Monday, March 30, 2020

Feldwebel Bertl Cramer dari 4. Panzer-Division

Feldwebel Berthold "Bertl" Cramer (30 April 1917 - 22 Juli 1943) berpose di atas sebuah "Heckenspringer" yang dirampas dari tangan Rusia dalam Pertempuran Orel tahun 1942, sementara di belakangnya terparkir deretan Panzerkampfwagen III dari I.Abteilung / Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division. Cramer adalah fahrer (supir) panzer berpengalaman dari Meinrad von Lauchert serta Hans-Detloff von Cossel (keduanya adalah Ritterkreuzträger dari 4. Panzer-Division) yang telah terlibat dalam 125 operasi tank. Dalam Operasi Kutuzov di Kromy (Orel) bulan Juli 1943 dia kehilangan nyawanya bersama dengan Major Cossel dan Obergefreiter Nikolaus Schuster saat Panzerbefehlswagen III yang mereka tunggangi dilempari granat oleh tentara Rusia melalui lubang palka turet yang terbuka sekitar pukul 10:00 pagi. Jenazah ketiganya dikuburkan berdampingan tidak jauh dari lokasi kejadian. Saat itu Cramer mempunyai seorang pacar dari Lüdenscheid yang sedang mengandung buang hatinya... Medali dan penghargaan yang diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse serta Panzerkampfabzeichen in Silber


Sumber :
http://voncossel.blogspot.com/

Tuesday, March 24, 2020

Gerd dan Reinhard Suhren

 Suhren Bersaudara yang sama-sama merupakan Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) dari U-bootwaffe, dalam sebuah foto yang diambil pada tahun 1940-1941. Dari kiri ke kanan: Oberleutnant (Ing.) Gerd Suhren (16 Mei 1914 - 6 Mei 1991) dan Oberleutnant zur See Reinhard "Teddy" Suhren (16 April 1916 - 25 Agustus 1984). Sang kakak Gerd yang pertama kali mendapatkan Ritterkreuz pada tanggal 21 Oktober 1940 sebagai seorang LI (Leiter-Ingenieur alias Kepala Mesin) di U-37 (dia tercatat sebagai perwira mesin pertama di seantero Kriegsmarine yang mendapatkan medali bergengsi tersebut!). Adiknya Reinhard menyusul tak lama kemudian, pada tanggal 3 November 1940, sebagai seorang 1. Wachoffizier (Perwira Pengawas Pertama) di U-48, kapal selam Jerman paling sukses dalam Perang Dunia II. Prestasi Reinhard tidak mentok disitu saja, karena ketika diberi kepercayaan untuk menjadi komandan kapalnya sendiri, U-564, dia "menggila" dengan menenggelamkan 19 kapal (dengan satu diantaranya kapal perang) yang dicatatkannya hanya dalam jangka waktu kurang lebih satu tahun saja! Atas prestasinya yang tidak main-main tersebut, Reinhard diganjar dengan dua medali tambahan untuk Ritterkreuz-nya: Eichenlaub (31 Desember 1941) dan Schwerter (1 September 1942). Kedua bersaudara ini selamat sampai dengan akhir perang. Saat sang kakak Gerd melanjutkan karir militernya di Bundesmarine (Angkatan Laut Jerman Barat), Reinhard memilih untuk menolak berkali-kali ajakan untuk bergabung di satuan yang sama, dengan menyatakan secara tegas bahwa dia tidak sudi bertugas di sebuah institusi militer yang memandang semua mantan prajurit Wehrmacht sebagai sekumpulan kriminal belaka!


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/02/album-foto-tokoh-third-reich-dan.html

