Thursday, August 10, 2023

Inspeksi Rommel ke Eisenbahn-Batterie 690


Foto ini diambil pada tanggal 21 Desember 1943 dan memperlihatkan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) dalam acara inspeksi ke Eisenbahn-Batterie 690 E di Bredenne, Belgia. Perwira yang memakai schirmmütze di sebelah kanan (terlihat kepalanya doang) adalah Generalleutnant Friedrich Fürst (Kommandeur 171. Reserve-Division). Di latar belakang kita bisa melihat sebuah schwere Bruno Kanone 28cm (E - Eisenbahnlafette).



Foto ini diambil pada tanggal 21 Desember 1943 dan memperlihatkan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) dalam acara inspeksi ke Eisenbahn-Batterie 690 E di Bredenne, Belgia. Ketiga dari kanan adalah Generalleutnant Friedrich Fürst (Kommandeur 171. Reserve-Division), yang diikuti oleh Generalleutnant Ernst Gerke (kedua dari kanan, Heeresgruppen-Nachrichtenführer Heeresgruppe B) dan Generalleutnant Dr.-Ing. Wilhelm Meise (kanan, General der Pioniere Heeresgruppe B). Di latar belakang kita bisa melihat sebuah schwere Bruno Kanone 28cm (E - Eisenbahnlafette).


Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?p=2486110#p2486110

Sunday, July 9, 2023

Jagoan Senjata Anti-Tank Rudolf Bittner


Feldwebel Rudolf Bittner (18 Desember 1921 - 21 Januari 1945) dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 28 November 1942 sebagai Gefreiter dan Richtkanonier di 2.Kompanie / Panzerjäger-Abteilung 561. Medali tersebut diberikan sebagai penghargaan atas pencapaian yang diraihnya dalam pertempuran di Front Timur pada tanggal 9 September sebelumnya. Di hari itu, pasukan Soviet menembus pertahanan Jerman di dekat Uvarova, dan satu-satunya yang mampu menahan serbuan berbahaya itu adalah Bittner. Deskripsi rinci mengenai pergulatan yang kemudian terjadi tercantum dalam perintah khusus Panzerjäger-Abteilung 561 di awal bulan Desember 1942: "Pihak Rusia berusaha merubah kesuksesan awal serangan mereka menjadi sebuah terobosan strategis, dengan menambah kekuatan pasukan infanteri mereka dengan bantuan 5 buah tank KV-1 untuk melindungi bagian sampingnya. Serangan balasan Jerman yang mengarah mereka berhasil digagalkan. Di saat kritis inilah, seorang gunner dari senjata anti-tank pimpinan Unteroffizier Brill yang bernama Gefreiter Bittner bangkit untuk menjawab tantangan musuh. Dia mampu menghancurkan empat tank KV-1 dan merusak tank yang kelima, sehingga pihak Soviet mau tidak mau dipaksa untuk mundur kembali demi menambah kekuatan. Situasi ini memberi kesempatan untuk dimulainya serangan balasan Jerman yang diarahkan ke bagian samping musuh, yang kini tanpa perlindungan. Terobosan Rusia akhirnya berhasil dicegah. Tidak hanya itu, pasukan Jerman yang melakukan serangan balasan juga berhasil merebut sebuah posisi strategis yang ditinggalkan oleh tentara lawannya yang kabur kocar-kacir. Semua hal ini bisa terlaksana berkat kepahlawanan Gefreiter Bittner, yang berkali-kali merubah posisi senjatanya demi bisa melakukan tembakan secara efektif. Sebagai seorang gunner PaK (Panzerabwehrkanone, senjata anti-tank), dia sampai saat ini tercatat telah menghancurkan 23 buah tank musuh."

Sumber :
http://ritterkreuztraeger.blogspot.com/2023/07/bio-of-feldwebel-rudolf-bittner-1921.html

Tuesday, July 4, 2023

StuG di Akropolis Athena


Sturmgeschütz III StuG 40 melintas di jalanan Athena, Yunani, dengan latar belakang bukit Akropolis yang terkenal, dan kuil Parthenon yang berdiri di atasnya. Foto ini diambil pada tahun 1943 - sewaktu Yunani masih berada di bawah kekuasaan pasukan Jerman - dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL terbitan awal tahun 1944. Uniknya, StuG satu ini bukanlah milik unit Sturmartillerie Heer (Angkatan Darat) ataupun Waffen-SS, melainkan milik Luftwaffe (Angkatan Udara), tepatnya V.Sturmgeschütz-Abteilung / Panzer-Artillerie-Regiment / Panzer-Division "Hermann Göring". Di tahun 1943 sendiri, unit lapis baja satu-satunya milik Luftwaffe ini beroperasi di wilayah Mediterania, utamanya di Afrika Utara, Sisilia dan Italia daratan.


Sumber :
https://sturgeonshouse.ipbhost.com/topic/11-stug-iii-thread-and-also-other-german-vehicles-i-guess/page/4/

Para Imam Divisi SS Handschar


Para imam dari Divisi Handschar (saat itu namanya masih Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division) dalam acara kunjungan ke Badelsberg/Potsdam, Jerman, pada bulan Juli 1943. Berdiri dari kiri ke kanan: Imam Husejin Džozo, Imam Ahmed Skaka, Imam Hafiz Mehmed Hajrović, SS-Schütze Zvonimir Bernwald, SS-Obersturmführer Heinrich Gaese, Imam Divisi Abdulah Muhasilović, seorang Jerman yang tak diketahui namanya yang nyempil di belakang kayak upil, Imam Haris Korkut, Imam Džemal Ibrahimović, Imam Hasan Bajraktarević, Imam Salih Šabanović, Imam Fikret Mehmedagić, seorang Jerman yang tak diketahui namanya yang tertutup oleh Mehmedagić, dan Imam Sulejman Alimajstrović. Jongkok dari kiri ke kanan: Imam Muhamed Mujakić, Imam Mustafa Hadžimulić, Imam Kasim Mašić, Imam Hasim Torlić, dan Imam Osman Delić. Anggota rombongan yang tidak ikut nampang dalam foto ini adalah Imam Halim Malkoć dan SS-Unterscharführer Albert Bauer.


Sumber :
Buku "Himmler’s Bosnian Division: The Waffen-SS Handschar Division, 1943–1945" karya George Lepre

Artur Phleps Memegang Sten Gun


SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Artur Phleps memeriksa sebuah senapan mesin ringan rampasan dari para Partisan Yugoslavia. Senapan tersebut berasal dari jenis Sten Mk-II dengan magasin diputar ke bawah untuk memudahkan saat transportasi atau pengangkutan. Foto ini diambil antara tanggal 28 Agustus s/d 1 September 1943 sewaktu Phleps melakukan kunjungan ke tempat pelatihan.Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division di Prancis.

Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=71&t=176767&hilit=phleps
https://www.thefifthfield.com/quiet-flows/ss-gruppenfuhrer-artur-phleps/

Saturday, June 24, 2023

Prajurit Handschar Bersiap untuk Makan


Para prajurit muslim Bosnia dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) menunggu giliran untuk menikmati makanan halal yang sedang dimasak oleh koki divisi menggunakan Feldkochherd (FKH) alias "Gulaschkanone". Ikut mengawasi di sebelah kiri adalah komandan mereka yang berkebangsaan Jerman, yang berpangkat SS-Hauptsturmführer (Kapten). Foto hasil pewarnaan oleh Julius Jääskeläinen ini diambil pada bulan Maret 1944 sewaktu berlangsungnya "Unternehmen Wegweiser" (Operation Signpost). Dari tanggal 10 s/d 13 Maret 1943, Divisi Handschar menyerbu kantong pertahanan Partisan Yugoslavia di wilayah Syrmia, terutama di hutan-hutan sekitar Bosut dan pedesaan di pinggir sungai Sava. Kelompok gerilyawan Komunis di wilayah ini menjadi ancaman terus-menerus bagi jalur kereta api strategis yang menghubungkan Zagreb dengan Beograd. Unternehmen Wegweiser juga menjadi operasi militer pertama yang melibatkan Handschar, sekaligus pertempuran pertama mereka setelah berbulan-bulan menjalani pelatihan intensif di Prancis dan Jerman.



Sumber ;
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Men_of_the_Handschar_division_waiting_for_food_in_the_Balkan_Mountains,_Bosnia,_March_1944._(49492152336).jpg
https://handzar.jimdofree.com/ratne-operacije/maiglockchen/

Friday, June 23, 2023

Amin al-Husseini dan Sukarelawan Muslim Wehrmacht


Amin al-Husseini, mantan Mufti Yerusalem yang tinggal di pengasingan di Jerman, melakukan sesi ramah-tamah dengan prajurit-prajurit Wehrmacht yang merupakan sukarelawan muslim dari wilayah Timur, khususnya Kaukasus. Dalam kesempatan tersebut, sang Mufti menerima salinan surat kabar propaganda "Ostfront" dari para sukarelawan Azerbaijan. Foto ini diambil pada tanggal 19 Desember 1942 di Haus der Flieger, Berlin, sewaktu berlangsungnya pembukaan "Islamische Zentral-Institut", sekaligus sebagai perayaan Idul-Adha untuk orang-orang Islam yang tinggal di Jerman, yang jatuh di hari Jum'at sehari sebelumnya.

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Amin_al-Husseini
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_147-0483,_Berlin,_Besuch_Amin_el_Husseini.jpg

Sunday, June 18, 2023

Sukarelawan SS Bosnia Berlatih di Pegunungan


Prajurit-prajurit sukarelawan Bosnia dari Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division (yang nantinya berganti nama menjadi 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS Handschar) melakukan latihan militer di pegunungan bersalju di Jerman, sebelum nantinya diterjunkan ke wilayah Balkan yang menjadi rumah mereka. Foto ini diambil di musim panas tahun 1943, dengan keterangan asli berbunyi: "Leben sehen die Männer aus dem Süden Schneeberge im Sommer." (untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, orang-orang dari Selatan ini melihat pegunungan yang diselimuti salju di musim panas!)

Sumber :
https://hindi.fansshare.com/community/uploads32/7110/ferid_d__ani__/?d=german.fansshare.com
https://oper-1974.livejournal.com/1453438.html

Kunjungan Mufti Yerusalem ke Tempat Latihan Handschar


Mufti Yerusalem Amin al-Husseini dalam acara kunjungan ke tempat latihan 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) di Truppenübungsplatz Neuhammer am Queis (Jerman), bulan November 1943. Disini dia sedang menginspeksi latihan menembak (dengan menggunakan peluru tajam!) dari para prajurit muda anggota II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2. Berdiri paling kiri  dengan memakai pakaian sipil (di sebelah Mufti) adalah Ibrahim Kirlić, seorang tokoh otonomi Bosnia terkemuka, sementara tiga orang perwira SS yang ikut mengawasi di sebelah kanan adalah, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmbannführer Franz Matheis (Kommandeur Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), SS-Sturmbannführer Egon Zill (Kommandeur II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), serta SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (Adjutant 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division). Zill mengenakan apa yang dinamakan sebagai "Totenkopf" (Tengkorak / Kepala Kematian) di kerahnya, sebuah lambang yang dengan bangga tetap dia pakai dari sejak masa penugasannya sebagai Komandan Kamp Konsentrasi Flossenbürg di masa sebelum perang. Seusai Perang Dunia II, Zill bersembunyi dengan menggunakan nama palsu. Penyamarannya terbongkar hanya setelah dia dikaruniai anak perempuan di luar pernikahan, dan dia ingin agar sang anak mempunyai garis keluarga yang sebenarnya sehingga membubuhkan nama aslinya di akte kelahiran! Foto yang dibuat oleh Kriegsberichter SS-Untersturmführer Jobst Gösling ini pertama kali dipublikasikan tanggal 13 Januari 1944.

Sumber :
http://bandenkampf.blogspot.com/2015/08/bk0002.html
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_146-1974-059-40,_Amin_al_Husseini_bei_bosnischen_SS-Freiwilligen.jpg

Wednesday, June 14, 2023

Bataillonskommandeur Reinhard Egger di Sisilia


Foto ini diambil pada bulan Agustus 1943 di Front Italia, dan memperlihatkan Major Reinhard Egger (kiri, Kommandeur I.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 4) yang sedang memberi instruksi titik-titik penyergapan kepada anakbuahnya, yang dipersiapkan oleh pihak Jerman tak lama sebelum kedatangan pasukan penyerbu Sekutu. Di kepalanya, Egger mengenakan tropenmütze M41 (yang mudah dikenali karena belum dilengkapi lubang ventilasi seperti model-model selanjutnya). Selain itu, dia dan anakbuahnya mengenakan diensthemd (kemeja lapangan) tanpa jaket yang biasa digunakan di wilayah beriklim tropis. Di latar belakang terlihat sebuah Sturmgeschütz 40 Ausf.G yang merupakan milik dari Divisi Hermann Göring. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Heggert selama berlangsungnya Pertempuran Sisilia (9 Juli - 17 Agustus 1943), dan pertama kali dipublikasikan dalam majalah "Wiener Illustrierte" terbitan 29 Oktober 1943. Lokasi pengambilan gambar adalah di halaman Villa Barone Santa Lucia yang berada di ujung Corso Savoia, dimana jalannya menyerong ke arah kanan menuju Santa Maria Ammalati (tempat dimana rumah sakit lapangan Jerman berada), dan kemudian terus mengarah ke kota pelabuhan Messina yang berada di bagian utara Sisilia.



