Sunday, May 31, 2020

Albert Speer dengan para Jagoan Stuka dari StG 2

Pertemuan Reichsminister Dr. Albert Speer dengan para perwira berprestasi dari Sturzkampfgeschwader 2 (StG 2) "Immelmann" di Kharkov (Ukraina), yang merupakan salah rangkaian acara dari sesi kunjungan Speer ke Front Timur yang berlangsung dari tanggal 14 s/d 18 Juni 1943. Dari kiri ke kanan: Dr. Albert Speer (Reichsminister für Rüstung und Kriegsproduktion), Hauptmann Walter Krauß (Führer III.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2. Ritterkreuz 29 Juli 1940 dan Eichenlaub 3 Januari 1944), Oberleutnant Steffen "Egbert" Jaeckel (Staffelkapitän 2.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2. Ritterkreuz 14 Mei 1942), Hauptmann Alwin Boerst (tertutup oleh Kupfer, Gruppenkommandeur I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2. Ritterkreuz 5 Oktober 1941, Eichenlaub 28 November 1942 dan Schwerter 6 April 1944), Major Dr.jur. Ernst Kupfer (Führer Sturzkampfgeschwader 2. Ritterkreuz 23 November 1941, Eichenlaub 8 Januari 1943 dan Schwerter 11 April 1944), serta Hauptmann Hans-Ulrich Rudel (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2. Ritterkreuz 6 Januari 1942, Eichenlaub 14 April 1943, Schwerter 25 November 1943, Brillanten 29 Maret 1944 dan Goldenem Eichenlaub 29 Desember 1944)


Sumber :
 https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?p=2271625#p2271625

Thursday, May 21, 2020

Peletakan Karangan Bunga di Soldatenfriedhof Lublin


Generalmajor Wilhelm Altrock (Kommandeur 379. Infanterie-Division) meletakkan karangan bunga di Deutscher Soldatenfriedhof (komplek pemakaman prajurit Jerman) Pulawy di dekat Lublin, Polandia. Tidak ada keterangan waktu tepatnya untuk foto yang diambil oleh Kriegsberichter Sieredzki ini, tapi yang jelas di periode antara tanggal 28 Mei 1940 s/d 15 Agustus 1940 saat Altrock menjadi Komandan 379ID. Divisi ini dibentuk sebagai pemekaran dari Division z.b.V. 424 pada tanggal 15 Maret 1940 di Lublin, dan berfungsi sebagai pasukan wilayah pendudukan di Polandia. Anggotanya sebagai besar adalah tentara cadangan yang dianggap "kelas dua" atau terlalu tua untuk bertempur di front depan. Pada bulan Agustus unit ini dibubarkan, dengan sebagian anggotanya dikembalikan ke Jerman sementara sisanya ditempatkan menjadi bagian dari Oberfeldkommandantur 379 yang tetap bermarkas di Lublin. Deutscher Soldatenfriedhof Pulawy sendiri sebagian besar berisikan jenazah para prajurit Jerman yang menjadi korban dalam Perang Dunia Pertama, sementara sisanya adalah yang terbunuh dalam penyerbuan Wehrmacht atas Polandia di tahun 1939.


Sumber :
Buku "German Order of Battle: 291st-999th Infantry Divisions, Named Infantry Divisions, and Special Divisions in WWII" karya Samuel W. Mitcham, Jr.
https://audiovis.nac.gov.pl/obraz/9645/ecb13839e76affdb8418259eb86a64bc/
https://audiovis.nac.gov.pl/obraz/9647/ecb13839e76affdb8418259eb86a64bc/

Kurt Waldheim dan Artur Phleps


 
 
Foto ini diambil oleh SS-Kriegsberichter Kollik dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: Mayor-Jenderal Ercole Roncaglia (Komandan Korps XIV Italia di Montenegro), Leutnant Kurt Waldheim (Geheimdienstoffizier Heeresgruppe E), Oberst Hans Herbert Macholz (Artillerie-offizier Heeresgruppe E), dan SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandeur SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division "Prinz Eugen"). Mereka berdiri di antara sayap pesawat pengangkut Fieseler Fi 156 "Storch" di lapangan udara Podgorica, Montenegro, selama berlangsungnya operasi penumpasan Partisan Komunis Yugoslavia yang dinamakan "Fall Schwarz" (Case Black), tanggal 22 Mei 1943. Leutnant Waldheim (21 Desember 1918 - 14 Juni 2007) nantinya menjadi Sekretaris-Jenderal PBB ke-4 (1972-1981), serta Presiden Austria ke-9 (1986-1992)! Foto ini menimbulkan kontroversi ketika dipublikasikan oleh lawan politiknya saat Waldheim mencalonkan diri menjadi Presiden. Di masa Perang Dunia II dia memang menjadi perwira intelijen Wehrmacht yang ditempatkan di Balkan, dan dituduh terlibat - baik secara langsung maupun tidak langsung - dalam beberapa kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Jerman disana. Sekarang balik lagi ke foto: selama berlangsungnya Fall Schwarz, Phleps menjadi frustasi atas kurangnya semangat bertempur pasukan Italia yang menjadi sekutunya. Dalam sebuah pertemuan di bulan Mei 1943, dia bahkan sampai menjuluki Jenderal Roncaglia sebagai "macaroni pemalas"! Tidak cukup sampai disana, dia juga mendamprat Leutnant Waldheim - yang menjadi penterjemah tidak resmi antara kedua belah pihak - karena berusaha memperhalus ucapannya agar tidak menyinggung pihak Italia. Phleps berkata, "Dengarkan Waldheim, aku juga mengerti sedikit bahasa Italia, dan aku tahu bahwa engkau tidak menterjemahkan perkataanku dengan benar!"



Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Artur_Phleps
http://generals.dk/general/Roncaglia/Ercole/Italy.html
http://www.kriegsberichter-archive.com/index.php?/category/35/start-60

Sunday, May 17, 2020

Parade Militer 999. leichte Afrika-Division

Upacara pengambilan sumpah para prajurit-prajurit baru 999. leichte Afrika-Division yang diselenggarakan di Heuberg, Jerman, pada bulan Januari 1943. Divisi ini pertama kali dibentuk pada bulan Oktober 1942 sebagai sebuah unit hukuman, dimana para tahanan kriminal dan politik - ditambah dengan prajurit-prajurit yang desersi atau mbalelo - dikumpulkan dalam sebuah kesatuan, dan rencananya akan dikirim untuk bertempur melawan pasukan Sekutu di Afrika Utara. Kloter pertama telah tiba pada awal tahun 1943, hanya sayangnya Tunisia keburu menyerah beberapa bulan kemudian - bersama dengan ratusan ribu pasukan Poros yang ada disana - sehingga sisa sebagian besar anggota 999. leichte Afrika-Division dialihkan untuk bertugas sebagai pasukan pendudukan di Yunani yang sama-sama beriklim tropis. Divisi ini kemudian dibubarkan pada bulan Mei 1943, dan sisa-sisa anggotanya dilebur ke dalam unit-unit yang berbeda. Karena sebagian anggotanya adalah mantan tahanan politik yang sebelumnya dipenjara karena aktivitas anti-Nazi mereka, maka tak heran bila aktivitasnya "kambuh" kembali di tempat yang baru. Beberapa diantaranya, seperti Falk Harnack dan Wolfgang Abendroth, malah kabur dan bergabung dengan pihak musuh dalam memerangi pasukan Jerman! Dalam pertempuran melawan tentara Amerika di Afrika Utara sendiri, semangat bertempur sebagian prajurit 999. leichte Afrika-Division sudah berada di titik nadir, sehingga mereka hanya melawan seadanya sebelum kemudian mundur atau menyerah. Tak heran bila di sepanjang eksistensinya, hanya satu orang anggota divisi ini yang mendapatkan medali keberanian yang cukup bergengsi, yaitu Oberstleutnant Gotthold Wolf (Kommandeur Infanterie-Regiment 961) yang dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 12 Mei 1943. Tercatat ada tiga orang yang pernah menjadi Komandan 999. leichte Afrika-Division dari bulan Oktober 1942 s/d Mei 1943: Oberst Heinz Karl von Rinkleff (Oktober 1942 - 2 Februari 1943), Generalleutnant Kurt Thomas (2 Februari 1943 - 1 April 1943), dan Generalmajor Ernst-Günther Baade (2 April 1943 - 13 Mei 1943)


Sumber :
https://enanosin.wordpress.com/category/world-war-two-history/

Teknisi Focke-Wulf di Markas JG 26

Pada bulan September 1942, III.Gruppe / Jagdgeschwader 26 (JG 26) kedatangan tamu istimewa di pangkalannya yang terletak di Wevelghem, Belgia. Profesor Kurt Tank, perancang utama pesawat-pesawat Focke-Wulf, dan ilmuwan seniornya Rudolf Blaser (kepala perancang pesawat berkursi tunggal sekaligus kepala program Fw 190), datang untuk membantu penyempurnaan Focke-Wulf Fw 190 A-2 dengan mendasarkan pada pengalaman para pilot JG 26 yang menggunakannya. Disini terlihat Oberingenieur Blaser berdiri di atas sayap Fw 190 A-2 dengan marking taktis < + I. Pesawat dengan Werknummer 20206 ini dipiloti oleh Oberfeldwebel Walter Grünlinger, katschmarek (wingman) dari Gruppenkommandeur Hauptmann Josef Priller. Grünlinger tampaknya baru kembali dari sebuah feindflug (misi tempur) ketika foto ini diambil, dan Blaser terlihat sedang menerangkan beberapa aspek teknis dari pesawat. Fw 190 milik Grünlinger, yang sebelumnya diterbangkan oleh Hauptmann Priller dan pertama kali tercatat dalam logbook sang Gruppenkommandeur pada tanggal 11 Desember 1941. Chevron (tanda pangkat berbentuk V) besar ganda menandakan bahwa pemiliknya adalah seorang Gruppenkommandeur (Komandan Gruppe), sementara lambang pribadi Priller, yaitu sebuah kartu remi As Hati dengan nama "Jutta", kini telah dihapus dan digantikan oleh lambang pilihan Grünlinger, yang berbentuk kartu remi tujuh Hati dengan nama "Rata" (gambar kartu tersebut dilukis di kedua sisi bagian mesin). Perhatikan juga "sayap elang" hitam yang hampir semuanya tertutup oleh jas yang dikenakan Blaser. Marking ini biasa ditemukan di pesawat-pesawat berjenis Fw 190 pada saat itu, dan gunanya untuk menutupi noda hitam bekas knalpot di bagian mesin. Pesawat ini memakai pola kamuflase RLM 74 bawaan pabrik (terlihat jelas di bawah kokpit) yang dipadukan dengan RLM 76 serta bintik-bintik RLM 75 yang tersebar di bagian logam penutup mesin. Grünlinger sendiri terus bertugas bersama Priller setelah yang disebut terakhir menjadi Jagdgeschwaderkommodore (Komandan Skuadron Pemburu) dari JG 26 pada tanggal 11 Januari 1943. Pada tanggal 4 September 1943 dia telah mengumpulkan jumlah kemenangan udaranya menjadi 12 (5 pesawat pemburu serta 7 pesawat pembom berat dan medium), yang dibukukan dalam 88 misi tempur. Di hari itu Grünlinger tinggal landas bersama dengan 10.Staffel/JG 26, dimana dia telah diperbantukan sehari sebelumnya. Staffel ini lalu bertemu dengan sekitar 20 Spitfire, dan Oberfeldwebel Grünlinger kemudian gugur ketika pesawatnya ditembak jatuh sekitar tiga kilometer barat-laut Bomy di Prancis utara. Pesawat yang digunakannya di saat kematiannya adalah Fw 190 A-5 Werknummer 7287 dari Geschwaderstab. Tanggal 9 September 1943 dia dikebumikan di kompleks pemakaman JG 26 di Abbéville.