Sunday, March 22, 2020

Penganugerahan Ritterkreuz untuk Karl Jörß

 Upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Bootsmannsmaat und Bord-Flakführer Karl Jörß (Marine-Bordflakabteilung Mittelmeer), yang berlangsung pada tanggal 17 Februari 1943. Cuplikan dari artikel media Jerman tertanggal 22 Februari 1943 menerangkan alasan pemberian Ritterkreuz untuk jagoan Flak Kriegsmarine ini: "Satuan anti pesawat udara Angkatan Laut Jerman di Perairan Mediterania - yang ditempatkan di kapal-kapal transport - sejauh ini telah berhasil menembak jatuh 76 pesawat udara Sekutu. Tugas yang dibebankan kepada para awak Flak ini seringkali membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan keteguhan untuk melaksanakannya, demi untuk mengkonsentrasikan tembakan pada pesawat-pesawat musuh yang menyerang kapal-kapal dagang beserta bawaannya yang berharga. Dalam situasi seperti ini, bahkan waktu beberapa menit pun bisa begitu menentukan, dan kesuksesan pertahanan di dalamnya sangat tergantung pada kemampuan komandan satuan anti pesawat kapal tersebut serta senjata-senjata yang berada di bawah kendalinya. Dalam pertempuran mempertahankan diri menghadapi begitu banyak serangan udara yang datang, Karl Jörß telah membuktikan kapasitasnya yang luar biasa sebagai seorang pemberani bertangan dingin dan penuh kehati-hatian. Dedikasinya pada tugas yang tak tertandingi juga memberi inspirasi pada para anakbuahnya dalam meraih prestasi yang tidak main-main. Melalui pengendalian tembakan tingkat tinggi, dia berhasil mematahkan setiap serangan udara yang mengarah pada kapalnya dengan menembak jatuh 12 pesawat musuh, dan dengan begitu telah berjasa dalam menyelamatkan barang bawaan yang berharga. Lebih luar biasa lagi, prestasi yang diraih oleh Bootsmannsmaat Jörß dibukukannya di Perairan Mediterania yang terkenal mempunyai medan yang sangat sulit. Dia mendapatkan kehormatan sebagai bintara pertama di seantero Kriegsmarine yang mendapatkan medali setinggi Ritterkreuz."






Sumber :
http://histomil.com/viewtopic.php?f=4&t=13568&start=50

Penganugerahan DKiG untuk Karl rettlinger

 Foto ini diambil pada tanggal 28 Maret 1943 di Kharkov, dan memperlihatkan upacara penganugerahan medali Deutsches Kreuz in Gold untuk SS-Obersturmführer Karl Rettlinger (Chef 3.Batterie / SS-Sturmgeschütz-Abteiluing 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler"). Yang menyematkan medali adalah SS-Obersturmbannführer Georg Schönberger (Kommandeur SS-Panzer-Regiment 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler"), sementara yang memperhatikan di latar belakang adalah SS-Sturmbannführer Max Wünsche (Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler"). Dalam foto ini, Schönberger dan Wünsche sama-sama mengenakan topi lapangan (feldmütze) M38 yang biasanya dipakai oleh pasukan panzer Heer. Kurang dari satu tahun setelah foto ini diambil - tepatnya pada tanggal 20 Desember 1943 - Rettlinger mendapatkan medali yang lebih bergengsi untuk koleksi keluarganya di rumah: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, yang didapatkannya setelah kompi Sturmgeschütz ke-3 pimpinannya menghancurkan 65 tank serta 124 senjata anti-tank Soviet dalam Pertempuran Kursk!


Sumber :
https://www.no457.com/forums/viewtopic.php?t=564&start=10

Tawanan Perang Jerman di Stalingrad

Foto hasil karya Georgi Zelma ini memperlihatkan para perwira tinggi Wehrmacht yang menjadi tawanan Soviet di akhir Pertempuran Stalingrad, yang sedang menunggu giliran untuk diinterogasi di markas besar Jenderal Vasily Chuikov pada tanggal 31 Januari 1943, beberapa jam setelah mereka menyerahkan diri. Wajah-wajah mereka suram, sesuram bayangan masa depan yang akan mereka hadapi sebagai tawanan Komunis Rusia. Sebagai identifikasinya, dari kiri ke kanan: Generalmajor Dr.rer.pol. Otto Korfes (Kommandeur 295. Infanterie-Division), Oberstleutnant im Generalstab Gerhard Dissel (Ia Erster Generalstabsoffizier 295. Infanterie-Division), General der Artillerie Max Pfeffer (Kommandierender General IV. Armeekorps), General der Artillerie Walther von Seydlitz-Kurzbach (Kommandierender General LI. Armeekorps), Oberst im Generalstab Johannes "Hans" Crome (Chef des Stabes IV. Armeekorps), dan seorang Ordonnanzoffizier dari IV. Armeekorps yang tak diketahui namanya. Dalam Pertempuran Stalingrad sendiri - yang berlangsung dari tanggal 23 Agustus 1942 s/d 2 Februari 1943 - tercatat 30 orang jenderal Axis yang menyerahkan diri (24 Jerman dan 6 Rumania). Selain itu, ada pula 8 jenderal yang berhasil terbang keluar (7 Jerman dan 1 Rumania), 4 jenderal yang gugur dalam pertempuran (3 Jerman dan 1 Rumania), serta 2 jenderal yang bunuh diri (semuanya dari Jerman)!


