Saturday, December 24, 2022

Prajurit Afrikakorps Memakai Sepatu Tropis


Seorang prajurit Afrikakorps Jerman memakai sepatunya di tengah udara dingin gurun Afrika Utara. Terdapat dua jenis "tropenschuhe" (sepatu tropis) yang biasa dipakai oleh tentara-tentara Jerman yang ditempatkan di wilayah Mediterania: schnürschuhe (sepatu pendek setumit) dan schnürschaftstiefeln (sepatu panjang selutut). Dua-duanya dilengkapi dengan schnur (tali pengikat), dengan bagian bawah terbuat dari bahan kulit berwarna coklat sementara bagian atasnya berbahan kanvas berwarna hijau zaitun. Prajurit-prajurit Afrikakorps sendiri lebih senang memakai sepatu yang versi pendek karena lebih nyaman dipakai dan lebih mudah dilepaskan. Kenyataannya, bukan hal yang aneh bila prajurit-prajurit ini memodifikasi sepatu panjang mereka menjadi sepatu pendek dengan cara memangkasnya di bagian tumit!

Sumber :
Buku "Deutsche Afrikakorps" karya Ricardo Recio Cardona

Prajurit-Prajurit Afrikakorps Beristirahat


Prajurit-prajurit DAK (Deutsches Afrikakorps) beristirahat di tengah hamparan gurun pasir di hari jatuhnya kota pelabuhan Tobruk ke tangan pasukan Jerman dan Italia, 21 Juni 1942. Dari peralatan-peralatan yang mereka bawa, kemungkinan prajurit-prajurit ini berasal dari unit Pioniere (Zeni). Foto ini sendiri terdapat dalam buku "Erwin Rommel: Photographer". Sesuai dengan judul bukunya, foto ini diambil oleh sang panglima pasukan Jerman di Afrika Utara, Erwin Rommel. "Der Wüstenfuchs" (Sang Rubah Gurun) memang mempunyai hobi fotografi, dan sebagian besar foto-fotonya yang diambil di medan perang Eropa dan Afrika berasal dari kamera Leica pemberian dari Menteri Propaganda Joseph Goebbels.

Sumber :
Buku "Deutsche Afrikakorps" karya Ricardo Recio Cardona
https://www.alamy.com/stock-photo-soldiers-of-the-africa-corps-resting-1942-36991773.html?imageid=F6BA966C-5F25-4F2E-A71D-76A9B661ED00&p=291611&pn=1&searchId=9a8d53310777044bbf10e6638a0b0ac4&searchtype=0
https://www.historynet.com/afrika-korps-remains-found-egypt/afrika-korps-soldiers-el-alamein-rommel/

Tuesday, December 20, 2022

General der Artillerie Erich Marcks


Foto ini dibuat oleh Hugo Jaeger pada bulan Juni 1940 dan memperlihatkan Generalmajor Erich Marcks (Chef des Generalstabes 18. Armee) dalam sebuah acara jamuan makan di Paris, tak lama setelah ibukota Prancis tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman. Sang jenderal berotak encer adalah anak dari sejarawan Jerman terkemuka yang bernama sama, Erich Marcks (1861-1938). Dia memulai karirnya dari masa Perang Dunia Pertama (1914-1918), dilanjutkan dengan pengabdian di Reichswehr (1919-1935) dan Wehrmacht (1935-1945). Melihat potensi serta kecerdasannya dalam hal perancangan strategi, Kepala Staff Angkatan Darat Franz Halder memerintahkan Marcks untuk membuat rencana serangan Jerman ke Uni Soviet, yang nantinya dinamakan "Operasi Barbarossa". Berdasarkan kalkulasi Marcks, pasukan Wehrmacht dapat menuntaskan tugasnya dalam jangka waktu 9 s/d 17 minggu selama tetap berpegang kepada tujuan utamanya, yaitu penguasaan ibukota Moskow (hal utama yang kemudian malah dilanggar sendiri oleh Hitler di tengah jalan!). Dalam Operasi Barbarossa sendiri, Marcks diserahi tanggungjawab sebagai Komandan 101. leichte-Infanterie-Division. Tragisnya, di hari-hari pertama penyerbuan, sang jenderal terluka parah di Ukraina sehingga membuat sebelah kakinya harus diamputasi. Meskipun begitu, hanya beberapa hari pertempuran di Front Timur sudah cukup untuk membuatnya diganjar dengan medali Ritterkreuz (26 Juni 1941). Setelah sembuh dari luka-lukanya, Marcks tetap dipercaya untuk memegang jabatan komandan lapangan, sampai terakhir menjadi Komandan LXXXIV. Armeekorps di Prancis tahun 1944 dengan pangkat General der Artillerie. Berlainan dengan pendapat jenderal-jenderal Jerman lainnya (termasuk Rommel), Marcks percaya bahwa Sekutu akan mendarat di Normandia dan bukannya di Pas de Calais. Keyakinannya terbukti, dan pihak musuh benar-benar mendarat di Normandia... persis di hari ulangtahun Erich Marcks yang ke-53 tanggal 6 Juni 1944! Hanya berselang enam hari setelah D-Day, Jenderal Marcks terluka parah oleh serangan udara Sekutu dan meninggal dunia di hari yang sama, tanggal 12 Juni 1944. Secara anumerta dia dianugerahi medali Eichenlaub untuk Ritterkreuz-nya. BTW, dalam film 'The Longest Day' Marcks diperankan oleh aktor Richard Münch, sementara dalam film TV 'Rommel dia diperankan oleh Hans Kremer.

Sumber :
https://artsandculture.google.com/entity/m064km4b?hl=en
https://en.wikipedia.org/wiki/Erich_Marcks

Sunday, December 18, 2022

Aksi Ritterkreuz Heinrich Born


Pada bulan Februari 1945, Oberleutnant Heinrich Born (6 November 1918 - 19 Januari 2008) menjabat sebagai komandan sementara dari 4.Kompanie / I.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 104 / 15.Panzergrenadier-Division. Resimennya ditugaskan untuk stand by di sekitar wilayah Heishof, Jerman, dan berjaga-jaga dari kemungkinan serangan tentara Sekutu. Ketika datang informasi bahwa satuan lapis baja Kanada menyerang dalam jumlah besar dan pasukan yang bertahan diperintahkan untuk mundur, Letnan Satu Born dengan tegas menolaknya dan malahan mendirikan barikade penghalang di jalan yang menuju kota dengan dibantu oleh 10 orang sukarelawan yang memutuskan untuk tetap tinggal. Tak lama kemudian, 30-40 tank Kanada dan puluhan tentara infanteri datang. Dalam pertempuran sengit yang kemudian terjadi - dan dengan bermodalkan beberapa senjata anti-tank - Born dan 10 orang anakbuahnya mampu memukul mundur serangan musuh tanpa menderita satu korban pun (bahkan tidak ada yang luka-luka!), sementara belasan tank Kanada dan puluhan prajuritnya bergelimpangan di sekitar kota. Ketika pihak markas divisi diberitahu mengenai apa yang telah dilakukan oleh segelintir sukarelawan ini, hampir tidak ada yang mempercayainya, karena dengan begitu dua divisi Wehrmacht terselamatkan dari kemungkinan terkepung dan menjadi tawanan Sekutu. Atas prestasi luar biasa tersebut, Oberleutnant Heinrich Born dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 14 April 1945, kurang dari satu bulan sebelum Jerman menyerah dalam Perang Dunia II! Keterangan lengkap mengenai pertempuran di sekitar Heishof serta kisah heroik sang perwira tampan bisa dibaca di buku "Rhineland: The Battle to End the War" karya Denis dan Shelagh Whitaker.


Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://www.facebook.com/groups/152986901863424

Saturday, December 17, 2022

Perwira Tinggi Luftwaffe dengan Ledermantel M36

Foto para perwira tinggi Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) yang diambil pada tanggal 18 Oktober 1937. Baris depan dari kiri ke kanan: Generalmajor Ernst Udet (Direktor des Technischen Amts der Luftwaffe im Reichsluftfahrtministerium), General der Flieger Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), Generalleutnant Hans-Jürgen Stumpff (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), dan Generalmajor Ralph Wenninger (Luftwaffenattaché an der Deutschen Botschaft in London). Milch dan Stumpff mengenakan ledermantel (mantel kulit) M36 yang biasa dipakai oleh para perwira/jenderal Wehrmacht, yang terdiri dari dua baris kancing, dua saku pinggir, serta manset "Prancis". Kancingnya dipasang dengan mesin, dan dilengkapi dengan dua saku ritsleting di bagian dalam. Bagian belakangnya terbelah dua untuk mengantisipasi saat si pemakai mengendarai sepeda motor atau kuda. Terdapat pula dua buah sabuk pengikat berbahan sama: di bagian kaki untuk membuat jubah tetap membujur ke bawah, serta di bagian pinggang untuk tetap menahan jubah saat kondisi berangin kencang.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2011/05/album-foto-jaket-kulit-nazi-jerman.html
https://forum.axishistory.com/viewforum.php?f=5

Wednesday, December 14, 2022

Empat Jagoan Udara dari JG 2 "Richthofen"

Foto ini diambil pada bulan Agustus 1941, dan memperlihatkan para jagoan udara sekaligus Ritterkreuzträger dari Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen", yang beroperasi di Selat Inggris dan sekitarnya. Dari kiri ke kanan: Leutnant Egon Mayer (Flugzeugführer di 7.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 2), Oberleutnant Erich Leie (Flugzeugführer im Stab der I. Gruppe / Jagdgeschwader 2), Major Walter Oesau (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2), dan Oberleutnant Rudolf Pflanz (Flugzeugführer di 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 2). Di latar belakang terparkir sebuah pesawat pemburu dari jenis Messerschmitt Bf 109 yang merupakan tunggangan utama para pilot Jerman dalam Perang Dunia II. Dari keempat orang dalam foto ini, Geschwaderkommodore Oesau mempunyai kemenangan udara terbanyak dengan 127 kills, diikuti oleh Leie (121 kills), Mayer (102 kills), dan Pflanz (52 kills).

Sumber :
https://www.andreas-thies.de/auktionen/64-749906

Jenderal dan Laksamana Jerman dalam Acara Führergeburtstag

Para jenderal dan laksamana Wehrmacht berdiri di tribun kehormatan dalam acara puncak perayaan ulangtahun Adolf Hitler yang ke-50, yang diselenggarakan di Berlin pada tanggal 20 April 1939. Mereka semua kompak memakai paradeanzug (seragam parade), lengkap dengan feldbinde (ikat pinggang brokat), auszeichnungen (baris medali) dan schnurr (tali bahu). Baris depan dari kiri ke kanan: Generaloberst Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), General der Flieger Hans-Jürgen Stumpff (Chef der Luftwehr), Generalleutnant Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef Planungsamts der Luftwaffe), Admiral Max Bastian (Präsident Reichsfürsorge- und Versorgungsgerichts der Wehrmacht), dan Generalmajor Friedrich Fahnert (Höheren Kommandeur Luftnachrichtenschule Berlin). Sebagai identifikasi tambahan: Generalleutnant Walter Petzel (Inspekteur der Artillerie) adalah cowok berkacamata yang berdiri di belakang Fahnert; Generalmajor Hermann von Hanneken (Bevollmächtigter für Eisen- und Stahl auch zum Leiter der Hauptabteilung II Industrie) berdiri diantara Bastian dan Fahnert, Generaloberst Wilhelm List (Oberbefehlshaber Heeres-Gruppenkommando 5) diantara Udet dan Bastian, serta General der Flieger Friedrich Christiansen (Korpsführer NSFK) diantara Stumpff dan Udet. Foto ini sendiri dibuat oleh fotografer pribadi Hitler, Hugo Jaeger. Perhatikan bahwa Milch dan Stumpff sama-sama memakai Star of Yugoslavian Order of the Crown di dada mereka!

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2010/10/koleksi-ratusan-foto-berwarna-dari-life.html
https://artsandculture.google.com/entity/m064km4b?hl=en

Sunday, December 11, 2022

Rommel dan Kapal Selam Italia di Bardia

Pada bulan November 1941, General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") mengunjungi Bardia (Libya) yang menjadi lokasi bongkar-muat suplai pasukan Poros selain di Tripoli dan Derna. Meskipun kapasitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pelabuhan utama di Tripoli, tapi Bardia lebih efisien karena lebih dekat ke front yang mendekati perbatasan dengan Mesir. Disini biasanya kapal-kapal selam Italia yang bongkar-muat barang karena lebih aman dari incaran pesawat-pesawat Sekutu. Dalam kunjungannya ke Bardia pun Rommel menyempatkan diri untuk beramah-tamah dengan awak kapal selam Italia yang kebetulan sedang berlabuh disana. Dia kemudian difoto di atas tebing yang menjorok ke pantai dengan latar belakang sebuah kapal selam Italia yang sedang berlayar meninggalkan pelabuhan. Kemungkinan kapal selam ini berasal dari kelas Atropo of the Foca (Anjing Laut) dengan berat 1.109 ton yang biasa digunakan untuk menanam ranjau laut. Dia baru saja mengantarkan 60 ton bahan bakar ke pelabuhan Bardia.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Pengujian Pesawat Jerman

Para ilmuwan Nazi mengujicoba sistem aerodinamik dari sebuah pesawat Messerschmitt Bf 109 E-3 di tahun 1940. Ditenagai oleh mesin Rolls-Royce Kestrel V, pesawat hasil pengembangan kesekian dari Bf 109 ini mempunyai kecepatan maksimum 660km/jam. Panjangnya 8,65m dengan rentang sayap 9,87m. Senjata utamanya adalah dua buah kanon 20mm ditambah dengan dua senapan mesin sebagai pelengkap. Versi pertama pesawat rancangan Willy Messerschmitt ini telah teruji ketangguhannya dalam Perang Saudara Spanyol. Para pilotnya telah disumpah sebelum mereka meninggalkan Jerman bahwa mereka tidak akan membiarkan pesawat mereka sampai jatuh ke tangan musuh. Bila pesawatnya jatuh atau mendarat darurat di wilayah musuh, maka mereka harus membakarnya segera dengan menggunakan tangki khusus berisi materi yang mudah terbakar yang bisa disulut seketika dan memang disiapkan untuk tujuan semacam ini!