Sumber :
Majalah "Luftwaffe im Focus Spezial" edisi No.1 terbitan tahun 2003

Saturday, May 16, 2020

Generalleutnant Friedrich Bergmann

Generalleutnant Friedrich Bergmann (10 Mei 1883 - 21 Desember 1941) adalah jenderal sepuh Wehrmacht yang sudah berusia 56 tahun saat Perang Dunia II pecah di tahun 1939. Pengalamannya sebagai seorang perwira artileri kawakan membuat jasanya masih diperlukan oleh OKH (Oberkommando des Heeres), dan Bergmann kemudian didapuk sebagai Komandan 27. Infanterie-Division (1 Januari 1937 - 8 Oktober 1940) dan 137. Infanterie-Division (8 Oktober 1940 - 21 Desember 1940), walaupun dia seharusnya sudah memasuki masa pensiun. Dia sendiri ikut berpartisipasi dalam penyerbuan Jerman atas Polandia (1939), Prancis (1940) dan Uni Soviet (1941). Kepemimpinan Bergmann di medan tempur membuatnya dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold (German Cross in Gold) pada tanggal 19 Desember 1941, hanya dua bulan setelah medali tersebut untuk pertama kalinya diperkenalkan sebagai "jembatan" dari Eisernes Kreuzes (Iron Cross) ke Ritterkreuz (Knight's Cross). Tragisnya, sang jenderal tua hanya sempat dua hari saja menikmati statusnya sebagai DKiGträger (peraih Deutsches Kreuz in Gold), karena pada tanggal 21 Desember dia terbunuh dalam pertempuran saat pasukan Rusia melakukan serangan balik di wilayah Syavki, dekat Kaluga, yang terletak di perbatasan Moskow. Foto ini sendiri diambil di masa sebelum Perang Dunia II sewaktu Bergmann masih berpangkat Generalmajor (1 Maret 1936 - 28 Februari 1938). Dia terlihat mengenakan achselschnur (Aiguillette) sebagai pelengkap dari seragam peninggalan Reichswehr berkancing delapan yang dikenakannya. Di bagian bawah seragam tersemat medali 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse (Iron Cross 1st Class) peninggalan Perang Dunia Pertama, sementara untuk identifikasi baris medali di atasnya adalah, dari kiri ke kanan: 1.1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (Iron Cross 2nd Class); 2.Königlicher Hausorden von Hohenzollern, Kreuz der Ritter mit Schwertern (Royal House Order of Hohenzollern, Knights' Cross with Swords); 3.Bayerischer Militärverdienstorden IV.Klasse mit der Krone und den Schwertern (Bavarian Order of Military Merit 4th Class with Crown and Swords); 4.Ehrenkreuz für Frontkämpfer (Honor Cross for Combatants); 5.Prinzregent-Luitpold-Medaille (Prince Regent Luitpold Medal); 6.Dienstauszeichnung der Wehrmacht 1.Klasse (Armed Forces Service Award 1st Class 25 years); 7.Dienstauszeichnung der Wehrmacht 3.Klasse (Armed Forces Service Award 3rd Class 12 years); 8.Österreichisches Militärverdienstkreuz III.Klasse mit der Kriegsdekoration (Austrian Military Merit Cross 3rd Class with War Decoration); serta 9.Magyar Háborús Emlékérem, dikenal di Jerman dengan nama Ungarische Weltkriegs-Erinnerungsmedaille (Hungarian War Commemorative Medal)


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=9&t=153613&p=2268724#p2268724
https://www.pinterest.es/pin/574842339922980005/

Tuesday, May 12, 2020

U-441 Pulang dari Patroli Setelah Menenggelamkan "Soekaboemi"

