Saturday, December 24, 2022

Prajurit Afrikakorps Memakai Sepatu Tropis


Seorang prajurit Afrikakorps Jerman memakai sepatunya di tengah udara dingin gurun Afrika Utara. Terdapat dua jenis "tropenschuhe" (sepatu tropis) yang biasa dipakai oleh tentara-tentara Jerman yang ditempatkan di wilayah Mediterania: schnürschuhe (sepatu pendek setumit) dan schnürschaftstiefeln (sepatu panjang selutut). Dua-duanya dilengkapi dengan schnur (tali pengikat), dengan bagian bawah terbuat dari bahan kulit berwarna coklat sementara bagian atasnya berbahan kanvas berwarna hijau zaitun. Prajurit-prajurit Afrikakorps sendiri lebih senang memakai sepatu yang versi pendek karena lebih nyaman dipakai dan lebih mudah dilepaskan. Kenyataannya, bukan hal yang aneh bila prajurit-prajurit ini memodifikasi sepatu panjang mereka menjadi sepatu pendek dengan cara memangkasnya di bagian tumit!

Sumber :
Buku "Deutsche Afrikakorps" karya Ricardo Recio Cardona

Prajurit-Prajurit Afrikakorps Beristirahat


Prajurit-prajurit DAK (Deutsches Afrikakorps) beristirahat di tengah hamparan gurun pasir di hari jatuhnya kota pelabuhan Tobruk ke tangan pasukan Jerman dan Italia, 21 Juni 1942. Dari peralatan-peralatan yang mereka bawa, kemungkinan prajurit-prajurit ini berasal dari unit Pioniere (Zeni). Foto ini sendiri terdapat dalam buku "Erwin Rommel: Photographer". Sesuai dengan judul bukunya, foto ini diambil oleh sang panglima pasukan Jerman di Afrika Utara, Erwin Rommel. "Der Wüstenfuchs" (Sang Rubah Gurun) memang mempunyai hobi fotografi, dan sebagian besar foto-fotonya yang diambil di medan perang Eropa dan Afrika berasal dari kamera Leica pemberian dari Menteri Propaganda Joseph Goebbels.

Sumber :
Buku "Deutsche Afrikakorps" karya Ricardo Recio Cardona
https://www.alamy.com/stock-photo-soldiers-of-the-africa-corps-resting-1942-36991773.html?imageid=F6BA966C-5F25-4F2E-A71D-76A9B661ED00&p=291611&pn=1&searchId=9a8d53310777044bbf10e6638a0b0ac4&searchtype=0
https://www.historynet.com/afrika-korps-remains-found-egypt/afrika-korps-soldiers-el-alamein-rommel/