Sumber :
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_101I-567-1510-33,_Italien,_Fallschirmj%C3%A4ger,_Major_Reinhard_Egger.jpg

Monday, June 5, 2023

Perwira Panzer-Abteilung 65 di Prancis


Foto hasil karya Kriegsberichter Erich Borchert ini memperlihatkan para perwira dari 6. Panzer-Division sedang berdiskusi selama berlangsungnya kampanye militer di Prancis, musim panas tahun 1940. Di belakang mereka terparkir sebuah tank medium dari jenis Panzer 35(t) buatan Cekoslowakia. Berdiri di tengah memakai kradmantel adalah Major Hans-Karl Schenck (Kommandeur Panzer-Abteilung 65), sementara yang menunjuk di sampingnya adalah Hauptmann Erich Löwe (Chef 3.Kompanie / Panzer-Abteilung 65). Berdasarkan buku "Panzer-Regiment 11 / Panzer-Abteilung 65 1937-1945" karya Michael Schadewitz (halaman 162), pada tanggal 12 Juni 1940 - di tengah berlangsungnya gerak maju tentara Jerman di Prancis dan dengan sebab yang tidak diketahui - Major Schneck ditarik dari front dan posisinya digantikan oleh Major Theodor Kretschmer. Schenck sendiri kemudian dimutasi menjadi Komandan Panzertruppenschule, sebuah jabatan yang "kurang menggairahkan" bagi seorang prajurit tempur! Atas jasa-jasanya dalam merebut secara utuh sebuah jembatan strategis di kanal Oise, menawan para perwira staff AD ke-9 Prancis di La Catelet dan merebut desa Doullens dari tangan musuh, Hauptmann Löwe dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 September 1940.


Sumber :
Bundesarchiv Bild 101I-769-0236-27
"Allied-Axis" issue 10 - Sturmgeschütz at the Front
https://it.wikipedia.org/wiki/6._Panzer-Division
https://www.tracesofwar.com/persons/11402/L%C3%B6we-Erich.htm

Wednesday, May 31, 2023

Korvettenkapitän (Mayor Laut) Erich Raeder


Foto Korvettenkapitän (Mayor Laut) Erich Raeder, yang memakai seragam Kaiserliche Marine (Angkatan Laut Kekaisaran Jerman) sewaktu berlangsungnya Perang Dunia Pertama. Raeder dipromosikan menjadi Korvettenkapitän pada tanggal 15 April 1911, dan baru naik pangkat lagi menjadi Fregattenkapitän enam tahun kemudian, tanggal 26 April 1917. Dalam foto ini dia memakai medali 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse, yang didapatkannya pada tanggal 18 Februari 1915. Koleganya mengenalnya sebagai orang yang "penyendiri, kurang nyaman dalam hubungan yang lebih dari hubungan kerja, relijius, otoriter, puritan, kurang menghargai terhadap inisiatif individu... dan sangat sensitif terhadap segala kritikan." Karena sikapnya yang dingin dan selalu menghindari kedekatan dengan orang lain, teman-teman Raeder (yang jumlahnya segelintir) mengakui bahwa sangat sedikit yang mereka ketahui tentang orang yang nantinya menjadi Panglima Angkatan Laut jerman dalam Perang Dunia II ini.

Sumber :
Bundesarchiv Bild 134-C1917

Sunday, May 28, 2023

Tentara Jerman Menginspeksi Ranpur Soviet di Lublin

 Dengan penuh rasa penasaran, prajurit-prajurit Jerman melihat-lihat kendaraan lapis baja BA-10A milik Tentara Merah di Lublin, Polandia, bulan September 1939. Mereka juga menyempatkan diri untuk ngadu huntu dengan prajurit Rusia yang menjaganya. BA-10A s/d BA-10M menjadi ranpur Soviet yang paling banyak diproduksi dalam Perang Dunia II, dengan jumlah mencapai 3.377 buah dari tahun 1938-1941. Ranpur dengan senjata utama meriam kaliber 45mm ini digunakan juga oleh Angkatan Barsenjata Finlandia dan Jerman. Pada kenyataannya, begitu banyak BA-10 yang dirampas oleh Wehrmacht sehingga pihak Komando Tinggi membuat nama resmi baru untuk kendaraan satu ini: Panzerspahwagen BA-203(r)! Foto oleh Kriegsberichter Höllenthal dari PK (Propaganda-Kompanie) 637 Ost


Sumber :
http://riowang.blogspot.com/2009/09/brest-nazi-soviet-military-parade-23_25.html

Sunday, May 21, 2023

Erwin Rommel di Atas AEC "Max"

General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) duduk di atas atap "Max", sebuah kendaraan tempur AEC Inggris hasil rampasan, bersama dengan kompatriotnya dari Italia. Foto ini kemungkinan besar diambil di musim panas tahun 1941, saat Rommel sedang semangat-semangatnya mengusir pasukan Inggris dari Libya. Berdiri menunggu di samping "Max" di sebelah kanan adalah ajudan Rommel, Major Hans-Joachim Schraepler. Salah satu tugas tidak resmi Schraepler sebagai ajudan adalah membalas surat-surat para fans Rommel dari seantero Jerman yang berdatangan ke markas Afrikakorps, seiring dengan berita kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh "Der Wüstenfuchs" di medan perang Afrika Utara. Schraepler sendiri secara tragis terbunuh pada tanggal 9 Desember 1941 di dekat Derna, Libya. Penyebabnya: terlindas secara tidak sengaja oleh "Max" saat melakukan gerak mundur taktis demi menghindari perangkap kepungan serangan balasan Inggris (yang dikenal dengan nama Operation Crusader)! Di bulan yang sama, Rommel juga kehilangan dua orang jenderalnya yang gugur dalam pertempuran: Generalmajor Walter Neumann-Silkow (Kommandeur 15. Panzer-Division) dan Generalmajor Max Sümmermann (Kommandeur 90. leichte-Afrika-Division). Dalam catatan hariannya, Rommel mengakui bahwa Desember 1941 adalah bulan tersedih yang dijalaninya selama kampanye militer Jerman di Afrika Utara...

Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
Buku "At Rommel's Side: The Lost Letters of Hans-Joachim Schraepler" oleh Hans-Albrecht Max Schraepler

Erich Zürn di Atas Citroën Traction Cabriolet

Oberleutnant zur See (Ing.) Erich Zürn, yang merupakan Leiter-Ingenieur (Kepala Mekanik) di U-48, berpose di atas sebuah mobil Citroën Traction Avant model cabriolet yang memajang simbol banteng ngamuk milik 7. Unterseebootsflottille di bagian depannya. Foto ini diambil di pangkalan Angkatan Laut Jerman di St.Nazaire, Prancis, tanggal 14 Mei 1941. Sebagai fotografernya adalah Kriegsberichter Kurt Schlemmer dari Marine Propaganda-Abteilung West. Oberleutnant Zürn adalah seorang Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz) yang bertugas sebagai Kepala Mekanik di kapal selam U-48 dari bulan Desember 1939 s/d Juli 1941. Dia ikut terlibat dalam sembilan patroli perang yang menghabiskan waktu selama 243 hari di lautan. Dalam kurun waktu tersebut, U-48 secara berturut-turut dipimpin oleh tiga orang jagoan U-boat (Herbert Schultze, Hans Rudolf Rösing dan Heinrich Bleichrodt), yang secara keseluruhan menenggelamkan 43 kapal dengan total tonase 273.435 ton!




Sumber :
https://imagesdefense.gouv.fr/fr/a-bord-d-un-cabriolet-citroen-traction-a-l-efigie-de-la-7-unterseebootsflottille-le-lieutenant-oberleutnant-erich-zurn-titulaire-de-la-croix-de-chevalier-de-la-croix-de-fer-1.html

Sunday, May 14, 2023

Kunjungan Rommel ke Batterie Rozenburg

Kunjungan inspeksi Generalfeldmarschall Erwin Rommel (tengah, Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) ke Batterie Rozenburg, salah satu benteng artileri pantai yang terdapat di wilayah Hoek van Holland, Belanda selatan, tanggal 26 Maret 1944. Perwira Kriegsmarine yang berada di sebelah kiri adalah Kapitän zur See Frank Aschmann (Seekommandant Südholland). Di sebelah kiri Rommel berdiri General der Infanterie Hans-Wolfgang Reinhard (Kommandierender General LXXXVIII. Armeekorps), sementara di sebelah kanannya adalah Hauptmann Hellmuth Lang (memakai seragam hitam Panzertruppen, Ordonnanzoffizier Oberbefehlshaber Heeresgruppe B) dan Generalmajor Carl Wahle (Kommandeur 719. Infanterie-Division). Perwira lain yang memakai stahlhelm dan fernglas (teropong) kemungkinan besar adalah komandan baterai artileri Rozenburg. Meriam-meriam artileri kaliber terbesar di wilayah pendudukan Belanda terdapat di Festung Hoek van Holland, yaitu Marine-Küsten-Batterie Rozenburg (XV) yang terletak di sebelah selatan muara, serta Marine-Küsten-Batterie Vineta (III) dan Monster (VI) yang terletak di atasnya. Meriam-meriam tersebut diambil dari sisa kapal-kapal perang Belanda yang sudah non-aktif. Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Jesse dari KBZ OB West (Kriegsberichter-Zug Oberbefehlshaber West).




Sumber :
https://www.atlantikwall-museum.nl/coastal-battery.html
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=147822&sid=78d82b8f0bb769a3633ae37dee35a1d5&start=495

Sunday, May 7, 2023

Kisah Rommel Mendapatkan Pour le Mérite


Erwin Rommel muda dalam sebuah foto yang diambil pada bulan Desember 1917, sewaktu berlangsungnya Perang Dunia Pertama. Di bulan itu, tepatnya pada tanggal 10 Desember 1917, Oberleutnant Rommel - yang menjabat sebagai Komandan Kompi di Württembergische Gebirgs-Bataillon - dianugerahi medali militer paling bergengsi era Kekaisaran Jerman yaitu Pour le Mérite. Sewaktu dimulainya ofensif Jerman di Caporetto yang dimulai pada tanggal 24 Oktober 1917, batalyon Rommel diserahi tugas untuk merebut posisi pertahanan Italia di tiga gunung: Kolovrat, Matajur, dan Stol. Dalam dua setengah hari - dari tanggal 25 s/d 27 Oktober - Rommel dan 150 orang anakbuahnya berhasil merebut 81 meriam artileri sekaligus menawan 9.000 orang tentara musuh (termasuk 150 perwira), sementara di pihaknya hanya menderita kerugian enam orang yang tewas dan 30 lainnya terluka! Rommel berhasil mencatatkan prestasi mengagumkan ini setelah secara cerdik memanfaatkan kondisi wilayah yang berbukit-bukit, memutari musuhnya dan melakukan serangan dari arah yang tidak disangka-sangka. Dia juga sudah menunjukkan kecenderungan melawan perintah atasan sejak dini dengan berkali-kali memerintahkan serangan saat belum ada perintah resmi atau bahkan saat disuruh mundur! Dalam pertempuran ini juga Rommel - dengan inisiatif sendiri - menyempurnakan taktik infiltrasi pasukan pelopor, yang nantinya secara resmi dipakai oleh Angkatan Bersenjata Jerman serta banyak negara lainnya. Taktik ini menitikberatkan pada upaya secepat mungkin mematahkan perlawanan musuh yang mempunyai kekuatan yang lebih besar, yang digambarkan oleh beberapa ahli militer sebagai "blitzkrieg tanpa tank". Dalam puncak kegemilangannya, pada tanggal 9 November 1917 Rommel sekali lagi memutuskan untuk menyerang posisi pertahanan musuh yang sangat kuat di Longarone, yang dipertahankan oleh 10.000 prajurit Italia dari Divisi Kesatu. Meyakini telah dikepung oleh kekuatan yang lebih besar (padahal aslinya hanya 150 orang), seluruh tentara Italia menyerahkan diri pada Rommel! Tak butuh waktu lama, beberapa minggu kemudian sang Kompaniechef brilian diganjar dengan "The Blue Max" alias Pour le Mérite.