U-441 berlayar mendekati Pelabuhan Brest (Prancis) pada tanggal 22 Januari 1943 setelah pulang dari patroli di Samudera Atlantik selama 41 hari. Di atas menaranya tergantung satu buah panji segitiga yang menunjukkan satu buah kapal musuh telah menjadi korban keganasannya. U-boat (kapal selam Jerman) dari Tipe VIIC ini dikomandani oleh Kapitänleutnant Klaus Hartmann, dan telah berangkat sebelumnya dari pelabuhan yang sama pada tanggal 13 Desember 1942 sebelumnya. Dalam patrolinya tersebut, U-441 berhasil menenggelamkan satu buah kapal dagang milik Belanda bernama "Soekaboemi", yang berbobot 7.051 ton. "Soekaboemi" - bagian dari Konvoy ONS-154 - ditenggelamkan pada tanggal 27 Desember 1942 pukul 19:37 di timur laut Kepulauan Azores, Portugal, tepatnya di posisi 47° 25'N, 25° 20'W - Grid BD 66. Beberapa jam sebelumnya, tepatnya pada pukul 02:40 subuh, kapal "Empire Union" dan "Melrose Abbey" menjadi dua korban pertama dari Konvoy ONS-154, yang disusul oleh "Soekaboemi" dan "King Edward" - yang sama-sama dihantam oleh torpedo dari U-356 (Oberleutnant zur See Günther Ruppelt) - pada pukul 03:10. "Soekaboemi", yang dikomandani oleh Master H.A. van der Schoor de Boer, dihantam di bagian lambung kanan dan tak lama kemudian mulai miring ke arah haluan. Setelah 54 orang awak, 12 gunner dan 4 orang penumpang meninggalkan kapal mereka dengan menggunakan empat kapal sekoci, mereka dapat melihat bahwa masih ada satu orang yang masih tertinggal di "Soekaboemi", yang kini berdiri di bagian kapal yang masih berada di atas permukaan air sambil melambai-lambaikan senter sakunya! Tak lama kemudian, kapal penyelamat Inggris "Toward" (Master Gordon K. Hudson) datang untuk mengambil orang-orang yang selamat di tiga kapal sekoci. Kapten kapal "Soekaboemi" pada awalnya bersikeras untuk kembali ke kapalnya untuk mendata kerusakan yang terjadi, tapi kemudian menyadari bahwa usahanya sia-sia belaka. 17 orang yang berada di kapal sekoci keempat juga berhasil selamat setelah diambil oleh sebuah kapal korvet Sekutu. Lalu bagaimana dengan nasib satu orang yang masih tersisa di kapal? Dia berhasil naik ke atas rakit darurat dan nantinya diselamatkan oleh HMCS Napanee (K 118) (T/Lt S. Henderson, RCNR) di dekat kapal "King Edward" yang sama-sama telah ditinggalkan oleh para awaknya. Hanya satu orang awak "Soekaboemi" yang tercatat kehilangan nyawanya dalam peristiwa ini. Beberapa jam kemudian, sisa-sisa dari kapal dagang milik NV Scheepswerf tersebut mendapat tembakan "coup de grâce" dari U-441 yang datang terlambat ke lokasi kejadian, dan akhirnya tenggelam ke dasar samudera untuk selama-lamanya...


Sumber :
https://uboat.net/allies/merchants/ship/2537.html
http://www.wehrmacht-awards.com/forums/showthread.php?t=580135&page=4&highlight=soekaboemi

Sunday, May 10, 2020

Parade Sukarelawan Wehrmacht Prancis di Paris

Parade militer para anggota LVF (Légion des volontaires français contre le bolchévisme, Legiun Sularelawan Prancis dalam Melawan Bolsewisme) di Champs Elysées, Paris. Unit ini dibentuk pada bulan Juli 1941 oleh pemerintah pendudukan Nazi yang berkolaborasi dengan parta-partai sayap kanan Prancis, yang bertujuan untuk membantu invasi Jerman atas Uni Soviet. Dalam hierarki resmi Wehrmacht, nama resminya adalah Infanterie-Regiment 638. LVF kemudian dikirim ke Front Timur pada bulan Oktober 1941, dan menderita korban besar dalam pertempuran yang terjadi disana. Dia kemudian dibubarkan pada bulan September 1944, saat hampir seluruh Prancis sudah dikuasai oleh pasukan Sekutu. Perannya kemudian digantikan oleh Waffen-Grenadier-Brigade der SS "Charlemagne" yang berusia singkat. Dalam foto ini, kita melihat bahwa bintara LVF yang berjalan paling depan adalah seorang veteran Perang Dunia Pertama, yang terlihat dari medali-medali yang tersemat di seragamnya. Baris atas dari kiri ke kanan: Médaille militaire, Croix de guerre 1914–1918, Croix de Guerre Legionnaire, dan Croix du combattant. Baris bawah: Croix du combattant volontaire (?), Ordre de l'Étoile d'Anjouan (?) atau mungkin semacam medali kolonial Prancis lainnya, Médaille Interalliée de la Victoire 1914–1918, dan Médaille commémorative de la guerre 1914–1918. Medali yang terletak di sebelah kiri Ordre de l'Étoile d'Anjouan kemungkinan adalah Médaille Coloniale yang dipakai sebagai pelengkap medali kolonial dia yang lainnya. Sementara itu, pita yang tersemat di kancing seragamnya adalah satu-satunya medali Jerman yang dia punya (setidaknya sampai saat foto ini diambil), yaitu Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" atau Ostmedaille. Hal ini menunjukkan bahwa foto ini diambil setidaknya antara rentang waktu 1942 s/d 1944, karena medali yang disebut terakhir tersebut pertama kali dikeluarkan pada tahun 1942 sebagai penghargaan kepada para prajurit Wehrmacht dan SS yang berhasil selamat dari kejamnya musim dingin di Front Timur.



Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=9&t=153613&start=495

Thursday, May 7, 2020

Anggota Polizei Membersihkan Senjata

 Wachtmeister Freber, seorang anggota ORPO (Ordnungspolizei), sedang membersihkan pegangan bawah senapan mesin MG-34 yang telah dilepaskan. Berdasarkan keterangan dari buku "ORPO Waffentechnischer Leitfaden", Bagian yang menonjol ke depan adalah engsel tempat pegangan diputar saat sedang mengganti laras senapan. Freber sendiri memegang sebuah kuas kecil yang digunakan untuk membersihkan kotoran yang menempel di bagian luar senapan. Foto ini pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bahasa Belanda, yang menceritakan tentang sebuah batalyon Polizei dalam gerak maju ke wilayah Leningrad di tahun 1941. Caption aslinya berbunyi: "Politieagenten brengen veslag uit de straatgevechten van Staro Panowo: Wachtmeister Freber had tussen de onoverzichtelijke ruines het contact met zijn kameraden verloren en zag zich plotseling door tien sowjetgeweren bedreigd. -- "Zij hebben me een paar straten naar achteren gebracht, maar vraag niet hoe" vertelt hij hier. -- Met schoppen en slagen van geweekolven op m'n hoofd. Maar ik ben Rijnlander en kan tegen een stootje. En toen 't donker werd ben ik 'm weer fijn gesmeerd" (Laporan resmi seorang anggota polisi mengenai pertempuran jalanan di Staro Panovo: Wachtmeister Freber telah kehilangan kontak dengan rekan-rekan seperjuangannya di sebuah reruntuhan bangunan, dan tiba-tiba kini berada dalam todongan senapan dari 10 orang prajurit Soviet. 'Mereka menyeretku ke jalanan sejauh beberapa blok, tapi tidak bertanya apa-apa kepadaku..' dia berkata. 'Mereka juga menendang dan memukul kepalaku dengan popor senapan. Tapi aku seorang Rheinlander - orang yang berasal dari Rhineland - sehingga aku masih cukup kuat untuk menerima semua siksaan tersebut. Dan ketika hari telah gelap, aku dapat dengan mudah meloloskan diri...). BTW, dalam foto ini Wachtmeister Freber tampak sedang ngelepus tembakau melalui pipa cangklong, yang dinamakan sebagai pipa meerschaum. Tindakan seperti ini secara teori sangat tidak dianjurkan, karena abu rokok yang terbuang berpotensi mengotori senapan yang telah dibersihkan, atau bahkan menimpa sisa-sisa mesiu yang masih tertinggal!


Sumber :
https://www.antik1941.ru/new_catalog/?mode=descr&item_id=25883
https://mundosgm.com/index.php?topic=947.0

Königstiger Menerobos Barikade di Budapest

Foto hasil jepretan Kriegsberichter Faupel ini memperlihatkan Panzerkampfwagen VI Ausf.B Tiger II (Sd.Kfz.182) "Königstiger" dengan turmnummer '200' yang sedang melewati barikade yang dipasang oleh pihak musuh di Bécsi kapu (Gerbang Wina), Kastil Buda. Foto ini sendiri diambil sewaktu berlangsungnya Unternehmen Panzerfaust di Budapest, Hungaria, pada tanggal 15 Oktober 1944. Orang dengan tanda 'X' yang nongkrong di atas tank milik schwere Panzer-Abteilung 503 tersebut adalah SS-Sturmbannführer der Reserve Otto Skorzeny (Kommandeur SS-Jagdverbände), sementara yang nongkrong di atas cupola adalah Hauptmann Wolfram von Eichel-Streiber (Chef 2.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 503). Selain itu, prajurit yang memakai FJ-helm di sebelah kanan adalah anggota dari SS-Fallschirmjäger-Bataillon 600. Atas prestasinya dalam operasi militer untuk memastikan Hungaria tetap berpihak pada Jerman tersebut, Skorzeny dipromosikan menjadi SS-Obersturmbannführer der Reserve keesokan harinya





Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Schwere_Panzer-Abteilung_503
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3231171070226824&set=gm.2986258281460187&type=3&theater&ifg=1

Para Petinggi Nazi Tawanan Sekutu

Para petinggi Nazi dan Axis yang "masuk kantong" tawanan Sekutu di akhir perang tahun 1945: Laksamana Miklós Horthy de Nagybánya (mantan pemimpin Hungaria), SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS und Polizei Karl-Hermann Frank (Panglima SS dan Polizei di Cekoslowakia), Generalfeldmarschall Luftwaffe Albert Kesselring (Panglima pasukan Jerman di Front Mediterania), Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt (Panglima pasukan Jerman di Front Barat), Generalfeldmarschall Ewald von Kleist (Panglima pasukan Jerman di Front Timur), SS-Obergruppenführer Dr.jur. Arthur Seyss-Inquart (Reichskommissar Jerman di Belanda), Großadmiral Karl Dönitz (Pemimpin terakhir Nazi Jerman), dan Reichsmarschall Hermann Göring (Panglima Luftwaffe).