Tuesday, December 20, 2022

General der Artillerie Erich Marcks


Foto ini dibuat oleh Hugo Jaeger pada bulan Juni 1940 dan memperlihatkan Generalmajor Erich Marcks (Chef des Generalstabes 18. Armee) dalam sebuah acara jamuan makan di Paris, tak lama setelah ibukota Prancis tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman. Sang jenderal berotak encer adalah anak dari sejarawan Jerman terkemuka yang bernama sama, Erich Marcks (1861-1938). Dia memulai karirnya dari masa Perang Dunia Pertama (1914-1918), dilanjutkan dengan pengabdian di Reichswehr (1919-1935) dan Wehrmacht (1935-1945). Melihat potensi serta kecerdasannya dalam hal perancangan strategi, Kepala Staff Angkatan Darat Franz Halder memerintahkan Marcks untuk membuat rencana serangan Jerman ke Uni Soviet, yang nantinya dinamakan "Operasi Barbarossa". Berdasarkan kalkulasi Marcks, pasukan Wehrmacht dapat menuntaskan tugasnya dalam jangka waktu 9 s/d 17 minggu selama tetap berpegang kepada tujuan utamanya, yaitu penguasaan ibukota Moskow (hal utama yang kemudian malah dilanggar sendiri oleh Hitler di tengah jalan!). Dalam Operasi Barbarossa sendiri, Marcks diserahi tanggungjawab sebagai Komandan 101. leichte-Infanterie-Division. Tragisnya, di hari-hari pertama penyerbuan, sang jenderal terluka parah di Ukraina sehingga membuat sebelah kakinya harus diamputasi. Meskipun begitu, hanya beberapa hari pertempuran di Front Timur sudah cukup untuk membuatnya diganjar dengan medali Ritterkreuz (26 Juni 1941). Setelah sembuh dari luka-lukanya, Marcks tetap dipercaya untuk memegang jabatan komandan lapangan, sampai terakhir menjadi Komandan LXXXIV. Armeekorps di Prancis tahun 1944 dengan pangkat General der Artillerie. Berlainan dengan pendapat jenderal-jenderal Jerman lainnya (termasuk Rommel), Marcks percaya bahwa Sekutu akan mendarat di Normandia dan bukannya di Pas de Calais. Keyakinannya terbukti, dan pihak musuh benar-benar mendarat di Normandia... persis di hari ulangtahun Erich Marcks yang ke-53 tanggal 6 Juni 1944! Hanya berselang enam hari setelah D-Day, Jenderal Marcks terluka parah oleh serangan udara Sekutu dan meninggal dunia di hari yang sama, tanggal 12 Juni 1944. Secara anumerta dia dianugerahi medali Eichenlaub untuk Ritterkreuz-nya. BTW, dalam film 'The Longest Day' Marcks diperankan oleh aktor Richard Münch, sementara dalam film TV 'Rommel dia diperankan oleh Hans Kremer.

Sumber :
https://artsandculture.google.com/entity/m064km4b?hl=en
https://en.wikipedia.org/wiki/Erich_Marcks

Sunday, December 18, 2022

Aksi Ritterkreuz Heinrich Born


Pada bulan Februari 1945, Oberleutnant Heinrich Born (6 November 1918 - 19 Januari 2008) menjabat sebagai komandan sementara dari 4.Kompanie / I.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 104 / 15.Panzergrenadier-Division. Resimennya ditugaskan untuk stand by di sekitar wilayah Heishof, Jerman, dan berjaga-jaga dari kemungkinan serangan tentara Sekutu. Ketika datang informasi bahwa satuan lapis baja Kanada menyerang dalam jumlah besar dan pasukan yang bertahan diperintahkan untuk mundur, Letnan Satu Born dengan tegas menolaknya dan malahan mendirikan barikade penghalang di jalan yang menuju kota dengan dibantu oleh 10 orang sukarelawan yang memutuskan untuk tetap tinggal. Tak lama kemudian, 30-40 tank Kanada dan puluhan tentara infanteri datang. Dalam pertempuran sengit yang kemudian terjadi - dan dengan bermodalkan beberapa senjata anti-tank - Born dan 10 orang anakbuahnya mampu memukul mundur serangan musuh tanpa menderita satu korban pun (bahkan tidak ada yang luka-luka!), sementara belasan tank Kanada dan puluhan prajuritnya bergelimpangan di sekitar kota. Ketika pihak markas divisi diberitahu mengenai apa yang telah dilakukan oleh segelintir sukarelawan ini, hampir tidak ada yang mempercayainya, karena dengan begitu dua divisi Wehrmacht terselamatkan dari kemungkinan terkepung dan menjadi tawanan Sekutu. Atas prestasi luar biasa tersebut, Oberleutnant Heinrich Born dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 14 April 1945, kurang dari satu bulan sebelum Jerman menyerah dalam Perang Dunia II! Keterangan lengkap mengenai pertempuran di sekitar Heishof serta kisah heroik sang perwira tampan bisa dibaca di buku "Rhineland: The Battle to End the War" karya Denis dan Shelagh Whitaker.


