer menderita ketergantungan pada obat bius dan alkohol. Setelah menjalani rehabilitasi di Reservelazarett Freiburg, dia mendapat kepercayaan untuk menjadi Komandan 198. Infanterie-Division pada bulan Juni 1944... hanya untuk dipecat dua bulan kemudian dengan alasan yang sama! Oppenländer kemudian dikirim kembali ke Reservelazarett, dan pada bulan November 1944 dia membuat onar di sebuah acara rumah sakit saat melecehkan istri-istri prajurit yang berkunjung, dalam kondisi mabuk berat. Kali ini kelakuannya sudah tidak bisa ditolerir lagi, karena sang jenderal dianggap sudah melakukan "Wehrkraftzersetzung" alias tindakan yang merugikan kepentingan militer Jerman di masa perang. Atas perintah langsung dari Kepala Oberkommando der Wehrmacht Wilhelm Keitel, Oppenländer dihukum kurungan di rumahnya sambil menunggu keputusan pemecatannya dari Angkatan Bersenjata secara tidak hormat. Perang Dunia II keburu berakhir sebelum keputusan tersebut dikeluarkan, sementara Kurt Oppenländer sendiri kemudian ditangkap oleh pasukan Amerika pada tahun 1945 dan tutup usia dua tahun kemudian dalam status masih sebagai tawanan perang. Sebuah sumber menyebutkan bahwa dia meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh kebiasaannya minum alkohol...

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Kurt_Oppenl%C3%A4nder
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=258695
https://www.tracesofwar.com/persons/12991/Oppenl%C3%A4nder-Kurt-Generalleutnant.htm

Tuesday, January 3, 2023

Foto Grup Infanterie-Regiment 46


Para perwira Heer (Angkatan Darat Jerman) dalam sebuah foto grup tanpa keterangan tempat dan waktu. Petunjuk pertama adalah ini: dari ketiadaan Wehrmacht Dienstauszeichnungen (Penghargaan Panjang Pengabdian Angkatan Bersenjata) di baris medali mereka, maka kita bisa mengetahui bahwa foto ini setidaknya diambil sebelum bulan Oktober 1936 saat pertama kali medali tersebut dikeluarkan. Selain itu, dari keberadaan medali Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914-1918 (Salib Kehormatan untuk Veteran Perang Dunia Pertama), maka bisa dikatakan bahwa foto ini diambil setelah bulan Juli 1934 saat medali tersebut pertama kali dikeluarkan. Mengenai wajah-wajahnya sendiri ada tiga orang yang bisa dikenali: Memegang pedang di sebelah kanan adalah Oberst Heinrich Strack (Pangkat terakhir Generalleutnant), dengan medali Pour le Mérite di lehernya. Berdiri di sebelah kiri Strack adalah Hauptmann Dr.phil. Erwin Kaschner (pangkat terakhir Generalmajor). Yang terakhir, berdiri paling kiri di belakang Kaschner adalah Hauptmann Hasso von Foller. Dari periode 1934 s/d 1936, ketiga orang ini mengabdi di satu unit yang sama: Infanterie-Regiment Neumünster, yang pada bulan Oktober 1935 berganti nama menjadi Infanterie-Regiment 46. Strack menjabat sebagai Regimentskommandeur, sementara Kaschner dan Foller masing-masing menjadi Kompaniechef. Semua orang dalam foto ini mengenakan Schulterriemen und Leibriemen alias Sam Browne Belt alias Tali Bahu, sebuah praktek yang dihilangkan setelah penyerbuan Jerman ke Polandia pada tahun 1939 karena dianggap terlalu ribet!

Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=22876&p=2450095#p2450095

Sunday, January 1, 2023

Teropong Gunting di Lubang Pertahanan Sewaktu Barbarossa

Prajurit-prajurit infanteri Wehrmacht memperhatikan pergerakan tentara Rusia dari lubang pertahanan mereka tak lama sebelum dilakukannya sebuah serangan. Foto ini diambil pada tanggal 10 Juli 1941 sewaktu berlangsungnya Unternehmen Barbarossa, invasi Jerman atas Uni Soviet, dan pertama kali dipublikasikan pada bulan Oktober 1941. Seorang perwira berpangkat Leutnant tampak mengintip melalui "teropong gunting" Scherenfernrohr S.F.14.Z.Gi. Alat optik ini dikembangkan oleh perusahaan Leitz yang juga adalah produsen kamera Leica. Bentuknya sendiri merupakan hibrida antara teropong genggam standar dengan periskop, yang memungkinkan sang pengamat yang menggunakannya untuk tetap terlindungi, dengan hanya bagian "mata" teropongnya yang terlihat oleh musuh. Pihak Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) sendiri menggunakannya secara luas, dari mulai sebagai sarana observasi umum (di darat dan di kendaraan) sampai dengan alat pengarah tembakan artileri. BTW, tali pengikat di schulterklappen (tanda pangkat bahu) Letnan dalam foto ini menunjukkan bahwa dia sebenarnya telah berpangkat satu tingkat lebih tinggi (Oberleutnant), hanya saja baru secara "de facto" (di lapangan) dan belum secara "de jure" (melalui surat keputusan resmi alias RDA, Rangdienstalter). Satu lagi: lencana bergambar petir yang digunakan prajurit berpangkat Obergefreiter di belakang sang perwira menunjukkan bahwa dia adalah anggota Nachrichtentruppe (Pasukan Sandi/Komunikasi).

Sumber ;
https://www.theatlantic.com/photo/2011/07/world-war-ii-operation-barbarossa/100112/

Upacara Penganugerahan Ritterkreuz untuk Alfred-Hermann Reinhardt

Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberstleutnant Alfred-Hermann Reinhardt (Kommandeur Infanterie-Regiment 421 / 125.Infanterie-Division). Sebagai pengalung medali di leher Reinhardt adalah Generalmajor Wilhelm "Willi" Schneckenburger (Kommandeur 125. Infanterie-Division). Reinhardt menerima medali bergengsi tersebut pada tanggal 4 Desember 1941, sebagai penghargaan atas pencapaian resimen yang dipimpinnya dalam operasi pengepungan pasukan Soviet di Kiev. Melalui penguasaan wilayah Tarasovka yang strategis pada tanggal 20 September 1941, pihak Jerman mampu mencegah ratusan ribu Tentara Merah yang berusaha kabur dari Kantong Kiev yang terkepung. Berkali-kali pihak musuh berusaha menerobos keluar melalui jalan satu-satunya yang masih terbuka, dan berkali-kali pula usaha mereka digagalkan oleh aksi heroik Letkol Reinhardt dan anakbuahnya. Pada akhirnya, 452.700 pasukan Rusia yang terkepung menjadi tawanan perang pihak Jerman, ditambah lagi dengan 43 divisi yang musnah, 2.600 meriam artileri yang menjadi rampasan perang, sementara hanya 15.000 orang yang berhasil meloloskan diri keluar dari kepungan! Pertempuran Kiev (7 Juli - 26 September 1941) sendiri tercatat sebagai pengepungan terbesar dalam sejarah.

Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Kiev_(1941)
http://ritterkreuztraeger.blogspot.com/2023/01/ritterkreuz-award-ceremony-for-alfred.html
https://www.tracesofwar.com/persons/16456/Reinhardt-Alfred-Hermann.htm