Sumber ;
https://en.wikipedia.org/wiki/Erwin_Rommel
https://www.leo-bw.de/detail/-/Detail/details/PERSON/kgl_biographien/118602446/Rommel+Erwin+Eugen+Johannes

Sunday, April 2, 2023

Königstiger dan Prajurit SS di Budapest

Pada tanggal 12 Oktober 1944 schwere Panzer-Abteilung 503 dikirim ke Hungaria untuk mendongkrak kekuatan pasukan Jerman yang berada disana sekaligus mendukung Ferenc Szálasi dan gerakan Nyilaskeresztes (Arrow Cross) dalam usaha kudeta terhadap pemerintahan Hungaria yang bermaksud untuk menyerah pada Uni Soviet. Dalam operasi militer tersebut, kompi kedua dari sPz.Abt.503 ikut serta dalam pengambilalihan ibukota Budapest pada tanggal 15-16 Oktober, dan salah satu dari Königstiger milik kompi tersebut - yang bernomor kubah "234" - terlihat dalam foto yang diabadikan oleh Kriegsberichter Faupel ini. Di latar belakang kita bisa melihat muka bangunan dari József főhercegi palota (istana Erzherzog Joseph) yang menghadap ke lapangan St. George. Bangunan ini sendiri - yang merupakan bagian dari komplek Kastil Buda - sekarang sudah tidak ada lagi karena rusak berat akibat perang dan kemudian diratakan dengan tanah pada tahun 1960. Hal lain yang menarik adalah para prajurit SS ini, yang mengenakan celana dari jenis 'reithose' berlapis karet yang biasa dikenakan oleh penunggang kuda atau pasukan kavaleri. Ini karena mereka berasal dari 22. SS-Freiwilligen-Kavallerie-Division "Maria Theresia" yang anggota-anggotanya sebagian besar diambil dari para sukarelawan 'volksdeutsche' (keturunan Jerman) asal Hungaria.

Sumber :
Buku "Tiger I and Tiger II Tanks: German Army and Waffen-SS The Last Battles in the East" karya Dennis Oliver
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Bundesarchiv_Bild_101I-680-8282A-38A,_Budapest,_Panzer_VI_(Tiger_II,_K%C3%B6nigstiger).jpg

Sunday, March 19, 2023

Ritterkreuzträger Alfred Greim dari Grossdeutschland

 
Oberst Alfred Greim (8 Agustus 1902 - 19 Mei 1943) dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 Juni 1942 sebagai Oberstleutnant dan Kommandeur II.Bataillon / Infanterie-Regiment "Großdeutschland" (motorisiert). Medali bergengsi tersebut diberikan sebagai penghargaan atas aksi defensif batalyonnya dalam pertempuran melawan Tentara Merah di pinggir barat sungai Upa, Tula, tanggal 13 Desember 1941. Dengan hanya dibantu oleh beberapa buah meriam dari Artillerie-Abteilung 400, Batalyon Kedua Resimen Grossdeutschland mampu menahan berkali-kali upaya terobosan pasukan Soviet di sektornya yang berjumlah lebih besar, hingga akhirnya musuh menyerah dan mundur kembali. Greim sendiri nantinya meninggal dunia pada tahun 1943 selama dalam perawatan di rumah sakit di tanah air, bukan karena luka-luka yang dideritanya dalam pertempuran melainkan karena demam ruam akibat dari infeksi oleh serangga di padang rumput Front Timur! BTW, dalam buku "God, Honor, Fatherland: A Photo History of Panzergrenadier Division “Grossdeutschland” karya Thomas McGuirl dan Remy Spezzano (halaman 27), ada sedikit keterangan menarik mengenai foto ini (yang merupakan koleksi Bundesarchiv Jerman): Di sakunya persis di bawah lambang elang, tergantung salah satu medali terpenting NSDAP, yaitu Blutorden (Blood Order), yang hanya dikenakan oleh sekelompok orang yang terlibat kudeta gagal partai Nazi di Münich tahun 1923. Uniknya, Greim sendiri bukanlah anggota awal partai tersebut (karena ada larangan keras anggota militer untuk ikut campur dalam urusan politik). Blutorden untuk Greim diberikan karena pada saat berlangsungnya kudeta tanggal 9 November, ia masih menjadi kadet muda sekolah infanteri Reichswehr di Münich. Komandan sekolah tersebut, yang bersimpati pada Hitler, memerintahkan para kadet untuk keluar membawa senjata demi mendukung usaha kudeta. Ironisnya, pemberontakan keburu dipadamkan sebelum para tentara muda ini ikut ambil bagian. Petinggi Reichswehr di Berlin kemudian memberikan hukuman dengan memindahkan sekolah infanteri ke Dresden, sementara para kadet dan perwiranya dijuluki sebagai "Putschists" (tukang kudeta). Kondisi tidak menguntungkan ini berbalik saat Hitler naik ke tampuk pemerintahan pada tahun 1933, dan para mantan didikan sekolah infanteri ini mendapatkan kehormatan untuk dianugerahi Blutorden - sama seperti veteran-veteran kudeta 9 November 1923 lainnya - meskipun notabene mereka tidak terlibat langsung dalam peristiwa tersebut! Yang kemudian terjadi adalah, keadaan tidak biasa saat ratusan prajurit militer - yang sama sekali bukan anggota partai - berhak untuk mengenakan medali langka Nazi yang hanya dikenakan oleh segelintir anggota awal partai tersebut!


Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=52168&hilit=alfred+greim

Monday, January 30, 2023

Tentara Jerman Beristirahat di Desa Ukraina


Pasukan Wehrmacht dari 6. Armee beristirahat sambil menunggu perintah untuk bergerak kembali di sebuah desa Ukraina yang tak diketahui namanya, selama berlangsungnya Unternehmen Blau (Operasi Biru) di musim panas tahun 1942. Foto ini diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division. Unternehmen Blau - terkadang disebut Fall Blau (Kasus Biru) adalah nama sandi yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Jerman untuk rencana ofensif strategisnya di selatan Rusia di musim panas tahun 1942, yang kemudian berlangsung dari tanggal 28 Juni s/d 24 November 1942. Operasi militer ini adalah kelanjutan dari Unternehmen Barbarossa yang berlangsung setahun sebelumnya, yang bertujuan untuk memaksa Uni Soviet keluar dari peperangan. Seperti sebelum-sebelumnya, pihak Jerman mengandalkan metode "pengepungan massal", yang melibatkan dua serangan bercabang: satu mengarah pada ladang minyak Rusia di wilayah Baku, Kaukasus, sementara yang lainnya mengarah ke kota Stalingrad di sepanjang sungai Volga, untuk melapisi bagian samping gerak maju ke Baku. Untuk kepentingan ini, Heeresgruppe Süd dibagi dua menjadi Heeresgruppe A dan B. Heeresgruppe A ditugaskan untuk melintasi pegunungan Kaukasus demi mencapai ladang minyak wilayah Baku, sementara Heeresgruppe B melindungi bagian sampingnya di sepanjang sungai Volga. Pada awalnya, ofensif Jerman berjalan dengan mulus, dimana pasukannya berhasil mencapai wilayah Kaukasus dan mengambil-alih wilayah yang begitu luasnya serta beberapa ladang minyak dari tangan Rusia (bila saja pihak Jerman meneruskan gerak-majunya ke arah timur dan selatan, maka ada kemungkinan mereka bertemu dengan pasukan Jepang yang sedang bertempur di wilayah Birma dan India, suatu hal yang begitu dikhawatirkan oleh pihak Sekutu!). Pada kenyataannya, Tentara Merah mampu membalikkan keadaan dan mengalahkan sang penyerbu di kota Stalingrad (yang telah menjadi puing-puing) melalui operasi balasan, Uranus dan Saturnus Kecil. Kekalahan ini memaksa pasukan Poros untuk mundur dari wilayah Kaukasus di awal tahun 1943, dan hanya menyisakan wilayah Kursk dan Kuban yang masih tetap berada dalam penguasaan mereka.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2017/12/foto-unternehmen-blau-fall-blau.html