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Prajurit Luftwaffe Membaca Surat di Sebelah Motor Zündapp

Foto ini, yang tampaknya telah disetting dengan baik, kemungkinan dibuat untuk kepentingan propaganda Jerman. Seorang prajurit Luftwaffe berdiri sambil membaca surat yang datang dari tanah air di depan sepeda motor Zündapp Ks 600 bersespan, sementara di latar belakang mengudara sebuah pesawat Focke-Wulf Fw 189 "Uhu" (Burung Hantu). Pesawat bermesin ganda dan berkursi tiga ini terutama sekali dibuat untuk kepentingan pengintaian. Dibandingkan dengan pesawat yang umum diproduksi di masa itu, Fw 189 terlihat aneh karena mempunyai dua "badan". Pada awalnya kemampuannya diragukan, tapi kemudian medan udara Front Timur membuktikan kemampuan Fw 189 yang jauh melebihi harapan para pembuatnya! Pesawat ini dijuluki sebagai "matanya Luftwaffe" dan ketangguhannya terbukti dengan beberapa kali dia mampu pulang ke pangkalannya dengan sebagian ekornya copot atau rusak parah! Keberadaannya tidak diketahui oleh pihak Sekutu sampai dengan tahun 1941, walaupun prototipe pesawat ini sudah berseliweran dari masa sebelum perang. Total produksinya sampai dengan perang berakhir adalah 849 buah.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Markas Tentara Jerman di Desa Kecil Rusia


Pesawat penghubung sangat dibutuhkan untuk memelihara kontak langsung antara markas dengan prajurit di front depan. Tanpa pesawat ini maka akan mustahil bagi para komandan senior untuk bertemu dengan bawahannya dalam jangka waktu sebentar demi mendiskusikan perkembangan situasi atau sekedar melakukan inspeksi singkat di front. Karena biasanya pos komando dan markas front berada di wilayah hutan lebat, tertutup oleh kamuflase atau di desa-desa terpencil, maka kadangkala tak ada landasan udara standar terdekat yang menjangkaunya. Atas alasan ini maka Fieseler Fi 156 Storch, dengan kemampuan take-off dan landingnya di landasan sempit, menjadi pilihan utama para komandan staff senior. Pesawat ini bahkan bisa mendarat di atas permukaan yang kasar atau berlumpur. Foto di atas memperlihatkan sebuah desa kecil Rusia yang dikelilingi oleh hutan. Panji yang terpasang di depan sebuah rumah di sebelah kiri menandakan bahwa lokasi itu telah dijadikan sebagai markas sebuah Armee-Korps. Di latar belakang terparkir sebuah Storch, yang kemungkinan dipakai untuk menerbangkan sang komandan korps dalam kunjungan ke front depan atau membawa para komandan divisinya ke tempat ini.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Tank Tiger di Sekitar Leningrad

Para prajurit infanteri Wehrmacht berjalan melewati sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger Ausf.H1 milik schwere Panzer-Abteilung 502 di Leningrad, Uni Soviet, awal musim gugur tahun 1942. Unit tank berat Heer ini tiba di sektor Leningrad pada akhir bulan Agustus 1942, dan untuk pertama kalinya mencicipi ganasnya pertempuran pada tanggal 16 September 1942 di selatan Danau Ladoga (peristiwa ini juga tercatat dalam sejarah sebagai aksi pertama tank Tiger dalam kancah Perang Dunia II!). Pada tanggal 22 September, setelah menyeberangi sebuah pematang, sebuah Tiger terjebak dalam lumpur. Karena sulitnya medan, ditambah dengan tembakan gencar dari tentara Rusia, tank berat tersebut tak dapat ditarik keluar meskipun telah dicoba berkali-kali. Untuk mencegahnya jatuh ke tangan musuh, dengan sangat terpaksa monster satu ini diledakkan oleh pasukan Jerman pada tanggal 25 November 1942, sehingga secara resmi menjadi Tiger pertama yang menjadi korban perang. Beberapa lagi tank Tiger dan Panzer III tiba di markas schwere Panzer-Abteilung 502 pada tanggal 25 September, yang kemudian digunakan untuk melengkapi kompi pertama unit tersebut. Kloter Tiger selanjutnya yang datang di bulan Februari 1943 nantinya digunakan untuk mengganti tank-tank yang telah hancur atau rusak



Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2020/06/foto-pertempuran-pengepungan-leningrad.html
https://reibert.info/threads/sd-kfz-181-pz-kpfw-vi-tiger.14285/page-43

Jenderal Walter Krüger Memperhatikan Pengepungan Leningrad


Generalmajor Walter Krüger (kanan) bersama dengan salah seorang perwiranya memperhatikan dengan seksama saat pasukan Jerman dari 1. Panzer-Division melakukan serbuan ke garis pertahanan Rusia di luar kota Leningrad, Uni Soviet. Dari tanggal 17 Juli 1942 Krüger diangkat sebagai "mit der Führung beauftragt" alias Komandan sementara dari Divisi Panzer Pertama Jerman, setelah sebelumnya menjabat sebagai Komandan brigade infanteri bermotor dari divisi yang sama. 1. Panzer-Division sendiri telah terlibat dalam pertempuran terus-menerus dari sejak penyerbuan ke Rusia bulan Juni 1941, dan pada pertengahan bulan Agustus 1941 jumlah tanknya yang masih berfungsi tinggal mencapai 44 buah dari asalnya 155 buah! Foto ini diambil pada awal musim gugur tahun 1941 oleh fotografer tak dikenal dari Presse-Illustrationen Heinrich Hoffmann, dan pertama kali dipublikasikan oleh 'Berliner Volkszeitung' edisi 5 November 1941.

Sumber :
https://www.dw.com/en/wehrmacht-had-policy-of-starvation-in-leningrad/a-17386073
https://en.wikipedia.org/wiki/1st_Panzer_Division_(Wehrmacht)

Saturday, December 3, 2022

Sepp Dietrich dan Fritz Witt di Kharkov

SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") mengadakan kunjungan ke markas SS-Standartenführer Fritz Witt (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") di Olchowatka, Belgorod, dekat Kharkov, bulan Maret 1943. Dietrich mengenakan mantel bulu domba yang mempunyai nama resmi "Sous- vetementent en peau fourrée Modele 1938", dengan tambahan kerah, renda serta ritsleting. Meskipun begitu, tampaknya sang Divisionskommandeur masih merasa terlalu dingin sehingga menyiapkan mantel bulu lebih tebal yang tersimpan di jok mobil, sebuah hal yang sangat kontras bila dibandingkan dengan Witt yang terlihat cukup nyaman meskipun hanya mengenakan seragam thok! Celana yang dikenakan oleh Dietrich adalah dari jenis stiefelhose, yang dipadukan dengan Flieger-Pelztiefel (sepatu penerbang) Luftwaffe dengan ujung atas berbulu. Mobil yang digunakan oleh Dietrich adalah dari jenis Einheits-Pkw Horch 40 dengan plat nomor yang sangat rendah (SS-502). Selain itu, jerigen untuk bensin cadangan telah dimodifikasi sehingga bisa ditempelkan di bagian samping mobil. Foto ini sendiri dibuat oleh SS-Kriegsberichter Johan King, yang menemani Divisi Leibstandarte dalam pertempuran-pertempuran berat di tahun 1943 dan 1944.

Sumber ;
https://fjm44.com/product/large-18x24-cm-original-waffen-ss-press-photo-with-sepp-dietrich/

Saturday, November 19, 2022

Rommel Saat Baru Tiba di Afrika


Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) dalam acara parade kontingen pertama Afrikakorps - yang baru tiba di Afrika Utara - di Tripoli, Libya, tanggal 15 Februari 1941. Di belakangnya berdiri dua orang perwira Italia yang menjadi sekutu Jerman dalam Perang Dunia II. Yang di sebelah kiri adalah perwira tak dikenal yang memakai insignia berretto (topi) colonnello (kolone) dari satuan Stato Maggiore (Komando Tinggi Angkatan Darat), meskipun pinggiran tanda pangkat bahunya lebih tipis layaknya ufficiali inferiori (perwira rendah) daripada ujung lebih tebal yang merupakan standar ufficiali superiori (perwira tinggi). Sementara itu, perwira di kiri adalah seorang maresciallo (bintara tinggi) dari CC.RR (Carabinieri Reali) alias Polisi Militer. Dalam foto ini sendiri, Rommel masih mengenakan seragam "Eropa" dan belum berganti dengan seragam tropis, sama seperti sebagian besar pasukannya. Unit pertama yang sudah "gercep" berganti seragam saat baru tiba di Afrika hanyalah Flak-Regiment 33 (motorisiert) dari Luftwaffe, sementara kompatriotnya masih mengenakan seragam bawaan dari Eropa.