Sumber :
Foto koleksi pribadi Jim Haley
https://www.facebook.com/groups/152986901863424

Saturday, December 17, 2022

Perwira Tinggi Luftwaffe dengan Ledermantel M36

Foto para perwira tinggi Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) yang diambil pada tanggal 18 Oktober 1937. Baris depan dari kiri ke kanan: Generalmajor Ernst Udet (Direktor des Technischen Amts der Luftwaffe im Reichsluftfahrtministerium), General der Flieger Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), Generalleutnant Hans-Jürgen Stumpff (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), dan Generalmajor Ralph Wenninger (Luftwaffenattaché an der Deutschen Botschaft in London). Milch dan Stumpff mengenakan ledermantel (mantel kulit) M36 yang biasa dipakai oleh para perwira/jenderal Wehrmacht, yang terdiri dari dua baris kancing, dua saku pinggir, serta manset "Prancis". Kancingnya dipasang dengan mesin, dan dilengkapi dengan dua saku ritsleting di bagian dalam. Bagian belakangnya terbelah dua untuk mengantisipasi saat si pemakai mengendarai sepeda motor atau kuda. Terdapat pula dua buah sabuk pengikat berbahan sama: di bagian kaki untuk membuat jubah tetap membujur ke bawah, serta di bagian pinggang untuk tetap menahan jubah saat kondisi berangin kencang.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2011/05/album-foto-jaket-kulit-nazi-jerman.html
https://forum.axishistory.com/viewforum.php?f=5

Wednesday, December 14, 2022

Empat Jagoan Udara dari JG 2 "Richthofen"

Foto ini diambil pada bulan Agustus 1941, dan memperlihatkan para jagoan udara sekaligus Ritterkreuzträger dari Jagdgeschwader 2 (JG 2) "Richthofen", yang beroperasi di Selat Inggris dan sekitarnya. Dari kiri ke kanan: Leutnant Egon Mayer (Flugzeugführer di 7.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 2), Oberleutnant Erich Leie (Flugzeugführer im Stab der I. Gruppe / Jagdgeschwader 2), Major Walter Oesau (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 2), dan Oberleutnant Rudolf Pflanz (Flugzeugführer di 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 2). Di latar belakang terparkir sebuah pesawat pemburu dari jenis Messerschmitt Bf 109 yang merupakan tunggangan utama para pilot Jerman dalam Perang Dunia II. Dari keempat orang dalam foto ini, Geschwaderkommodore Oesau mempunyai kemenangan udara terbanyak dengan 127 kills, diikuti oleh Leie (121 kills), Mayer (102 kills), dan Pflanz (52 kills).

Sumber :
https://www.andreas-thies.de/auktionen/64-749906

Jenderal dan Laksamana Jerman dalam Acara Führergeburtstag

Para jenderal dan laksamana Wehrmacht berdiri di tribun kehormatan dalam acara puncak perayaan ulangtahun Adolf Hitler yang ke-50, yang diselenggarakan di Berlin pada tanggal 20 April 1939. Mereka semua kompak memakai paradeanzug (seragam parade), lengkap dengan feldbinde (ikat pinggang brokat), auszeichnungen (baris medali) dan schnurr (tali bahu). Baris depan dari kiri ke kanan: Generaloberst Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), General der Flieger Hans-Jürgen Stumpff (Chef der Luftwehr), Generalleutnant Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef Planungsamts der Luftwaffe), Admiral Max Bastian (Präsident Reichsfürsorge- und Versorgungsgerichts der Wehrmacht), dan Generalmajor Friedrich Fahnert (Höheren Kommandeur Luftnachrichtenschule Berlin). Sebagai identifikasi tambahan: Generalleutnant Walter Petzel (Inspekteur der Artillerie) adalah cowok berkacamata yang berdiri di belakang Fahnert; Generalmajor Hermann von Hanneken (Bevollmächtigter für Eisen- und Stahl auch zum Leiter der Hauptabteilung II Industrie) berdiri diantara Bastian dan Fahnert, Generaloberst Wilhelm List (Oberbefehlshaber Heeres-Gruppenkommando 5) diantara Udet dan Bastian, serta General der Flieger Friedrich Christiansen (Korpsführer NSFK) diantara Stumpff dan Udet. Foto ini sendiri dibuat oleh fotografer pribadi Hitler, Hugo Jaeger. Perhatikan bahwa Milch dan Stumpff sama-sama memakai Star of Yugoslavian Order of the Crown di dada mereka!