Di akhir Perang Eropa bulan Mei 1945, Saat pasukan Inggris memperlakukan petinggi Nazi Jerman yang menjadi tawanan mereka dengan penuh ketegasan, pihak Amerika Serikat terlihat sedikit lebih lunak dan malah terkesan mempertahankan status tawanan mereka sebagai seorang "selebritas" yang mendapatkan fasilitas mewah seperti sebelumnya. Pentagon ternyata tidak terkesan oleh perlakuan ini. Pada tanggal 13 Mei 1945 Jenderal Dwight Eisenhower (Panglima Pasukan Gabungan Sekutu di Eropa) mendapat telegram pedas dari atasannya, Jenderal George C. Marshall (Kepala Staff Angkatan Darat Amerika Serikat), yang mempertanyakan mengenai "Keramahtamahan Goering" yang mengganggu publik di tanah air. Pada tanggal 14 Mei Eisenhower mengirimkan pesan kabel kepada Panglima 12th Army Group, 3rd Army dan 7th Army, yang berisi larangan "bergaul" dengan setiap orang Jerman, baik militer maupun sipil. Ternyata banyak pelanggaran yang ditemukan berkaitan dengan hal tersebut. Inspektur-Jenderal 7th Army sendiri menemukan 10 kasus "pergaulan terlarang" semacam itu, yang melibatkan 10 orang jenderal Amerika! Tiga bulan kemudian, sebuah rekomendasi dari atas diberikan agar tidak memperpanjang masalah tersebut karena peraturannya dianggap sudah usang seiring dengan berakhirnya peperangan. Tapi tidak demikian halnya dengan 60 kasus serupa yang menimpa prajurit kelas "ecek-ecek": mereka semuanya dibawa ke mahkamah militer Angkatan Darat Amerika dan mendapatkan hukuman yang beragam, dengan yang terberat diantaranya adalah kurungan selama enam bulan dan kehilangan dua pertiga gajinya!



Sumber :
https://www.uglyhedgehog.com/t-285946-1.html
https://www.youtube.com/watch?v=MaIYUxCRfTU

Marsekal Rundstedt dalam Tahanan Amerika

 Pada tanggal 1 Mei 1945 Marsekal Gerd von Rundstedt, mantan Panglima pasukan Jerman di Front Barat, ditangkap di Bad Tölz (Bavaria) oleh pasukan Amerika Serikat dari 36th Infantry Division bersama dengan anaknya, Hans von Rundstedt. Foto ini diambil di Augsburg pada tanggal 6 Mei 1945 dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: Leutnant Dr. Hans Gerd von Rundstedt, Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt, dan Letnan-Jenderal Alexander "Sandy" patch, Jr (Panglima 7th Army Amerika Serikat). Diantara ketiga orang ini, sang Marsekal Jerman lah yang berusia paling tua (69 tahun), tapi takdir menentukan bahwa dia hidup lebih lama dari dua orang yang berada di kiri dan kanannya: Jenderal Patch meninggal dunia hanya beberapa bulan setelah foto ini diambil - tepatnya pada tanggal 21 November 1945 - akibat dari penyakit paru-paru basah yang dideritanya, hanya berselang dua hari sebelum ulangtahunnya yang ke-56! Sementara itu, anak satu-satunya dari sang Marsekal, Hans, meninggal dunia pada tanggal 12 Januari 1948 akibat dari kanker tenggorokan (yang telah dideritanya dari tahun 1946), hanya berselang sembilan hari sebelum ulangtahunnya yang ke-44! Gerd von Rundstedt sendiri menyusul anak tercintanya lima tahun kemudian dalam usia 77 tahun - tepatnya pada tanggal 24 Februari 1953 - akibat dari penyakit jantung yang dideritanya. Beberapa bulan sebelumnya dia telah kehilangan pula istrinya, Luise "Bila" von Goetz, yang meninggal pada bulan Oktober 1952


Sumber :
http://www.specialcamp11.co.uk/Leutnant%20Hans%20Gerd%20von%20Rundstedt.htm
https://www.worthpoint.com/worthopedia/wwii-1945-press-photo-augsburg-525215150

Tuesday, May 5, 2020

Empat Jenderal Afrikakorps Tiba di Kamp Tawanan

 Foto ini diambil pada tanggal 30 Mei 1943 dan memperlihatkan, dari kiri ke kanan: 1.Generalmajor Ernst Schnarrenberger (Festungskommandant von Tunis. Menyerah tanggal 11 Mei 1943 dan dibebaskan tanggal 27 Juni 1947), 2.Generalleutnant Friedrich "Fritz" Freiherr von Broich (Kommandeur 10. Panzer-Division. Menyerah tanggal 12 Mei 1943 dan dibebaskan tanggal 2 Oktober 1947), 3.Generalmajor Theodor Graf von Sponeck (Kommandeur 90. Afrika-Division. Menyerah tanggal 12 Mei 1943 dan dibebaskan tahun 1947), dan 4.Generalmajor Kurt Freiherr von Liebenstein (Kommandeur 164. leichte Afrika-Division. Menyerah tanggal 12 Mei 1943 dan dibebaskan bulan April 1946). Keempat orang jenderal Afrikakorps ini baru saja tiba di kamp interniran sementara di kota pelabuhan Plymouth, Inggris, dalam perjalanan dari Afrika Utara, tempat dimana mereka dan pasukannya menyerah pada tentara Sekutu dua minggu sebelumnya. Mengiringi para jenderal ini adalah tiga perwira staff: Hauptmann Carius, Leutnant Hoffman dan Leutnant Bock. Foto ini memperlihatkan saat Komandan Kamp Mayor Grondona membacakan peraturan di kamp tersebut kepada keempat perwira tinggi Wehrmacht, sementara yang tertutupi badannya oleh Grondona adalah Kolonel Richardson