Sumber :
Buku "Deutsche Afrikakorps" karya Ricardo Recio Cardona

Sunday, November 13, 2022

Rommel Berdiskusi di Atas "Greif"

Tiga buah ranpur halftrack Jerman diparkir berdekatan di sekitar kota pelabuhan Tobruk yang dikepung, bulan Juni 1942. Halftrack paling kanan berasal dari jenis kendaraan komunikasi ringan (leichter Funkpanzerwagen) Sd.Kfz. 250/3 "Greif" (plat nomor WH 937035), yang merupakan salah satu kendaraan komando pribadi milik Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). "Greif" sendiri dilengkapi dengan dua buah antena radio: antena yang lebih besar merupakan alat pemancar dari radio jenis FuG 7 yang mempunyai daya jangkau sampai 50 kilometer, sementara antena yang lebih kecil adalah pemancar dari radio FuG 5 dengan daya jangkau 5 kilometer (yang terakhir berfungsi sebagai alat komunikasi antar-unit yang berdekatan). Halftrack yang diparkir di tengah berasal dari jenis Sd.Kfz. 251 Ausf.B. Di bagian sampingnya terdapat pula antena, yang menunjukkan bahwa ranpur setengah roda satu ini - yang biasanya digunakan sebagai sarana pengangkut pasukan Panzergrenadier - berfungsi pula sebagai kendaraan komunikasi menengah (mittlerer Funkpanzerwagen), yang kemungkinan adalah hasil modifikasi lapangan dari Sd.Kfz. 251/1 standar menjadi Sd.Kfz. 251/3 yang dilengkapi dengan radio komando. Halftrack terakhir di sebelah kiri adalah sebuah Sd. Kfz. 251/1 Ausf.S. Perwira yang membawa peta sambil ngadu huntu dengan Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann (Kommandeur Artillerie-Regiment 33 [motorisiert] / 15.Panzer-Division). Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Albrecht Heinrich Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika".

Sumber :
https://en.topwar.ru/135723-rommel-v-afrike.html
https://waralbum.ru/217895/

Saturday, November 5, 2022

Kunjungan Rommel ke Divisi Pavia

Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Dalam kesempatan tersebut, Rommel berunding dengan sekutu-sekutunya dari Italia mengenai rencana serangan pihak Poros selanjutnya. Foto ini terdapat dalam buku "Rommel's Italian Generals in North Africa" karya Dr. Libro Di Zinno dan Rudy D'Angelo, halaman 26. Di teks penyertanya, sang pengarang mengidentifikasi perwira Italia yang berada di hadapan Rommel sebagai Generale di Brigata Michelangelo Nicolini, Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika (dia terdapat dalam beberapa foto lainnya yang diambil di kesempatan yang sama bersama dengan Rommel). Sayangnya, keterangan ini tidak bisa dipegang 100% karena pengarang yang sama telah mengidentifikasi beberapa wajah yang berbeda di buku tersebut sebagai Nicolini, sementara sejauh ini aliando juga belum menemukan muka sebenarnya dari odong-odong satu ini! Tentu saja, kalau melihat konteks kedatangan Rommel, satu-satunya kandidat untuk perwira tersebut adalah Komandan dari Divisi Pavia, Generale di Brigata Antonio Franceschini. Tulisan "FALZONI" yang terdapat di foto mungkin merujuk pada Enzo Falconi. Masalahnya adalah, pada saat foto ini diambil dia masih berpangkat Colonnello (Kolonel) dan mengabdi sebagai perwira artileri di Divisi Ariete (yang juga beroperasi di Afrika Utara). Itu satu-satunya nama dan pangkat yang mendekati tulisan dalam foto tersebut. Untuk identifikasi perwira Jerman lainnya - selain Rommel: berdiri keempat dari kanan adalah Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika"), sementara menghadap kamera di tengah adalah Oberleutnant Diekmann yang merupakan ajudan Rommel.



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Perwira Italia yang sedang berbicara dengan Rommel di sebelah kiri adalah Generale di Brigata Antonio Franceschini (Komandan Divisi Pavia), sementara perwira Italia lainnya yang berdiri di sebelah Rommel adalah Generale di Brigata Michelangelo Nicolini (Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika).



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Perwira jangkung yang berdiri di belakang Rommel adalah ajudannya, Oberleutnant Diekmann. Sementara itu, perwira Jerman lain yang memakai gogel ketiga dari kiri adalah Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika"). Terakhir, perwira Italia di sebelah kanan adalah Generale di Brigata Antonio Franceschini (Komandan Divisi Pavia)


Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Dari kiri ke kanan: Generale di Brigata Antonio Franceschini (Komandan Divisi Pavia), Oberleutnant Diekmann (Adjutant Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Generale di Brigata Michelangelo Nicolini (Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika), perwira Afrikakorps tak dikenal, Rommel, dan Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika").


Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Perwira Italia yang berdiri di sebelah kiri adalah Generale di Brigata Michelangelo Nicolini (Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika), sementara perwira Jerman yang memakai schirmmütze yang tertutup oleh badan Rommel adalah Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika").


Sumber :
"Rommel's Italian Generals in North Africa 1941-1943" karya Dr. Libro Di Zinno & Rudy D'Angelo
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/03/album-foto-erwin-rommel-sebagai_1308.html
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_183-1982-0927-503,_Bei_El_Agheila,_Rommel_bei_italienischer_Division.jpg
https://www.ebay.de/itm/165715607163?hash=item26956b7e7b:g:EcEAAOSwroZjQX9O&amdata=enc%3AAQAHAAAAkKGWZ%2FV0JYl6oJJMZZHEYs4HVsIW4FUrvDC0b1A%2Fq451cb593QTvf%2BRp6xl1luCrxyITWryw3J6r8QiaGIIb5pee4uv62X00WEvwfUIG%2BmySmXhV9oEWqLA%2Ff8%2Fh%2BdFAUgYmztz3Jp806dFikqbBiKkcnXSuAhU7sweiWDNEidOzU44PrZ5MHxmQJ7fTO7nsnA%3D%3D%7Ctkp%3ABk9SR9b7tpv7YA
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?p=2435229#p2435229
https://ritterkreuztraeger.blogspot.com/2022/10/erwin-rommels-visit-to-pavia-division.html

Sunday, October 23, 2022

Rommel Diwawancarai Setelah Merebut Tobruk


Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") asyik ngoceh saat sedang diwawancarai oleh Kriegsberichter Lutz Koch, yang menodongkan mikrofon merk Beyer M 19b ke mulutnya, sementara bildberichter di belakang mereka sibuk merekam gambar dengan kamera Arriflex 35mm. Di belakang Rommel terlihat seorang operator sedang sibuk bekerja menggunakan magnetofon AEG "Tonschreiber d (Dora)" - yang tercatat sebagai magnetofon (perekam magnetik) portabel pertama di dunia - diatas mobil Horch Typ 40 mittlerer geländegängiger Personenkraftwagen (m.gl.Pkw) Kfz 15. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 22 Juni 1942 saat pasukan Jerman baru saja merebut Tobruk dari tangan Sekutu. Kota pantai di Libya ini mempunyai peran sangat strategis dalam kancah pertempuran Afrika Utara, dan penguasaannya membuat rakyat Jerman terbuai dalam euforia: pendudukan Mesir hanya tinggal menunggu waktu, dan setelahnya adalah bersatunya pasukan Jerman dari Rusia dan Afrika di Kaukasus! Wawancara ini disiarkan secara langsung ke tanah air Jerman, dan didengarkan oleh begitu banyak orang, termasuk oleh Adolf Hitler dan konco-konconya. Di hari itu juga sang Führer - yang merasa sangat gembira - memutuskan untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa untuk jenderal favoritnya tersebut, dari Generaloberst (Kolonel-Jenderal) menjadi Generalfeldmarschall (Marsekal-Jenderal), sebuah pangkat yang secara resmi tidak ada pensiunnya!



Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2015/05/foto-wawancara-tokoh-third-reich-dengan.html

Saturday, October 22, 2022

Panzer-Panzer Afrikakorps di Tripoli


Deretan tank-tank Jerman milik Panzer-Regiment 5 dari jenis Panzer IV Ausf.D dan Panzer II yang baru saja tiba di Tripoli, Libya, bulan Maret 1941. Khusus untuk tank dari jenis pertama, mereka dilengkapi dengan gepäckkasten (kotak penyimpanan khusus) yang terpasang di bagian belakang kubah, dengan tiga nomor identifikasi tertulis dengan ukuran besar. Dari nomor-nomor tersebut kita bisa mengetahui bahwa tank-tank ini berasal dari Kompi ke-8 dan ke-5 (dua-duanya merupakan bagian dari Batalyon kedua). Cara membacanya sederhana: angka pertama adalah nomor kompi, angka kedua adalah nomor peleton, sementara angka ketiga adalah nomor urutan kendaraan di peleton tersebut. Karenanya, turmnummer (nomor turet) "824" menunjukkan bahwa tank tersebut adalah tank ke-4 dari peleton ke-2 kompi ke-8. Uniknya, sebagian awaknya tampak telah mendapat jatah seragam tropis berbahan kain, sementara sebagian lainnya masih mengenakan seragam hitam standar Eropa berbahan wol! Komandan Afrikakorps Generalleutnant Erwin Rommel datang untuk pertama kalinya di Afrika Utara di bulan Februari 1941, dengan perintah tegas hanya sebagai unit "Sperrband" alias penghalang gerak maju pasukan Inggris sekaligus penambah kekuatan tentara-tentara Italia yang baru saja menderita kekalahan dalam Pertempuran di Beda Fomm. Kekuatan yang Rommel miliki pada saat itu bisa dibilang seadanya: satu batalyon pelopor serta satu detasemen anti-tank dari 5. leichte-Division (nantinya berganti nama menjadi 21. Panzer-Division). Sisa unit-unit lainnya dari divisi tersebut nantinya tiba secara bertahap di Afrika, sementara divisi kedua yang berada di bawah komando Deutsches Afrikakorps (DAK), yaitu 15. Panzer-Division, baru tiba sepenuhnya di akhir bulan Mei 1941.

Sumber :
"Deutsche Afrikakorps (1941-1943)" karya Ricardo Recio Cardona

Tuesday, September 20, 2022

Upacara Penguburan Komandan Resimen Gustav-Adolf Riebel

Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Dieck dari Propaganda-Kompanie 694 pada akhir bulan Agustus 1942, dan memperlihatkan suasana pemakaman Oberst Gustav-Adolf Riebel, Kommandeur Panzer-Regiment 24 / 24.Panzer-Division. Regimentskommandeur Riebel terbunuh oleh ledakan peluru artileri pada tanggal 23 Agustus 1942, saat sedang memimpin resimennya dalam gerak maju menuju kota Stalingrad. Jasadnya kemudian dikuburkan di luar wilayah Krasnoarmeyskiy, yang terletak di pinggiran sungai Volga, selatan Stalingrad. Secara anumerta, Oberst Riebel dipromosikan menjadi Generalmajor, efektif per tanggal 1 Agustus 1942. Sebagai pemimpin upacara dalam pemakaman ini adalah Komandan 24. Panzer-Division, Generalmajor Bruno Ritter von Hauenschild. Uniknya, dalam foto ini sang Divisionskommandeur mengenakan seragam perwira biasa dan bukannya jenderal, juga tanpa kehadiran medali (kecuali Ritterkreuz) dan tanpa dilengkapi schulterklappen (tanda pangkat bahu)! Hal ini kemungkinan besar adalah untuk berjaga-jaga dari ancaman sniper Soviet yang menjadi momok bagi pasukan Jerman di Front Timur.



Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=154141&start=15

Serangan Udara Luftwaffe ke Scapa Flow

Major Fritz Doench (kanan), Gruppenkommandeur dari I.Gruppe / Kampfgeschwader 30 (KG 30), memberi keterangan kepada wartawan tentang serangan unitnya terhadap pangkalan Angkatan Laut Inggris di Scapa Flow tanggal 16 Maret 1940, dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan di Berlin satu hari setelah misi yang banyak mendapat perhatian tersebut. Meskipun membuat kaget pihak lawan, operasi pemboman pesawat-pesawat Junkers Ju 88 Luftwaffe tidak berhasil menghancurkan kapal-kapal perang yang berlabuh di Scapa Flow, dan hanya membuat rusak beberapa diantaranya. Dalam foto ini Doench - yang nantinya dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 19 Juni 1940 atas prestasinya dalam Pertempuran Prancis - menunjukkan target laut dan pangkalan udara Inggris bersama dengan Oberleutnant Hunno Phillipps (kiri) dari I./KG 26 serta Oberleutnant Helgo Magnussen dari 3./KG 30. Phillipps nantinya terbunuh dalam pertempuran udara di malam tanggal 19/20 November 1940 saat pesawat Heinkel He 111 yang dipilotinya tersangkut kabel balon udara dan jatuh di wilayah selatan Inggris, dalam operasi pemboman yang dilancarkan di Birmingham. Sementara itu, Magnussen gugur saat pesawat Ju 88A‑2 yang dipilotinya jatuh di Oudenrijn, Belanda, pada hari pertama serangan Jerman ke wilayah Barat tanggal 10 Mei 1940. Gruppenkommandeur Doench sendiri nantinya tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat tanggal 14 Juni 1942. Pada saat itu dia bertugas sebagai Abteilungs-Chef (Kepala Departemen) di Reichsluftfahrtministerium (Kementerian Udara Reich) dengan pangkat Oberst. BTW, foto ini diambil oleh seorang fotografer tak dikenal dari Presse-Illustrationen Heinrich Hoffmann, dan pertama kali dipublikasikan oleh 'Berliner Volkszeitung' pada tanggal 18 Maret 1940.

Sumber :
"Ju 88 Aces of World War 2" by Robert Forsyth
https://www.gettyimages.ae/detail/news-photo/pilots-of-the-kampfgeschwader-30-after-their-flight-in-the-news-photo/543893525
https://www.tracesofwar.com/persons/29057/Doench-Fritz.htm
https://ww2aircraft.net/forum/threads/airwar-ww2-the-pilots.54010/page-60

Thursday, August 18, 2022

Penyematan Medali era Nazi oleh Anggota Bundeswehr

 
Per-tanggal 1 April 1958, para anggota veteran Bundeswehr (Angkatan Bersenjata Jerman Barat) - yang baru dibentuk tiga tahun sebelumnya - diperbolehkan untuk mengenakan medali era Perang Dunia II, meskipun hanya dalam bentuk feldspange (baris medali) serta telah dihilangkan segala simbol swastika yang terdapat di dalamnya. Medali dalam ukuran yang asli cuma terbatas dipakai di acara-acara tertentu saja, dan itupun harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari komandan divisi atau Kementerian Pertahanan. Foto ini diambil di hari pertama pemberlakuan peraturan tersebut, dan memperlihatkan seorang anggota Bundesluftwaffe (Angkatan Udara Jerman Barat) berpangkat Hauptmann (Kapten) yang sedang memasangkan feldspange 1957er (baris medali era Perang Dunia II yang telah di-Denazifikasi) di seragamnya. Baris atas adalah Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes; baris tengah adalah, dari kiri ke kanan: Eisernes Kreuz I.Klasse, Eisernes Kreuz II.Klasse, Frontflugspange für Kampfflieger, Ärmelstreifen "KRETA", dan Flugzeugführerabzeichen; baris bawah dari kiri ke kanan: Fallschirmschützenabzeichen dan sebuah medali asing (kemungkinan Vapaudenristin Ritarikunta Finlandia). Nama dari orang dalam foto ini adalah Egon Delica, salah satu anggota pasukan parasut Jerman yang dianugerahi medali Ritterkreuz langsung oleh Hitler setelah berprestasi dalam penaklukan Benteng Eben Emael di tahun 1940.

Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=9&t=153613&start=645

Monday, August 8, 2022

Prajurit Jerman Membawa Bahan Peledak Ringan

Prajurit Jerman satu ini berlari kecil sambil sedikit membungkuk diantara deretan parit pertahanan, dalam sebuah foto propaganda yang dibuat pada musim dingin tahun 1943. Tiga kotak kecil yang dibawanya adalah bom berdaya ledak rendah yang direkat menjadi satu, kemungkinan dari jenis Gebalte Ladung atau Sprengbüchse 24 yang sama-sama mempunyai berat 3 kilogram. Bila kita perhatikan lebih lanjut, terdapat beberapa lubang di setumpuk stielhandgranaten 24 yang dibawanya. Ini karena granat-granat tersebut adalah khusus dibuat untuk kepentingan latihan. Dikenal dengan nama resmi "Übungs-Stielhandgranate 24" (granat tongkat latihan), granat dari jenis satu ini mempunyai daya picu sangat rendah, sementara lubang di bagian palkonnya memungkinkan benda tersebut untuk mengeluarkan suara "bledug" cukup besar tapi tanpa merusak si granat itu sendiri. Selain dari lubang-lubang yang terdapat di kepalanya, hal lain yang membedakan granat latihan dengan granat asli adalah warnanya yang merah serta tulisan "Ueb", "Üb" atau "Ub" di bagian tongkatnya. Lebih lanjut tentang granat dari jenis Übungs-Stielhandgranate 24 bisa dilihat DISINI.

Sumber ;
https://forum.axishistory.com/viewforum.php?f=20

Sunday, August 7, 2022

Tentara Jerman Memeriksa Puing-Puing Pesawat Soviet


Seorang anggota Feldgendarmerie (Polisi Lapangan) dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" bersama dengan beberapa orang prajurit Rumania memeriksa sisa-sisa pesawat Soviet yang tak lama sebelumnya ditembak jatuh di wilayah Târgu Frumos, Rumania, antara tanggal 2-8 Mei 1944. Uniknya, dari bentuk rongsokannya diketahui bahwa pesawat tersebut bukanlah buatan Rusia melainkan dari jenis Bell P-39 Airacobra buatan Amerika yang dihibahkan ke Angkatan Udara Uni Soviet sebagai bagian dari perjanjian Land-Lease. Yang lebih asyik lagi, si anggota Feldgendarmerie memakai ringkragen (gorget) Wehrmacht dengan tambahan insignia "GD" di atasnya! Dari buku "Uniforms and Insignia of the Grossdeutschland Division" karya Scott Pritchett diketahui bahwa hanya ada dua contoh dari ringkragen model ini yang diketahui: satu relic yang didapatkan di wilayah Rzhev (dan diperlihatkan di buku tersebut), dan satu lagi yang masih dalam kondisi bagus dan kini menjadi milik salah satu kolektor di Eropa. Foto ini sendiri dibuat oleh Theodor Scheerer dari KBZ HGr. Südukraine (Kriegsberichter-Zug Heeresgruppe Südukraine).

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2010/05/album-foto-feldgendarmerie-polisi.html

Panzer III di Musim Dingin di Front Timur


Seorang Feldgendarmerie (Polisi Militer) mengarahkan sebuah Panzerkampfwagen III Ausf.H ke lokasi yang telah ditentukan, di sebuah tempat di Front Timur. Panzer tersebut teridentifikasi sebagai Ausf.H dengan melihat pada pintu keluar komandan model baru yang terpasang di turetnya, begitu pun tampilan bagian belakang turet yang berbeda dari model-model sebelumnya. Model H juga memperkenalkan transmisi baru serta penggerak versi akhir, yang otomatis membutuhkan dudukan penggerak yang berbeda pula. Perhatikan rambu petunjuk arah di sebelah kiri yang berada di depan panzer! Diantara simbol yang terpajang adalah insignia 7. Panzer-Division yang berbentuk "Y". Rambu lain yang terpasang di pepohonan lebih ke tengah memperlihatkan insignia "XX" yang merupakan simbol dari 6. Panzer-Division. Keduanya adalah insignia versi pasca-1941 yang digunakan oleh kedua divisi lapis baja tersebut.

Sumber :
Buku "Panzer Vor: German Armor At War 1939-45" by Frank V. De Sisto

Panzerjäger Tiger Diinspeksi Tentara Amerika


Panzerjäger Tiger Ausf.B mit 12,8cm PaK 44 L/55 "Jagdtiger"(Sd.Kfz.186) Nr. 331 dari schwere Panzerjäger-Abteilung 653 diinspeksi oleh prajurit Amerika dari 10th Armored Division tak lama setelah dia ditinggalkan oleh awaknya di Landauer Strasse (Neustadt an der Weinstrasse) tanggal 23 Maret 1945. Jagdtiger satu ini dikomandani oleh Leutnant Kasper Geoggler yang juga merupakan Komandan Kampfgruppe ketiga dari 3.Kompanie / sPzJg.Abt.653. Geoggler mempunyai saraf bagaikan baja dan sangat berambisi untuk membuktikan ketangguhannya dalam pertempuran. Dia telah dianugerahi dengan Deutsches Kreuz in Gold tanggal 10 Mei 1943 saat bertempur di Front Timur, dan telah menghancurkan beberapa tank musuh sebelum konfrontasi di Neustadt. Pada tanggal 22 Maret 1945 Geoggler menjadi komandan dari tiga buah Jagdtiger (termasuk punya dirinya) dan dia menempatkan mereka pada posisi yang strategis untuk menyergap musuh di utara Neustadt. Disana dia bisa melihat setiap jalan dari luar yang mengarah ke kota. Dari posisi yang terkamuflase dengan baik, tiga buah Jagdtiger tersebut menghadapi konvoy berpuluh-puluh tank Amerika. Tank pertama dan terakhir mendapat hantaman pertama sehingga membuat konvoy menjadi macet. Di tengah kepanikan musuh, Geoggler dan Jagdtiger temannya menghabisi kendaraan perang yang tersisa. Tank-tank Sherman dan M10 Amerika membalas tembakan Jagdtiger Jerman, tapi usaha mereka sia-sia belaka karena begitu tebalnya lapisan baja yang diusung oleh Jagdtiger. Meskipun dua buah Panzerjäger (Pemburu Tank) Jerman (No. 331 dan No. 323) terkena lebih dari 10 tembakan tepat sasaran, tapi mereka masih mampu untuk mundur ke Neustadt. Setelah pertempuran usai, tidak kurang dari 25 tank Amerika yang terkonfirmasi musnah, sementara beberapa awak Jagdtiger sendiri hanya menderita luka ringan!