Sumber :
https://www.akg-images.co.uk/CS.aspx?VP3=SearchResult&VBID=2UMESQ547GJM_C&SMLS=1&RW=1396&RH=612&POPUPPN=2&POPUPIID=2UMEBMBK9OWK4

Sunday, March 15, 2020

Messerschmitt Bf 109 Milik AURI

AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) dahulu pernah memiliki empat buah pesawat Messerschmitt Bf 109, tapi sayangnya saat Agresi Belanda ke-2 keempat pesawat tersebut hancur di lapangan udara Maguwo (Yogyakarta). Bagaimana ceritanya sampai pesawat Luftwaffe sekelas Messerschmitt Bf 109 sampai berada di Indonesia? Mereka adalah bekas pesawat Jepang yang tertinggal di Lapangan Andir Bandung, lalu diterbangkan ke Maguwo hingga hancur karena serangan Belanda (Jepang memang pernah menerima beberapa Bf 109 dari jerman sebagai bentuk alih teknologi, dan hasilnya adalah versi lokal Kawasaki KI61 Hien). Dari lima buah Bf 109 yang diterima, empat buah diantaranya dikirim ke lapangan udara Andir Bandung sedangkan satu buah lagi dijadikan bahan riset untuk menghasilkan KI61 Hien. Di buku Alutsisa TNI AU Periode tahun 1946 - 1950 disebutkan bahwa di lapangan udara Andir ditemukan pesawat Ki 61 Hien. Apakah itu yang dimaksud dengan Messerschmitt Bf 109 ini? Abdul Rachman Saleh juga pernah membaca buku petunjuk untuk bisa menerbangkan pesawat Mustang Jepang ini, dimana di dalam buku "Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan Jilid III" diterangkan oleh Marsda TNI Purn R. A. Wiriadinata bahwa dia pernah mendampingi Abdul Rachman Saleh di Pangkalan Udara Singosari Malang sekitar paruh kedua tahun 1946 hingga paruh pertama tahun 1947, yang mana Pak Abdul Rachman Saleh sibuk mempelajari buku-buku dan kokpit pesawat Mustang Jepang. Yang menarik untuk dikaji adalah: apakah yang dimaksud dengan Mustang Jepang tersebut sebenarnya adalah Ki 61 Hien atau Messerschmitt Bf 109? Karena kalau itu yang didapat di Bandung itu kemungkinan yang versi Messerschmitt Bf 109. Selain pesawat Messerschmitt Bf-109E ( Emil )-7, Jepang juga diketahui membangun pesawat pemburu yang menyerupai pemburu Luftwaffe kerena mendapat bantuan teknis dari Jerman yaitu Mitsubishi J8M Shusui yang mirip Me-163 Komet dan Nakajima Kikka yang mirip jet tempur Me-262. Foto sebagai ilustrasi.


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2013/07/album-foto-third-reich-dan-indonesia.html

Awak Kapal THOR Jerman di Balikpapan

Foto ini memperlihatkan para perwira dari hilfskreuzer (kapal penjelajah pembantu) THOR berpose bersama seorang warga pribumi di Balikpapan, Kalimantan (saat itu bernama Borneo), di bulan September 1942. Yang memakai kacamata di sebelah kiri adalah Leutnant zur See Heinz Tischer (Kriegsberichter yang mengiringi pelayaran kedua THOR), sementara yang berkacak pinggang dan memakai belati di kanan adalah Dr. Kurt Sudan, perwira administratif THOR. Meskipun kita tidak bisa melihat detailnya, tapi pelaut yang berdiri paling kiri memakai Mützenabzeichen Thor (lencana tradisional Thor) di bagian samping topinya. Orang-orang Jerman ini mengenakan Weißer Dienstanzug (pakaian tugas putih musim panas) dari ujung atas sampai ujung bawah.