Sumber :
https://www.iwm.org.uk/collections/item/object/1060036838

Oberst Fritz Jäger Bersama Dengan Perwira Wehrmacht Lainnya

Oberst Friedrich Gustav "Fritz" Jäger (tengah) bersama dengan empat orang perwira Wehrmacht lainnya. Dia menampilkan kombinasi langka dari medali Lippisches Kriegsverdienstkreuz II.Klasse (pita) dan I.Klasse (di bawah spange zum Eisernes Kreuz I.Klasse) di seragamnya. Fritz Jäger dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 26 Mei 1940 sebagai Major dan Kommandeur II.Bataillon / Infanterie-Regiment 8 / 3.Infanterie-Division. Meskipun dia notabene adalah seorang pahlawan perang, di balik layar dia sebenarnya adalah anggota gerakan perlawanan terhadap Hitler yang ikut terlibat dalam Plot 20 Juli. Pada tanggal 20 Juli 1944, hari percobaan pembunuhan terhadap Hitler, Jäger bertugas sebagai komandan unit cadangan Panzer di Distrik Pertahanan II (Stettin) dan XXI (Kalisch). Setelah tas yang dibawa oleh Oberst Claus Schenk von Stauffenberg meledak di bunker Wolfsschanze, Prussia Timur, Jäger langsung diperintahkan oleh Stauffenberg untuk menahan seorang perwira tinggi SS berpangkat Oberführer. Selanjutnya, dia juga bertugas untuk menangkap Reichsminister Joseph Goebbels dan menguasai stasiun radio di Masurenallee. Setelah tersebar kabar bahwa Hitler berhasil selamat dari bom yang ditujukan kepadanya, prajurit-prajurit di bawah pimpinan Jäger berbalik melawannya, dan malah kemudian menangkap komandan mereka sendiri! Pada tanggal 21 Agustus 1944, Jäger dijatuhi hukuman mati dengan tuduhan berkhianat terhadap negara oleh hakim Roland Freisler dari Volksgerichtshof, dan dia digantung di hari yang sama di penjara Plötzensee di Berlin. Semua harta miliknya disita oleh negara dan anaknya, yang bertugas sebagai perwira di Divisi elit Großdeutschland, juga ikut dicyduck dan dimasukkan ke kamp konsentrasi Sachsenhausen


Sumber :
http://ritterkreuztraeger.blogspot.com/2017/11/fritz-jager-with-other-officers-of.html

Wanita Prancis Meludah pada Tentara Jerman

Seorang wanita Prancis, yang secara tiba-tiba muncul dari kerumunan, melampiaskan rasa bencinya dengan meludah pada seorang perwira Wehrmacht Jerman yang sedang digiring dalam todongan senjata oleh anggota Maquisard (gerakan perlawanan bawah tanah Prancis). Sementara itu, warga yang lain turut menyoraki dan mencemooh si perwira yang berasal dari unit infanteri tersebut (perhatikan medali Infanterie-Sturmabzeichen yang tersemat di seragamnya, bersama dengan Verwundetenabzeichen in Schwarz). Si perwira sendiri terlihat kalem dan tidak menanggapi ludahan serta sorak-sorai di sekelilingnya. Foto ini diambil oleh seorang wartawan majalah LIFE Amerika di St. Mihiel, Prancis, pada bulan September 1944.Warga setempat pantas merasa marah pada tentara pendudukan Jerman yang berada disana, karena beberapa hari sebelumnya - tepatnya pada tanggal 1 September 1944 - tidak kurang dari 20 orang warga St. Mihiel yang dieksekusi oleh pihak Jerman karena dituduh berkolaborasi dengan anggota gerakan perlawanan bawah tanah.


Sumber :
https://id.pinterest.com/pin/480196378988411596/
https://www.pressreader.com/uk/history-of-war/20190613/281638191702482