Pasukan Bersepeda Jerman di Volga


Dengan dipimpin oleh seorang perwira yang berada paling depan, Radfahrkompanie (kompi bersepeda) Wehrmacht bergerak maju di wilayah Volga dengan tujuan Astrakhan, selama berlangsungnya "Fall Blau" (Ofensif Musim Panas Jerman di wilayah selatan Rusia), bulan Agustus 1942. Mereka semua menggunakan sepeda khusus militer yang dinamakan Truppenfahrrad M42. Sepeda jenis ini dilengkapi setang dengan tambahan pegangan untuk menyimpan barang-barang seperti kain zeltbahn tenda, pakaian pelapis ataupun panzerfaust. Di rangka tengah terdapat kotak peralatan yang cukup untuk menyimpan dua buah steilhandgranate, sementara di bagian belakang bisa dipasangkan rak khusus tempat menyimpan perlengkapan tambahan yang dinamakan sebagai "Gepackträger für Truppenfahrrad". Selain itu, lampu depannya bisa secara ganda ditenagai oleh dinamo ataupun baterai. Pasukan darat Jerman (Heer, Waffen-SS atau Feld-Division Luftwaffe) biasanya dilengkapi oleh satuan bersepeda, minimal setingkat zug (peleton). Selain berfungsi untuk membantu pergerakan pasukan, Truppenfahrrad juga bisa digunakan sebagai pembawa pesan ataupun penyambung komunikasi antara komandan dengan pasukannya di garis depan.

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/M42_Truppenfahrrad
https://www.seattlepi.com/national/article/Photos-The-hell-that-was-the-Eastern-Front-of-8315541.php

Sunday, January 29, 2023

Upacara Pemakaman Jenderal Hube



Staatsbegräbnis (Upacara Pemakaman Kenegaraan) untuk  Generaloberst Hans-Valentin Hube (Oberbefehlshaber 1. Panzerarmee), yang diselenggarakan di Berlin pada tanggal 26 April 1944. Sang jenderal tewas lima hari sebelumnya saat pesawat yang membawanya jatuh di Austria, hanya berselang satu hari setelah dia dianugerahi medali super bergengsi Brillanten untuk Ritterkreuz-nya! Peti mati Hube disemayamkan selama beberapa waktu di Neue Reichskanzlei, sementara euloginya dibacakan oleh Generaloberst Heinz Guderian (Generalinspekteur der Panzertruppen). Foto ini memperlihatkan saat peti mati sang jenderal dibawa ke Invalidenfriedhof untuk dikebumikan. Empat orang penjaga kehormatan yang membawa pedang di kanan dan kiri adalah pula pahlawan-pahlawan perang Jerman - baca: Ritterkreuzträger - sama halnya seperti Hube. Lajur kiri: di depan adalah General der Panzertruppe Walther Nehring (Kommandierender General XXIV. Panzerkorps), sementara di belakangnya adalah General der Infanterie Hans Gollnick (Führerreserve Oberkommando des Heeres). Lajur kanan: di depan adalah General der Panzertruppe Heinrich Eberbach (Inspekteur der Panzertruppe beim Befehlshaber des Ersatzheeres), sementara di belakangnya adalah General der Panzertruppe Hermann Breith (Kommandierender General III. Panzerkorps).

Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewforum.php?f=5

Saturday, January 28, 2023

Jagoan Luftwaffe Herbert Ihlefeld Dibebaskan dari Kamp Tawanan

Foto ini berasal dari album milik 5. Panzer-Division sewaktu berlangsungnya Balkanfeldzug (invasi Jerman atas Yugoslavia), dan memperlihatkan saat Jagoan udara Luftwaffe Hauptmann Herbert Ihlefeld yang baru saja dibebaskan dari kamp tawanan Serbia di Blace, tanggal 14 April 1941. Pada saat foto ini diambil, Kapten Udara Ihlefeld menjabat sebagai Gruppenkommandeur dari I.Gruppe (Jagd) / Lehrgeschwader 2 (LG 2). Gruppe-nya sendiri dilengkapi dengan pesawat-pesawat pemburu dari jenis Messerschmitt Bf 109E. Di hari pertama invasi, 6 April 1941, Ihlefeld ditembak jatuh oleh senjata anti pesawat Yugoslavia sehingga harus mendarat darurat di dekat Nis dengan kondisi terluka di kepala. Dalam kata-kata Ihlefeld sendiri: "Di awal tahun 1941 aku dan unitku mendapat perintah untuk beroperasi di wilayah Balkan dan disini, dalam sebuah misi penetrasi jauh ke wilayah musuh pada tanggal 6 April, pesawatku ditembak jatuh oleh flak, membuatku terluka parah dan ditawan oleh musuh. Delapan hari kemudian aku dibebaskan oleh pasukan Jerman yang sedang bergerak maju. Aku kemudian menghabiskan waktu selama enam minggu untuk masa pemulihan sebelum ditugaskan kembali di Front Timur." Dalam foto ini sendiri, Ihlefeld mengenakan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes di lehernya, sementara dua medali yang tersemat di bagian kiri seragamnya di dapatkannya di kancah Perang Saudara Spanyol (1936-1939) yaitu, dari atas ke bawah: Insignia Piloto Ejercito del Aire (Spanish Pilot's Wing) dan Spanienkreuz in Gold mit Schwertern.



Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://www.asisbiz.com/il2/Bf-109E/LG2-Stab.html
http://www.elknet.pl/acestory/belgra/belgra.htm
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?t=31421
https://www.militarysignaturearchive.co.uk/pilot/herbert-ihlefeld/

Sunday, January 8, 2023

Oberst Gerhard Wilck dan Pasukannya di Aachen

 Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Scheerer pada bulan Oktober 1944, dan memperlihatkan Oberst Gerhard Wilck (tak bertopi) yang sedang menerima laporan dari anakbuahnya yang baru saja pulang dari patroli militer di sekitar kota Aachen, Nordrhein-Westfalen. Di belakang Wilck adalah salah satu dari banyak bunker yang merupakan bagian dari Siegfriedwall, barisan benteng pertahanan di perbatasan Barat Jerman. Sang Kolonel diserahi tanggungjawab sebagai Komandan 246. Volksgrenadier-Division sekaligus Kampfkommandant Aachen. Dia diberi perintah tegas untuk mempertahankan kota tersebut sampai mati, karena tak hanya Aachen adalah wilayah asli Jerman pertama yang terancam oleh musuh, tapi juga karena kota tersebut mempunyai nilai sejarah sebagai ibukota "Reich Pertama" yang didirikan oleh Charlemagne (747-814 Masehi), seperti yang dikatakan oleh seorang perwira Jerman, "Kini kita tak lagi menjadi tentara penjajah Nazi, melainkan tentara Jerman yang sedang mempertahankan tanah airnya." Pertempuran berkobar dari tanggal 2 Oktober 1944, dimana pasukan Wehrmacht dengan gigih mempertahankan setiap jengkal pertahanan mereka sambil berupaya menimbulkan korban sebanyak mungkin pada pihak penyerbu Sekutu. Tentara Amerika baru bisa mencapai wilayah kota pada tanggal 13 Oktober, dan pertempuran terus berlanjut dari satu bangunan ke bangunan yang lain, dengan masing-masingnya dipertahankan dengan keras kepala oleh 5.000 orang tentara Jerman yang tersisa. Pasukan penyerang dipaksa untuk secara konstan menambah kekuatannya demi untuk menggantikan korban yang terus berjatuhan. Tentara yang bertahan sendiri menderita korban besar, dan baru menyerah pada tanggal 21 Oktober saat persediaan amunisi dan perbekalan sudah hampir habis. Dengan berlinang air mata, Oberst Gerhard Wilck dan sisa-sisa pasukannya menyerahkan diri pada pasukan Amerika dari 26th Infantry Regiment. Ketakutan bahwa keluarganya di Jerman akan menjadi sasaran kemarahan Hitler membuat sang Kolonel menangis tersedu-sedu saat menandatangani surat penyerahan tanpa syarat. Pertempuran Aachen sendiri membuat tentara Amerika kehilangan 7.000 orang prajuritnya yang menjadi korban (dengan 2.000 orang diantaranya terbunuh), sementara pihak Jerman kehilangan 5.000 orang ditambah jumlah yang sama yang menjadi tawanan perang.


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2016/06/foto-pertempuran-aachen-2-21-oktober.html
https://audiovis.nac.gov.pl/obraz/902/

Friday, January 6, 2023

Hans von Seeckt Bersama Infanterie-Regiment 67


Desember 1936: Mantan Chef des Heeresleitung masa Reichswehr - dan orang yang paling berjasa dalam pengembangan militer Jerman di masa sebelum Nazi - Generaloberst z.V. Hans von Seeckt, mengadakan kunjungan ke markas Infanterie-Regiment 67, dimana dia diangkat menjadi Komandan Resimen Kehormatan atau "Chef des Regiment" (Seeckt sendiri mengenakan insignia Chef des Regiment dan bukannya insignia jenderal). Disini dia - berdiri di tengah menghadap kamera - sedang memperhatikan komandan upacara yang juga merupakan komandan Infanterie-Regiment 67, Oberst Ernst Seifert. Di sebelah kiri adalah Generalmajor Ernst Busch (Kommandeur 23. Infanterie-Division), sedangkan di sebelah kanan adalah Generaloberst Werner Freiherr von Fritsch (Oberbefehlshaber des Heeres). Dari tanggal 15 Oktober 1935, Infanterie-Regiment 67 (Seifert) berada di bawah komando 23. Infanterie-Division (Busch). Kemungkinan besar foto ini diambil pada saat upacara penganugerahan Chef des Regiment untuk Generaloberst Seeckt.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2017/10/chef-des-regiments.html

Thursday, January 5, 2023

Kurt Oppenländer: Jenderal Tukang Mabok


Generalleutnant Kurt Oppenländer (11 Februari 1892 - 17 Maret 1947). Dia digadang-gadang sebagai salah satu komandan lapangan terbaik yang dimiliki oleh Jerman dalam Perang Dunia II. Di tahun 1942 dia telah mendapatkan medali Ritterkreuz, Deutsches Kreuz in Gold serta Anerkennungsurkunde sebagai bukti kepiawaiannya dalam memimpin pasukan serta keberaniannya dalam menghadapi musuh. Kalau saja dia meneruskan karir militernya yang gemilang sebagai komandan di front pertempuran, bisa jadi dia akan mendapatkan lebih banyak lagi medali dan penghargaan. Tapi semua itu tidak terjadi, dan dia harus menghabiskan sisa perang sebagai perwira garis belakang yang "tidak bonafid". Satu-satunya alasannya adalah ini: kebiasaan MABOK. Pada bulan Oktober 1942 atasannya, General der Artillerie Walther von Seydlitz-Kurzbach, mencopotnya dari jabatannya sebagai Komandan 305. Infanterie-Division karena menemukannya sedang mabok berat saat melakukan inspeksi mendadak ke markas divisi tersebut di Stalingrad! Karena Oppenländer adalah seorang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) - yang otomatis membuatnya berstatus sebagai pahlawan perang - maka dia tidak diajukan ke mahkamah militer melainkan hanya dipulangkan ke kampung halamannya untuk mendapat evaluasi akan tindakannya yang tak patut tersebut. Diketahui bahwa luka yang didapatnya di masa Perang Dunia Pertama membuat Oppenländer menderita ketergantungan pada obat bius dan alkohol. Setelah menjalani rehabilitasi di Reservelazarett Freiburg, dia mendapat kepercayaan untuk menjadi Komandan 198. Infanterie-Division pada bulan Juni 1944... hanya untuk dipecat dua bulan kemudian dengan alasan yang sama! Oppenländer kemudian dikirim kembali ke Reservelazarett, dan pada bulan November 1944 dia membuat onar di sebuah acara rumah sakit saat melecehkan istri-istri prajurit yang berkunjung, dalam kondisi mabuk berat. Kali ini kelakuannya sudah tidak bisa ditolerir lagi, karena sang jenderal dianggap sudah melakukan "Wehrkraftzersetzung" alias tindakan yang merugikan kepentingan militer Jerman di masa perang. Atas perintah langsung dari Kepala Oberkommando der Wehrmacht Wilhelm Keitel, Oppenländer dihukum kurungan di rumahnya sambil menunggu keputusan pemecatannya dari Angkatan Bersenjata secara tidak hormat. Perang Dunia II keburu berakhir sebelum keputusan tersebut dikeluarkan, sementara Kurt Oppenländer sendiri kemudian ditangkap oleh pasukan Amerika pada tahun 1945 dan tutup usia dua tahun kemudian dalam status masih sebagai tawanan perang. Sebuah sumber menyebutkan bahwa dia meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh kebiasaannya minum alkohol...