Weißer Dienstrock (Seragam tugas putih musim panas) untuk pertama kalinya diperkenalkan secara resmi pada tahun 1939 sebagai "baju jalan-jalan" para perwira Wehrmacht dan SS. Sebelumnya telah ada penampakan seragam putih semacam itu, yang terlihat dikenakan oleh para bintara dalam event Olimpiade Musim Panas di Berlin pada tahun 1936, hanya saja pemakaiannya khusus di momen olahraga terbesar di dunia tersebut, dan tidak selainnya. Menurut regulasi, Weißer Dienstrock hanya bisa digunakan dalam kurun waktu antara tanggal 1 April s/d 30 September setiap tahunnya, dan kemudian pemakaiannya benar-benar dilarang dari tanggal 15 Juni 1940 "sampai dengan berakhirnya perang" (meskipun bukti foto-foto yang ada memperlihatkan bahwa seragam elegan satu ini banyak pula dipakai setelah tanggal tersebut oleh para perwira yang ngeyel alias mbalelo alias culangung). Seragam ini secara resmi harusnya dipadukan dengan celana yang berwarna senada, hanya saja sebagian besar foto yang berseliweran di buku dan website justru memperlihatkan perpaduan antara seragam putih dengan celana berwarna abu-abu atau hitam!




Sumber :
Foto koleksi pribadi Martin J.W.
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=8&t=7751&hilit=ludwig+bahls
https://gmic.co.uk/profile/1906-martin-w/content/?type=forums_topic_post&page=12

Wachablösung (Pergantian Penjaga) di Reichskanzlei

Ritual pergantian penjaga di gerbang Neue Reichskanzlei di Wilhelmstraße 78, yang merupakan bangunan tempat kerja Adolf Hitler selama masa tinggalnya di Berlin (untuk kediaman pribadinya, sang Führer lebih memilih bangunan Reichskanzlei lama). Video ini diambil pada bulan Agustus 1939, tak lama setelah turunnya hujan yang membasahi lantai. Para penjaga pilihan tersebut diambil dari 1.Kompanie / Leibstandarte SS Adolf Hitler, yang juga menyediakan pasukan penjaga kehormatan saat Hitler kedatangan para tamu negara dari dalam dan luar Jerman. Khusus untuk penjagaan di Reichskanzlei, maka biasanya diisi oleh SS-Mann Ewald Lindloff, Harry Mengershausen, Hermann Karnau, serta beberapa orang lagi yang tidak tercatat namanya


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=38&t=23646&hilit=ludwig+bahls

Saturday, March 14, 2020

Kunjungan Delegasi Militer Axis ke Bandung

 Rombongan atase militer negara-negara sahabat Jepang di Tokyo (Jerman, Italia, Rumania dan Finlandia) tiba di lapangan udara Andir, bandung, dalam rencana kunjungan satu hari untuk melihat bekas-bekas pertempuran antara Hindia-Belanda dan Jepang yang berkobar beberapa minggu sebelumnya. Di belakang terlihat pesawat transport Mitsubishi Ki-57 "Topsy", kemungkinan model pertama yang mempunyai dua mesin 850p, yang mengangkut rombongan tersebut dalam perjalanan udara dari Palembang ke Bandung. Pesawat tersebut tampaknya telah mendapat tambahan cat kamuflase yang cukup signifikan di sekujur badannya. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 25 Maret 1942, dalam rangkaian tur para atase militer tersebut ke wilayah-wilayah kekuasaan baru Jepang di Asia Tenggara (Malaya, Singapura, Hindia-Belanda dan Filipina). Dari Jerman diwakili oleh Oberst Alfred Kretschmer, dari Italia oleh Kolonel Guido Bertoni, dari Rumania oleh Brigadir-Jenderal Gheorghe Bagulescu, dan dari Finlandia oleh Kolonel Auno Kaila. Setelah tiba di Andiri, mereka lalu berangkat menuju Lembang sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke Batavia, dimana para perwira ini dijamu dengan makan malam mewah rijsttafel yang berisi berbagai macam makanan lokal yang disajikan oleh 20 orang pelayan. Dalam foto ini, kita bisa melihat Oberst Kretschmer (Jerman) berjalan paling depan sambil memberi hormat, sementara persis di belakangnya adalah, dari kiri ke kanan: Jenderal Bagulescu (Rumania), Kolonel Kaila (Finlandia), dan Kolonel Bertoni (Italia).