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2010/10/koleksi-ratusan-foto-berwarna-dari-life.html
https://artsandculture.google.com/entity/m064km4b?hl=en

Sunday, December 11, 2022

Rommel dan Kapal Selam Italia di Bardia

Pada bulan November 1941, General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") mengunjungi Bardia (Libya) yang menjadi lokasi bongkar-muat suplai pasukan Poros selain di Tripoli dan Derna. Meskipun kapasitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pelabuhan utama di Tripoli, tapi Bardia lebih efisien karena lebih dekat ke front yang mendekati perbatasan dengan Mesir. Disini biasanya kapal-kapal selam Italia yang bongkar-muat barang karena lebih aman dari incaran pesawat-pesawat Sekutu. Dalam kunjungannya ke Bardia pun Rommel menyempatkan diri untuk beramah-tamah dengan awak kapal selam Italia yang kebetulan sedang berlabuh disana. Dia kemudian difoto di atas tebing yang menjorok ke pantai dengan latar belakang sebuah kapal selam Italia yang sedang berlayar meninggalkan pelabuhan. Kemungkinan kapal selam ini berasal dari kelas Atropo of the Foca (Anjing Laut) dengan berat 1.109 ton yang biasa digunakan untuk menanam ranjau laut. Dia baru saja mengantarkan 60 ton bahan bakar ke pelabuhan Bardia.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Pengujian Pesawat Jerman

Para ilmuwan Nazi mengujicoba sistem aerodinamik dari sebuah pesawat Messerschmitt Bf 109 E-3 di tahun 1940. Ditenagai oleh mesin Rolls-Royce Kestrel V, pesawat hasil pengembangan kesekian dari Bf 109 ini mempunyai kecepatan maksimum 660km/jam. Panjangnya 8,65m dengan rentang sayap 9,87m. Senjata utamanya adalah dua buah kanon 20mm ditambah dengan dua senapan mesin sebagai pelengkap. Versi pertama pesawat rancangan Willy Messerschmitt ini telah teruji ketangguhannya dalam Perang Saudara Spanyol. Para pilotnya telah disumpah sebelum mereka meninggalkan Jerman bahwa mereka tidak akan membiarkan pesawat mereka sampai jatuh ke tangan musuh. Bila pesawatnya jatuh atau mendarat darurat di wilayah musuh, maka mereka harus membakarnya segera dengan menggunakan tangki khusus berisi materi yang mudah terbakar yang bisa disulut seketika dan memang disiapkan untuk tujuan semacam ini!

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Prajurit Luftwaffe Membaca Surat di Sebelah Motor Zündapp

Foto ini, yang tampaknya telah disetting dengan baik, kemungkinan dibuat untuk kepentingan propaganda Jerman. Seorang prajurit Luftwaffe berdiri sambil membaca surat yang datang dari tanah air di depan sepeda motor Zündapp Ks 600 bersespan, sementara di latar belakang mengudara sebuah pesawat Focke-Wulf Fw 189 "Uhu" (Burung Hantu). Pesawat bermesin ganda dan berkursi tiga ini terutama sekali dibuat untuk kepentingan pengintaian. Dibandingkan dengan pesawat yang umum diproduksi di masa itu, Fw 189 terlihat aneh karena mempunyai dua "badan". Pada awalnya kemampuannya diragukan, tapi kemudian medan udara Front Timur membuktikan kemampuan Fw 189 yang jauh melebihi harapan para pembuatnya! Pesawat ini dijuluki sebagai "matanya Luftwaffe" dan ketangguhannya terbukti dengan beberapa kali dia mampu pulang ke pangkalannya dengan sebagian ekornya copot atau rusak parah! Keberadaannya tidak diketahui oleh pihak Sekutu sampai dengan tahun 1941, walaupun prototipe pesawat ini sudah berseliweran dari masa sebelum perang. Total produksinya sampai dengan perang berakhir adalah 849 buah.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Markas Tentara Jerman di Desa Kecil Rusia