Sunday, May 3, 2020

Prajurit SS Berfoto di Depan Istana Sanssouci

 Para prajurit dan perwira dari SS-Panzerkorps (bersama dengan istri-istri mereka) berfoto bareng di depan istana bersejarah Sanssouci peninggalan Friedrich der Große, yang terletak di Potsdam, Berlin. Foto ini diambil pada bulan April 1943, tak lama setelah berakhirnya Pertempuran Ketiga Kharkov di Ukraina. Sebagai penghargaan atas kemenangan mereka melawan Tentara Merah dalam pertempuran tersebut, sebagian personil SS-Panzerkorps (LSSAH, Das Reich dan Totenkopf) diizinkan untuk mengadakan kunjungan wisata di sekitar kota Berlin, sebuah kunjungan yang diliput secara luas oleh mesin-mesin propaganda Nazi. Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz) yang berpose di tengah bersama dengan istrinya adalah SS-Untersturmführer Heinz Macher (Führer 16.Kompanie / SS-Panzergrenadier-Regiment “Deutschland” / SS-Panzergrenadier-Division “Das Reich”), sementara di sebelah kanannya adalah SS-Sturmbannführer Hugo Kraas (Kommandeur I.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 2 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") yang diikuti oleh adiknya, SS-Hauptsturmführer Boris Kraas (Chef 7.Batterie / SS-Artillerie-Regiment 3 / SS-Panzergrenadier-Division "Totenkopf"), yang menggandeng lengan istrinya. Ada satu lagi adik Hugo Kraas yang nongol dalam foto ini yaitu Helmut-Albrecht Kraas, yang mengenakan seragam Hitlerjugend dan tangannya berada di atas Macher dan istrinya (pada saat foto ini diambil, si bungsu dari tujuh bersaudara Kraas ini masih menempuh pendidikan di NAPOLA). Di sebelah kanan Helmut-Albrecht Kraas - terselingi oleh seorang bintara yang mengenakan seragam Sturmartillerie) adalah SS-Hauptsturmführer Hermann Buchner (Chef 9.Kompanie / III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 5 / SS-Panzergrenadier-Division "Totenkopf"). Terakhir, yang memakai seragam Heer paling kiri adalah Hauptmann Emil Kraas (Chef 3.Kompanie / Pionier Bataillon 253 / 253.Infanterie-Division), adik Hugo Kraas yang lain!


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=38&t=92738

Gerhard Willing Mengenakan Ritterkreuz Imitasi

Pada tanggal 7 Maret 1943, Major Gerhard Willing (Kommandeur III.Abteilung / Panzer-Regiment 33 / 9.Panzer-Division) mendapat kabar melalui Funkspruch (berita radio) bahwa dia telah dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Führer und Oberste Befehlshaber der Wehrmacht Adolf Hitler, dengan dokumen serta medalinya menyusul dikirim kemudian melalui kurir. Para kawan satu unitnya kemudian berinisiatif untuk membikinkan medali sementara bagi sang Abteilungskommandeur, yang aslinya adalah medali Eisernes Kreuz II.Klasse - yang berukuran sedikit lebih kecil - yang ditambahkan pita lalu digantungkan di leher! Foto ini memperlihatkan Major Willing (28 November 1910 - 29 Oktober 1943) yang tersenyum bahagia meskipun hanya mengenakan medali imitasi, sementara rekan seperjuangannya malah memilih untuk molor di latar belakang! Willing sendiri adalah veteran Perang Saudara Spanyol (1936-1939) yang kemudian malang-melintang di berbagai front dalam Perang Dunia II (1939-1945). Dia hanya beberapa bulan saja menikmati status bergengsi sebagai seorang pahlawan Jerman dan Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz), karena pada akhir bulan Oktober 1943 dia terbunuh dalam pertempuran melawan pasukan Rusia di Krivoy Rog, Ukraina. Pada saat itu Willing sudah dipindahkan dari Panzer-Regiment 33 untuk menjadi Komandan schwere Panzer-Abteilung 506. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV.Klasse; Cruz de Guerra; Medalla de la Campaña de España 1936-1939; Panzertruppenabzeichen der Legion Condor; Spanienkreuz in Gold mit Schwertern (6 Juni 1939); Eisernes Kreuz II.Klasse (15 Oktober 1941) und I.Klasse (30 November 1941); Panzerkampfabzeichen in Silber (12 November 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1 Agustus 1942); Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshabers des Heeres (5 Oktober 1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (26 Juni 1942)


Sumber :
https://www.facebook.com/groups/152986901863424/

Ritterkreuzträger dan DKiGträger dari Panzer-Regiment 33

Para Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz, berdiri) dan DKiGträger (peraih medali Deutsches Kreuz in Gold, nonggeng) dari Panzer-Regiment 33 / 9.Panzer-Division. Berdiri, dari kiri ke kanan: Feldwebel Alois Eckert (28 September 1916 - 12 Oktober 1943. Zugführer di 9.Kompanie / III.Abteilung / Panzer-Regiment 33. Ritterkreuz tanggal 3 Agustus 1942), Major Gerhard Willing (28 November 1910 - 29 Oktober 1943. Kommandeur III.Abteilung / Panzer-Regiment 33. Ritterkreuz tanggal 7 Maret 1943), dan Unteroffizier Heinrich Hendricks (4 April 1923 - 25 November 1943. Panzerfährer di 9.Kompanie / III.Abteilung / Panzer-Regiment 33. Ritterkreuz tanggal 26 Maret 1943). Duduk dari kiri ke kanan: Unteroffizier Johannes Schweiger dari 8.Kompanie / Panzer-Regiment 33 (Deutsches Kreuz in Gold tanggal 29 Maret 1943), dan Oberfunkmeister Ludwig Huber dari III.Abteilung / Panzer-Regiment 33 (Deutsches Kreuz in Gold tanggal 14 April 1943). Schweiger dan Huber merupakan awak tank dari Major Willing. Empat orang dalam foto ini nantinya gugur dalam Perang Dunia II (Eckert, Willing, Hendricks, dan Schweiger), dengan menyisakan Huber yang selamat sampai perang berakhir! Willing sendiri adalah veteran Perang Saudara Spanyol (1936-1939), yang terlihat dari medali Spanienkreuz in Gold mit Schwertern yang dikenakannya, yang didapatkannya pada tanggal 6 Juni 1939


Sumber :
https://www.facebook.com/groups/152986901863424/
http://www.wehrmacht-awards.com/forums/showthread.php?p=5692455