Sumber :
http://arawasi-wildeagles.blogspot.com/2013/01/vips.html

Friday, March 13, 2020

General der Infanterie a.D. Alfred Krauss

Alfred Krauss (26 April 1862 - 29 September 1938) adalah purnawirawan General der Infanterie era Kekaisaran Austro-Hungaria yang pensiun dari militer pada tahun 1918. Dalam Perang Dunia Pertama, perannya sebagai Komandan Korps Pertama begitu menonjol sehingga dia dianugerahi medali tertinggi kekaisaran Jerman (Sekutu Austro-Hungaria) - yaitu "Blue Max" alias Pour le Mérite - pada tanggal 12 November 1917. Ketika Austria dianeksasi oleh Nazi Jerman secara damai pada tahun 1938, sang pahlawan perang mendapat keistimewaan untuk mengenakan seragam Wehrmacht dalam acara-acara resmi ataupun hanya untuk sekedar update foto profil Facebook, meskipun notabene Krauss tidak pernah bergabung dengan Angkatan Bersenjata Jerman atau, setidaknya, aktif kembali di kemiliteran! Keistimewaan seperti itu biasanya diberikan pada orang-orang tertentu yang dianggap special pake telor, yaitu orang-orang terhormat yang namanya melegenda seperti halnya Krauss. Praktek semacam ini sendiri mempunyai nama resmi "Berechtigung zum Tragen der deutschen Unifrom mit den Rangabzeichen eines Generals der Infanterie" (Hak untuk mengenakan seragam Jerman dengan pangkat Jenderal Infanteri), dan secara tertulis dianugerahkan kepada Krauss dalam sebuah dokumen tertanggal 1 April 1938. Dalam foto ini - yang memperlihatkan sang purnawirawan dalam usianya yang telah menginjak tahun ke-76 - Krauss masih setia pada setelan kumis dan cambang jadul segede tokay yang populer di abad ke-19, yang sangat kontras bila dibandingkan dengan kumis-kumis standar ala Chaplin yang umum di masa Hitler! Hanya beberapa bulan kemudian dia meninggal dunia - tepatnya pada tanggal 29 September 1938 - dan kemudian jenazahnya dikebumikan dalam sebuah upacara kenegaraan (Staatsbegräbnis) keesokan harinya, yang dihadiri oleh para petinggi militer dan pemerintahan Nazi Jerman untuk wilayah Ostmark, nama baru Austria setelah menjadi bagian dari Jerman.




Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?t=92013
https://gmic.co.uk/topic/39839-silly-old-buggers-pretending-to-be-wehrmacht-generals/

Tuesday, March 10, 2020

Heinz Guderian dalam Operasi Barbarossa


Generaloberst Heinz Guderian (Oberbefehlshaber Panzergruppe 2) memegang peta selama berlangsungnya brifing lapangan dengan jenderal-jenderalnya di Rusia, di dekat sebuah tank medium Jerman dari jenis Panzerkampfwagen III, musim panas tahun 1941. Dari kiri ke kanan: Generalmajor Walther Nehring (Kommandeur 18. Panzer-Division), Oberst im Generalstab Rudolf Bamler (Chef des Generalstabes XXXXVII. Armeekorps), General der Panzertruppe Joachim Lemelsen (Kommandierender General XXXXVII. Armeekorps), Generalleutnant Hans-Jürgen von Arnim (Kommandeur 17. Panzer-Division), dan Generaloberst Guderian. Panzergruppe 2 dibentuk pada bulan November 1940 dari Panzergruppe Guderian (pada bulan Oktober 1941 dia dinamai ulang menjadi 2. Panzerarmee). Satuan lapis baja yang membawahi beberapa Korps Angkatan Darat ini mempunyai peranan penting dalam fase awal Unternehmen Barbarossa, invasi Jerman atas Uni Soviet, di tahun 1941. Panzergruppe 2 berada di bawah komando Heeresgruppe Mitte (Generalfeldmarschall Fedor von Bock), dan menjadi ujung tombak di sayap kanan (selatan), sementara Panzergruppe 3 (Generaloberst Hermann Hoth) mempunyai peranan yang sama di sayap kirinya (utara). Dalam prosesnya, kedua grup lapis baja ini menghancurkan berpuluh-puluh AD Tentara Merah, terutama dalam pertempuran sengit di Bialystok dan Minsk dimana ratusan ribu prajurit Soviet berhasil ditawan. Salah satu bagian dari Panzergruppe 2 adalah XXXXVII. Armeekorps, yang membawahi 17. dan 18. Panzer-division


Sumber :
https://ww2colorfarbe.blogspot.com/2020/03/heinz-guderian-during-barbarossa.html