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/10/album-foto-kendaraan-rampasan.html

Feldgendarmerie Menghentikan Mobil

Tiga orang anggota Feldgendarmerie (Polisi Militer Jerman) menghentikan sebuah kendaraan yang akan memasuki lokasi parade di Paris untuk memeriksa kelengkapan surat-suratnya. Mobil tersebut berasal dari jenis Renault Juvaquatre AEB4, sementara dari simbol di pintunya, maka kemungkinan besar ia adalah kendaraan operasional dari 168. Infanterie-Division yang memiliki truppenkennzeichen (lambang satuan) berbentuk Salib Johanniterorden atau Order of St. John. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 14 Juni 1940, di hari jatuhnya ibukota Prancis ke tangan pasukan Jerman. Untuk merayakannya, unit-unit militer Jerman yang pertama memasuki kota tersebut mengadakan dua parade militer di Place de la Condorde: yang pertama adalah kontingen dari 30. Infanterie-Division yang merupakan unit Jerman pertama yang memasuki Paris di pagi hari (meskipun hanya singgah sebentar karena langsung melanjutkan gerak majunya mengejar pasukan Sekutu). Yang kedua adalah kontingen dari 18. Armee yang berjumlah lebih besar, yang mengadakan parade kedua di siang dan sore harinya. Foto ini kemungkinan besar diambil pada waktu berlangsungnya parade kedua.

Sumber :
https://www.warrelics.eu/forum/history-research-third-reich-ww2/military-parade-paris-799686/

General der Panzertruppe Dietrich von Saucken


General der Panzertruppe Dietrich von Saucken (16 Mei 1892 - 27 September 1980) adalah jenderal pasukan panzer Jerman dalam Perang Dunia II, salah satu dari hanya 27 orang di seantero Wehrmacht / SS yang dianugerahi penghargaan super bergengsi: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub, Schwerter und Brillanten (keriting dah tuh lidah!). Dia adalah tipikal perwira Prusia totok, baik penampilan maupun kepribadiannya. Monokel (kacamata tunggal) tidak pernah lepas dari mata kirinya, pedang di pinggangnya, dan penampilannya yang kaku pun seakan menegaskan dari mana dia berasal. Meskipun begitu, Saucken pada awalnya justru mempunyai cita-cita menjadi seniman, tapi kemudian dia memilih untuk mendaftar di Angkatan Darat Prusia pada tahun 1910 tak lama setelah lulus SMA. Dia ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama (1914-1918), begitu juga dalam kekacauan yang terjadi sesudahnya, dimana Saucken bergabung dengan unit Freikorps lokal demi membendung pemberontakan kaum Komunis Jerman. Pada tahun 1921 dia ditarik menjadi anggota Reichswehr (Angkatan Bersenjata Republik Weimar), dan menjadi ahli dalam bahasa Rusia setelah ditugaskan ke Uni Soviet pada tahun 1927. Pada saat Perang Dunia II pecah (1 September 1939), Saucken sudah menjadi Komandan Resimen Kavaleri dengan pangkat Oberst. Dia ikut ambil bagian dalam kampanye militer Jerman di Prancis, Balkan dan Rusia. Dalam kancah Pertempuran Moskow di akhir tahun 1941, Saucken diangkat sebagai Komandan 4. Panzer-Division. Dia memimpin unit barunya dengan begitu semriwing, sehingga diganjar dengan medali Ritterkreuz (6 Januari 1942) beserta turunannya, Eichenlaub (22 Agustus 1943) dan Schwerter (30 Januari 1944). Satu lagi yang terakhir, Brillanten, dia dapatkan pada tanggal 8 Mei 1945 saat perang baru saja berakhir di Eropa. Meskipun notabene seorang pahlawan Jerman, Saucken tidak pernah menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap "braune Bande" (gerombolan coklat) alias orang-orang Nazi. Ketika dia diperintahkan oleh Hitler untuk mengambil-alih komando 2. Armee pada bulan Maret 1945, dia datang ke markas sang Führer dengan "tangan kirinya secara santuy diselonjorkan di pedang kavaleri yang selalu dibawanya, sementara monokel terpasang di salah satu matanya". Von Saucken lalu memberi hormat tradisional tentara dan membungkuk sedikit. Tak terbayangkan, karena ini adalah tiga "pelanggaran berat" sekaligus: Dia sama sekali tidak memberikan salam Nazi dengan mengangkat tangannya dan meneriakkan 'Heil Hitler' (seperti yang tertera dalam peraturan resmi semenjak 20 Juli 1944), dia tidak menyerahkan senjatanya untuk disimpan saat masuk... dan dia tetap memakai monokelnya tanpa terganggu saat memberi salam pada Hitler! Ketika diberitahu oleh Hitler bahwa dia akan berada di bawah perintah dari Albert Forster yang merupakan Gauleiter (Gubernur Nazi) di Danzig, Saucken "langsung memandang Hitler di matanya... dan menghentakkan kedua tangannya dengan keras di meja marmer tempat menyimpan peta, dia menjawab 'Aku tak akan pernah menempatkan diriku, Herr Hitler, di bawah perintah dari seorang Gauleiter'. Dengan melakukan ini Saucken telah jelas-jelas menentang perintah langsung dari Hitler dan, lebih-lebih lagi, tidak memanggil pemimpin Jerman yang ditakuti itu dengan sebutan Mein Führer! Yang lebih mengejutkan lagi bagi semua yang hadir disitu, Hitler tampak pasrah pada kehendak jenderalnya yang keras kepala tapi berotak brilian ini, tidak murka seperti biasanya, dan dengan tenang membalas, "baik Saucken, pegang komando untuk dirimu sendiri". Hitler dan Saucken berpisah tanpa berjabat tangan, dan si jenderal Prusia itu meninggalkan ruangan dengan sedikit saja menggerakkan badannya ke bawah untuk membungkuk tanda hormat! Ingat beibeh, ini bukan berarti bahwa pribadinya bertipe pemberontak dan semangat tempurnya telah menurun sehingga dia tampak sangat tidak menghormati pemimpinnya sendiri. Ini adalah hasil keteguhan seorang didikan staf jenderal Prusia sejati yang memegang teguh sumpah keprajuritan. Bolehlah dia kurang hormat sama Hitler, tapi perintah Hitler diturutinya sampai akhir. Bukankah dia baru menyerah satu hari setelah semua pasukan Jerman lain menurunkan senjatanya? Bukankah dia telah mendarmabaktikan seluruh tenaga dan pikirannya untuk negaranya, sehingga anaknyapun telah menjadi "tumbal" dari perjuangannya? Bukankah semua penghargaan dan medali yang telah diraihnya menjadi pertanda dari kedahsyatannya di medan pertempuran? Tentunya Hitler tidak akan memilih Saucken kalau tahu jenderalnya ini memang selembek perkedel dan bukannya "mutu manikam" yang tak tergoyahkan badai sedahsyat apapun! Kekerasan hatinya ini tampak ketika di hari-hari akhir Perang Dunia II, saat Karl Dönitz (pengganti Hitler sebagai pemimpin Jerman) mengirimkan sebuah pesawat demi mengevakuasi jenderalnya yang berharga ini agar terhindar dari tangkapan Rusia. Lalu apa reaksi Saucken? Bukannya berterimakasih dan buru-buru naik pesawat, dia malah menolak mentah-mentah tawaran Dönitz dan lebih memilih masuk penjara Rusia yang terkenal brutal bersama dengan pasukan yang sangat dicintainya! Soviet pun tidak mampu menundukkan keteguhannya dalam bersikap. Ketika dia disuruh untuk menandatangani sebuah surat pernyataan palsu, Saucken menolak dengan keras sehingga akibatnya dia harus menerima vonis palu hakim kerja paksa selama 20 tahun, dimasukkan dalam sel terpisah, dan mendapat siksaan begitu berat sehingga harus menggunakan kursi roda di sisa akhir hidupnya!