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Kurt_Oppenl%C3%A4nder
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=258695
https://www.tracesofwar.com/persons/12991/Oppenl%C3%A4nder-Kurt-Generalleutnant.htm

Tuesday, January 3, 2023

Foto Grup Infanterie-Regiment 46


Para perwira Heer (Angkatan Darat Jerman) dalam sebuah foto grup tanpa keterangan tempat dan waktu. Petunjuk pertama adalah ini: dari ketiadaan Wehrmacht Dienstauszeichnungen (Penghargaan Panjang Pengabdian Angkatan Bersenjata) di baris medali mereka, maka kita bisa mengetahui bahwa foto ini setidaknya diambil sebelum bulan Oktober 1936 saat pertama kali medali tersebut dikeluarkan. Selain itu, dari keberadaan medali Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914-1918 (Salib Kehormatan untuk Veteran Perang Dunia Pertama), maka bisa dikatakan bahwa foto ini diambil setelah bulan Juli 1934 saat medali tersebut pertama kali dikeluarkan. Mengenai wajah-wajahnya sendiri ada tiga orang yang bisa dikenali: Memegang pedang di sebelah kanan adalah Oberst Heinrich Strack (Pangkat terakhir Generalleutnant), dengan medali Pour le Mérite di lehernya. Berdiri di sebelah kiri Strack adalah Hauptmann Dr.phil. Erwin Kaschner (pangkat terakhir Generalmajor). Yang terakhir, berdiri paling kiri di belakang Kaschner adalah Hauptmann Hasso von Foller. Dari periode 1934 s/d 1936, ketiga orang ini mengabdi di satu unit yang sama: Infanterie-Regiment Neumünster, yang pada bulan Oktober 1935 berganti nama menjadi Infanterie-Regiment 46. Strack menjabat sebagai Regimentskommandeur, sementara Kaschner dan Foller masing-masing menjadi Kompaniechef. Semua orang dalam foto ini mengenakan Schulterriemen und Leibriemen alias Sam Browne Belt alias Tali Bahu, sebuah praktek yang dihilangkan setelah penyerbuan Jerman ke Polandia pada tahun 1939 karena dianggap terlalu ribet!

Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=22876&p=2450095#p2450095

Sunday, January 1, 2023

Teropong Gunting di Lubang Pertahanan Sewaktu Barbarossa

Prajurit-prajurit infanteri Wehrmacht memperhatikan pergerakan tentara Rusia dari lubang pertahanan mereka tak lama sebelum dilakukannya sebuah serangan. Foto ini diambil pada tanggal 10 Juli 1941 sewaktu berlangsungnya Unternehmen Barbarossa, invasi Jerman atas Uni Soviet, dan pertama kali dipublikasikan pada bulan Oktober 1941. Seorang perwira berpangkat Leutnant tampak mengintip melalui "teropong gunting" Scherenfernrohr S.F.14.Z.Gi. Alat optik ini dikembangkan oleh perusahaan Leitz yang juga adalah produsen kamera Leica. Bentuknya sendiri merupakan hibrida antara teropong genggam standar dengan periskop, yang memungkinkan sang pengamat yang menggunakannya untuk tetap terlindungi, dengan hanya bagian "mata" teropongnya yang terlihat oleh musuh. Pihak Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) sendiri menggunakannya secara luas, dari mulai sebagai sarana observasi umum (di darat dan di kendaraan) sampai dengan alat pengarah tembakan artileri. BTW, tali pengikat di schulterklappen (tanda pangkat bahu) Letnan dalam foto ini menunjukkan bahwa dia sebenarnya telah berpangkat satu tingkat lebih tinggi (Oberleutnant), hanya saja baru secara "de facto" (di lapangan) dan belum secara "de jure" (melalui surat keputusan resmi alias RDA, Rangdienstalter). Satu lagi: lencana bergambar petir yang digunakan prajurit berpangkat Obergefreiter di belakang sang perwira menunjukkan bahwa dia adalah anggota Nachrichtentruppe (Pasukan Sandi/Komunikasi).

Sumber ;
https://www.theatlantic.com/photo/2011/07/world-war-ii-operation-barbarossa/100112/

Upacara Penganugerahan Ritterkreuz untuk Alfred-Hermann Reinhardt

Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberstleutnant Alfred-Hermann Reinhardt (Kommandeur Infanterie-Regiment 421 / 125.Infanterie-Division). Sebagai pengalung medali di leher Reinhardt adalah Generalmajor Wilhelm "Willi" Schneckenburger (Kommandeur 125. Infanterie-Division). Reinhardt menerima medali bergengsi tersebut pada tanggal 4 Desember 1941, sebagai penghargaan atas pencapaian resimen yang dipimpinnya dalam operasi pengepungan pasukan Soviet di Kiev. Melalui penguasaan wilayah Tarasovka yang strategis pada tanggal 20 September 1941, pihak Jerman mampu mencegah ratusan ribu Tentara Merah yang berusaha kabur dari Kantong Kiev yang terkepung. Berkali-kali pihak musuh berusaha menerobos keluar melalui jalan satu-satunya yang masih terbuka, dan berkali-kali pula usaha mereka digagalkan oleh aksi heroik Letkol Reinhardt dan anakbuahnya. Pada akhirnya, 452.700 pasukan Rusia yang terkepung menjadi tawanan perang pihak Jerman, ditambah lagi dengan 43 divisi yang musnah, 2.600 meriam artileri yang menjadi rampasan perang, sementara hanya 15.000 orang yang berhasil meloloskan diri keluar dari kepungan! Pertempuran Kiev (7 Juli - 26 September 1941) sendiri tercatat sebagai pengepungan terbesar dalam sejarah.

Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Kiev_(1941)
http://ritterkreuztraeger.blogspot.com/2023/01/ritterkreuz-award-ceremony-for-alfred.html
https://www.tracesofwar.com/persons/16456/Reinhardt-Alfred-Hermann.htm