Sunday, March 8, 2020

Tank-Tank Panzer-Regiment 5 di Tripoli

Sebagian besar personil dan perlengkapan milik Panzer-Regiment 5 (bagian dari 5. Leichte-Division) tiba di pelabuhan Tripoli, Libya, pada tanggal 10 Maret 1941, dimana mereka kemudian diturunkan dari kapal-kapal yang membawanya. Untuk tank sendiri, yang diturunkan di hari itu tercatat sebagai berikut: 25 buah Panzer I Ausf.A, 45 buah Panzer II Ausf.C, 61 buah Panzer III Ausf.G, 17 buah Panzer IV Ausf.D, 3 buah Panzerbefehlswagen I, dan 4 buah Panzerbefehlswagen III Ausf.E. Leutnant Joachim Schorm dari 6.Kompanie / II.Abteilung / Panzer-Regiment 5 menuliskan di buku hariannya akan kedatangannya untuk pertama kalinya di benua Afrika serta keadaan yang dijumpainya disana: "Kami memasuki pelabuhan di Tripoli. Akhirnya kami selamat sampai disini! Hanya terpaut 24 kilometer dari sini, ini nyata, satu buah kapal dagang Italia serta dua kapal tanker ditenggelamkan oleh kapal selam Sekutu. Di belakang Kolonel dan ajudan, aku meninggalkan Marburg pada pukul 13:00 dengan mendahului setengah anggota kompi ke-6. Suasana di dermaga begitu indah tak terlukiskan. Rommel dan perwira-perwira Jerman lainnya masih mengenakan seragam abu-abu lapangan Eropa, sementara anggota Luftwaffe sudah dibalut baju dan celana pendek berwarna khaki. Bagaimana dengan pasukan Italia? Mereka mengenakan seragam apa saja yang bisa mereka temukan!" Foto ini memperlihatkan Panzer-Panzer III Ausf.G yang sedang diturunkan dari kapal pengangkut yang membawanya. Tank jenis ini dipersenjatai dengan meriam L/42 kaliber 50mm, dan mempunyai tambahan ventilator turet yang dipasang di bagian atas kubah, persis di depan cupola. Selain itu, tank-tank dari jenis Panzer III Ausf.G juga telah dilengkapi dengan cupola jenis baru yang berbeda dari versi sebelumnya. Di sebelah tengah dan atas kita bisa melihat truk-truk transport Wehrmacht dari jenis Le.gl. Einheits LKW (leichter geländegängiger Lastkraftwagen) 6x6 "Einheitsdiesel” kapasitas 2,5 ton yang sedang mengangkut perbekalan.



Sumber :
https://www.facebook.com/groups/1728158044141689/

Thursday, March 5, 2020

Jenderal Rudolf Schmidt Bermain Piano

 Generaloberst Rudolf Schmidt (Oberbefehlshaber 2. Panzerarmee) bermain piano di acara pesta perpisahannya yang bertempat di Orjol, Rusia, tanggal 4 Maret 1943. Pada tanggal 11 April 1943 dia digantikan secara resmi oleh General der Infanterie Erich-Heinrich Clößner, setelah sebelumnya secara terbuka menyatakan kritiknya pada cara Hitler dan Oberkommando der Wehrmacht dalam menjalankan peperangan. Schmidt diberikan status hiatus sebagai Führerreserve, dan tak lama kemudian dibawa ke depan Reichskriegsgericht (Mahkamah Tinggi Peperangan). Saudaranya, Hans Thilo Schmidt, telah dipenjara karena dituduh berkhianat menjadi spion Prancis, dan sebuah surat yang "tidak mengenakkan" dari sang Generaloberst telah ditemukan bersamanya. Tapi Schmidt kemudian berhasil lolos dari dakwaan Reichskriegsgericht, dan Generalstabsrichter Karl Sack hanya merekomendasikan untuk membawanya ke psikiater! Pada bulan September 1944 dia berusaha untuk dikembalikan ke tugas aktif oleh Reichsführer-SS Heinrich Himmler, tapi permintaan ini ditolak oleh Hitler. Pada tahun 1947 Schmidt ditangkap oleh Tentara Merah di wilayah Jerman yang dikuasai oleh Soviet. Dia dibawa ke Rusia dengan status sebagai tawanan perang. Disana dia didakwa dengan hukuman mati, tapi kemudian diampuni dan hanya mendapat hukuman penjara. Baru pada musim dingin tahun 1955/56, Rudolf Schmidt kembali ke tanah airnya... sebagai salah satu tawanan terakhir di bumi Soviet!