Sumber :
https://de.metapedia.org/wiki/Saucken,_Dietrich_von

Monday, August 1, 2022

Rommel Mengunjungi 91. Luftlande-Division

Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Wilhelm Falley (Kommandeur 91. Luftlande-Division), Hauptmann Hellmuth Lang (Ordonnanzoffizier Oberbefehlshaber Heeresgruppe B ), perwira Heer tak dikenal, Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West), Hauptmann Rolf Mager (Kommandeur II.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 6), perwira Luftwaffe tak dikenal, dan Hauptmann Horst Trebes (Kommandeur III.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 6). Foto ini diambil pada tanggal 17 Mei 1944 saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 91. Luftlande-Division di Picauville, Normandia (Prancis). Tragisnya, komandan divisi ini - Jenderal Falley - tewas terbunuh di malam pendaratan Sekutu di Normandia tanggal 6 Juni 1944 saat mobil yang membawanya disergap oleh pasukan parasut Amerika dari 82nd Airborne Division! Selain Falley, tiga orang lainnya yang disebutkan namanya dalam foto ini ikut kehilangan nyawanya dalam Perang Dunia II: Trebes (29 Juli 1944), Rommel (14 Oktober 1944), dan Mager (1 Januari 1945).

Sumber :
https://www.thirdreichmedals.com/article/campaign-bands.html

Sunday, July 31, 2022

Jenderal-Jenderal Jerman dalam Pengadilan Nuremberg

 Foto ini diambil pada tanggal 15 Februari 1948 di Justizpalast, Nürnberg, dan memperlihatkan delapan dari 14 orang terdakwa penjahat perang dalam Sidang XII Pengadilan Nuremberg (lebih dikenal dengan nama "High Command Trial"). Mereka semua adalah mantan perwira-perwira tinggi Jerman dalam Perang Dunia II. Duduk di depan mereka sambil mengenakan toga hitam adalah barisan para pengacara, dengan yang paling kanannya adalah Dr.jur. Paul Leverkühn yang membela Jenderal Warlimont. Para terdakwa tersebut - dengan pangkat terakhir mereka serta hukuman yang diberikan - adalah, baris depan dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Wilhelm Ritter von Leeb (3 tahun penjara), Generalfeldmarschall der Luftwaffe Hugo Sperrle (bebas), Generalfeldmarschall Georg von Küchler (15 tahun penjara), Generaloberst Hermann Hoth (15 tahun penjara), dan Generaloberst Georg-Hans Reinhardt (15 tahun penjara). Baris belakang dari kiri ke kanan: General der Artillerie Walter Warlimont (penjara seumur hidup), General der Infanterie Otto Wöhler (8 tahun penjara), dan Generaloberstabsrichter Dr.jur. Rudolf Lehmann (7 tahun penjara). Setelah Republik Federal Jerman Barat didirikan pada tahun 1949, Kanselir Konrad Adenauer dan Bundestag menuntut untuk membebaskan para terdakwa yang masih ditahan. Pihak Sekutu, yang membutuhkan keberadaan Jerman Barat untuk meng-counter Jerman Timur dukungan Soviet, akhirnya mengabulkan tuntutan tersebut dan membebaskan para terdakwa (dengan yang terakhir dibebaskan pada tahun 1953).

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Hitler%27s_Generals_on_Trial

Sunday, July 24, 2022

Pembebasan Norwegia

 
350.000 orang tentara pendudukan Nazi di Norwegia secara resmi menyerah kepada Sekutu pada tanggal 8 Mei 1945, dengan dipimpin oleh panglimanya General der Gebirgstruppe Franz Böhme. Jerman telah menguasai negara Skandinavia tersebut dari tahun 1940, dan menyerahkan diri lima tahun kemudian - tanpa pertumpahan darah terlebih dahulu - setelah mendapat perintah dari pemimpin Jerman pengganti Hitler, Großadmiral Karl Dönitz. Video ini memperlihatkan kedatangan pertama pasukan Inggris di bandara Oslo tanggal 13 Mei 1945, dengan dipimpin oleh Jenderal Sir Andrew Thorne dan didampingi oleh Putra Mahkota Norwegia Pangeran Olav. Rombongan kecil tersebut - hanya berkekuatan sepersepuluh dari lawannya - disambut oleh Oberst Benno Kosch dari Luftwaffe yang mewakili pihak Jerman. Aroma permusuhan masih terasa ketika Jenderal Thorne menolak untuk berjabat tangan dengan Kolonel Kosch. Sang Jenderal Inggris sendiri menjalankan tugasnya untuk melucuti pasukan Jerman sampai dengan bulan Oktober 1945, dengan dibantu oleh anggota gerakan perlawanan bawah tanah setempat serta 12.000 orang tentara Norwegia yang dilatih oleh Inggris yang datang kemudian.

Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=tcUVOSUvFlg

Friday, July 22, 2022

Clemens Betzel dan Karl Mauss

Generalmajor Clemens Betzel (kiri, Kommandeur 4. Panzer-Division) dan Generalmajor Dr.med. dent. Karl Mauss (Kommandeur 7. Panzer-Division) dalam sebuah foto yang diambil pada bulan September 1944. Dalam periode ini, dua divisi lapis baja Jerman tersebut sama-sama berada di bawah komando XXXIX. Panzerkorps (General der Panzertruppe Dietrich von Saucken), dan beroperasi di sekitar wilayah Kurland, Latvia. Divisionskommandeur Betzel mengenakan medali Ritterkreuz di lehernya, yang dia dapatkan pada tanggal 5 September 1944, sementara Divisionskommandeur Mauss mengenakan Eichenlaub zum Ritterkreuz, yang dia dapatkan pada tanggal 24 November 1943. Hanya dalam jangka waktu beberapa bulan dari sejak foto ini diambil - sampai dengan berakhirnya Perang Dunia II di bulan Mei 1945 - Mauss menambah perbendaharaan dua tingkatan medali yang lebih tinggi untuk Ritterkreuz-nya (Schwerter dan Brillanten), dengan yang terakhir membuatnya menjadi satu dari hanya 27 orang di seantero Angkatan Bersenjata Jerman yang meraih medali super bergengsi tersebut! Dari gelar di depan namanya - Doktor der Zahnmedizin - kita bisa mengetahui bahwa Karl Mauss adalah juga seorang dokter gigi, sebuah profesi yang dia tekuni baik dari era sebelum perang maupun sesudahnya. Menariknya lagi, medali Nahkampfspange in Bronze yang tersemat di atas saku seragamnya - didapatkan tanggal 21 Agustus 1943 - menunjukkan bahwa Mauss setidaknya telah terlibat langsung dalam 10 s/d 15 hari pertempuran jarak dekat alias hand-to-hand combat, sebuah prestasi yang tidak main-main bagi seorang perwira dengan pangkat tinggi sepertinya! Bila kita perhatikan kembali foto ini, terlihat bahwa jumlah kancing seragam Betzel lebih banyak dibandingkan dengan Mauss. Ini karena yang pertama mengenakan seragam model Reichswehr (delapan kancing), sementara yang kedua mengenakan seragam model Wehrmacht (enam kancing).

Sumber :
Foto koleksi pribadi Ian Jewison
https://www.wehrmacht-awards.com/forums/forum/wehrmacht-era-militaria/eric-jan-bakker-wehrpass-and-soldbuch-forum/13235441-7-panzer-division-6-panzergrenadier-regiment-leutnant-erwin-stock