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/03/album-foto-bermain-musik-nazi-jerman.html

Hermann Fegelein dan Gretl Braun

Pasangan suami istri SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Hermann Fegelein (Verbindungsoffizier zwischen dem Reichsführer-SS und dem Führerhauptquartier) dengan Margarete Berta "Gretl" Braun di hari pernikahan mereka, tanggal 3 Juni 1944. Keduanya adalah orang dekat Hitler (Fegelein adalah Perwira Penghubung Himmler di Führerhauptquartier, sementara Gretl adalah kakak dari Eva Braun kekasih Hitler). Pernikahan mereka diselenggarakan di Salzburg (Austria), sementara resepsinya di Obersalzberg (Jerman). Bisa dibilang bahwa ini adalah sebuah pernikahan politis yang dirancang oleh Fegelein untuk tambah meningkatkan karir militernya (seperti yang disebutkan dalam buku karangan Ian Kershaw dan William L. Shirer). Sang oportunis SS dikenal sebagai seorang playboy dan banyak mempunyai affair dengan wanita lain. Sekretaris Hitler, Christa Schroeder dan Traudl Junge, mengenang bahwa Fegelein adalah seorang pria yang cukup populer secara sosial, terutama di kalangan para wanita. Dia tampan, terpandang, dan merupakan seorang pahlawan perang. Dalam hal kepribadiannya, Fegelein juga dikenal sebagai seorang yang humoris, enak diajak berbicara, serta pandai memikat lawan jenis. Eva Braun, kakak iparnya, bisa dibilang senang sekali mempunyai seorang teman baru yang bisa diajak dansa-dansi serta bersenang-senang, karena Hitler tidak terlalu suka bersosialisasi dalam pesta dan tidak pernah terbuka dalam hal perasaan pribadi. Hermann Fegelein berusaha keras untuk menjalin persahabatan dengan sekretaris Hitler yang berkuasa, Martin Bormann. Dia secara rutin menghadiri acara minum-minum di kediaman Bormann, dan sekali pernah mengatakan kepada Junge bahwa yang paling penting dalam hidupnya hanyalah "karir dan bersenang-senang"! Persahabatan antara Fegelein dan Bormann sirna di hari-hari terakhir bulan April 1945 saat suami Gretl tersebut ketahuan desersi dari Führerbunker, dan ditemukan dalam pelukan wanita lain yang bukan istrinya. Martin Bormann lah yang kemudian memerintahkan agar Fegelein dihukum mati oleh pasukan penjaga SS yang menangkapnya! Pasangan Fegelein-Gretl dikaruniai seorang putri, Eva Fegelein, yang lahir pada tanggal 5 Mei 1945, berselang hanya satu minggu setelah ayahnya dieksekusi. Sang anak nantinya meninggal karena bunuh diri pada tahun 1971 akibat dilanda kesedihan yang mendalam setelah kekasihnya meninggal dalam kecelakaan lalulintas. Gretl Braun sendiri kemudian menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1954, dan meninggal dunia dengan tenang pada tahun 1987 di usia 72 tahun


Sumber :
https://alifrafikkhan.blogspot.com/2020/03/pernikahan-hermann-fegelein-dan-gretl.html

Awak StuG Bermain Kartu Remi

Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Vorpahl pada tanggal 3 Mei 1944 di wilayah selatan Front Timur, dan memperlihatkan prajurit-prajurit Jerman dari unit Sturmartillerie yang sedang menghabiskan waktu luang di tengah kancah pertempuran dengan bermain kartu remi. Hangatnya pergantian cuaca dari musim semi ke musim panas telah mulai terasa, dan pakaian tebal pun kini berganti cawat dan changchuts. Di belakang mereka terparkir barisan Sturmgeschütz III. Stug paling depan dekat kamera telah dipasangi alat pengunci laras meriam, sementara meriamnya sendiri telah dijadikan sebagai penyangga tenda zeltbahn! Selain itu, Stug di sebelah kiri dilengkapi dengan schürzen (rok) yang berfungsi sebagai tambahan perlindungan tembakan dari arah samping.


Sumber :
https://www.pinterest.com/ohtet8716/sturmgesch%C3%BCtz-iii/
http://www.wehrmacht-awards.com/forums/showpost.php?p=8653586&postcount=4247

Tuesday, March 3, 2020

Kedatangan Delegasi Jerman di Skotlandia


Pada tanggal 11 Mei 1945, delegasi Wehrmacht dari Norwegia tiba dengan menggunakan pesawat transport Junkers Ju 52 di pangkalan udara milik Royal Naval Air Station, Drem, East Lothian, Skotlandia. Mereka sengaja datang dari Oslo untuk mendiskusikan penyerahan total seluruh pasukan pendudukan Jerman di Norwegia, sekaligus menyerahkan detail tentang posisi-posisi ranjau laut serta benteng pertahanan di sepanjang pantai negara Skandinavia tersebut. Setelah pesawat mendarat, rombongan dari Jerman ini disambut oleh Commander Mundy Cox, Komandan Royal Naval Air Station, yang didampingi oleh Captain Loewisch, Captain Kruger dan Lieutenant Albens. Dari bandara, mereka kemudian diberangkatkan dengan beberapa buah mobil menuju lokasi perundingan di kapal perang HMS Renown. Di menit 02:00 kita bisa melihat kepala delegasi Jerman, Oberst Dr.jur. Ernst Kühl, mantan Komandan 5. Flieger-Division di Narvik yang juga adalah seorang pilot pembom jempolan (Kühl dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz dan Eichenlaub saat masih menjadi pimpinan Kampfgeschwader 55 "Greif"). Ketika perang di Eropa berakhir pada tanggal 8 Mei 1945, pasukan pendudukan Jerman di Norwegia masih utuh tak kurang suatu apa, dengan total personil berjumlah 400.000 orang, sementara penduduk Norwegia sendiri pada saat itu kurang dari tiga juta orang! Hitler sengaja menempatkan begitu banyak pasukannya di Norwegia - yang seharusnya bisa digunakan di wilayah lain yang lebih membutuhkan - karena parno berlebihan akan kemungkinan adanya invasi pihak Sekutu dari Skandinavia, salah satu wilayah yang menjadi sumber utama bahan baku mesin-mesin perang Jerman. Begitu pentingnya wilayah ini, sehingga sang Führer keukeuh untuk tidak memindahkan sebagian saja personilnya ke Front Timur atau Barat yang di akhir-akhir perang sedang digempur habis-habisan!


Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=47IzY8Zeacs
http://www.wehrmacht-awards.com/forums/showthread.php?t=1036250

Sunday, March 1, 2020

Parade Militer Jerman di Wina Austria

 Generaloberst Fedor von Bock (Oberbefehlshaber Heeresgruppen-Kommando 3) memberi hormat militer kepada pasukan berkuda Wehrmacht dalam parade militer yang diselenggarakan di Ringstraße Wina pada tanggal 14 Maret 1938, dua hari sebelum Anschluss (Penyatuan) Austria dengan Jerman. Memakai kacamata dan Stahlhelm Sondermodell 1918 di sebelah kiri adalah General der Kavallerie Maximilian Reichsfreiherr von Weichs (Kommandierender General XIII. Armeekorps), sementara perwira Luftwaffe di sebelah kanannya adalah Generalmajor Ludwig Wolff (Höherer Flieger-Kommandeur 5 und Höherer Kommandeur der Luftwaffeneinheiten in Österreich), disusul oleh Oberst Maximilian de Angelis (Staatssekretär im Bundesministerium für Landesverteidigung Wien) yang memakai seragam militer Austria. Berdiri di belakang Von Bock dengan memakai pakaian sipil adalah Reichsstatthalter Arthur Seyß-Inquart (Leiter der österreichischen Landesregierung), disusul oleh SS-Brigadeführer Ernst Kaltenbrunner ("Staatssekretär für das Sicherheitswesen im Lande Österreich" und Führer des SS-Oberabschnitts Donau) yang memakai schirmmütze hitam SS di belakang Seyß-Inquart. Satu lagi: yang memakai pakaian sipil di belakang Von Weichs adalah Ludwig Ritter von Eimannsberger, pensiunan General der Artillerie yang nantinya dipanggil kembali untuk bertugas aktif bulan Agustus 1938. Di belakang para "top notch" di podium ini terlihat para penonton yang merupakan perwira-perwira Jerman yang ikut datang ke Austria, sementara di sebelah kanannya adalah perwira-perwira Austria yang memakai seragam militer mereka dengan tambahan Reichsadler Jerman. Begitu cepatnya proses aneksasi Austria oleh Jerman, sehingga para anggota Bundesheer Austria - yang secara otomatis dimasukkan menjadi bagian dari Wehrmacht - belum sempat diberi jatah seragam baru Jerman saat formalisasi Anschluss dilaksanakan!


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/09/album-foto-anschluss-jerman-austria.html