Pesawat penghubung sangat dibutuhkan untuk memelihara kontak langsung antara markas dengan prajurit di front depan. Tanpa pesawat ini maka akan mustahil bagi para komandan senior untuk bertemu dengan bawahannya dalam jangka waktu sebentar demi mendiskusikan perkembangan situasi atau sekedar melakukan inspeksi singkat di front. Karena biasanya pos komando dan markas front berada di wilayah hutan lebat, tertutup oleh kamuflase atau di desa-desa terpencil, maka kadangkala tak ada landasan udara standar terdekat yang menjangkaunya. Atas alasan ini maka Fieseler Fi 156 Storch, dengan kemampuan take-off dan landingnya di landasan sempit, menjadi pilihan utama para komandan staff senior. Pesawat ini bahkan bisa mendarat di atas permukaan yang kasar atau berlumpur. Foto di atas memperlihatkan sebuah desa kecil Rusia yang dikelilingi oleh hutan. Panji yang terpasang di depan sebuah rumah di sebelah kiri menandakan bahwa lokasi itu telah dijadikan sebagai markas sebuah Armee-Korps. Di latar belakang terparkir sebuah Storch, yang kemungkinan dipakai untuk menerbangkan sang komandan korps dalam kunjungan ke front depan atau membawa para komandan divisinya ke tempat ini.

Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/12/foto-artistik-perang-dunia-ii.html

Tank Tiger di Sekitar Leningrad

Para prajurit infanteri Wehrmacht berjalan melewati sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger Ausf.H1 milik schwere Panzer-Abteilung 502 di Leningrad, Uni Soviet, awal musim gugur tahun 1942. Unit tank berat Heer ini tiba di sektor Leningrad pada akhir bulan Agustus 1942, dan untuk pertama kalinya mencicipi ganasnya pertempuran pada tanggal 16 September 1942 di selatan Danau Ladoga (peristiwa ini juga tercatat dalam sejarah sebagai aksi pertama tank Tiger dalam kancah Perang Dunia II!). Pada tanggal 22 September, setelah menyeberangi sebuah pematang, sebuah Tiger terjebak dalam lumpur. Karena sulitnya medan, ditambah dengan tembakan gencar dari tentara Rusia, tank berat tersebut tak dapat ditarik keluar meskipun telah dicoba berkali-kali. Untuk mencegahnya jatuh ke tangan musuh, dengan sangat terpaksa monster satu ini diledakkan oleh pasukan Jerman pada tanggal 25 November 1942, sehingga secara resmi menjadi Tiger pertama yang menjadi korban perang. Beberapa lagi tank Tiger dan Panzer III tiba di markas schwere Panzer-Abteilung 502 pada tanggal 25 September, yang kemudian digunakan untuk melengkapi kompi pertama unit tersebut. Kloter Tiger selanjutnya yang datang di bulan Februari 1943 nantinya digunakan untuk mengganti tank-tank yang telah hancur atau rusak



Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2020/06/foto-pertempuran-pengepungan-leningrad.html
https://reibert.info/threads/sd-kfz-181-pz-kpfw-vi-tiger.14285/page-43

Jenderal Walter Krüger Memperhatikan Pengepungan Leningrad


Generalmajor Walter Krüger (kanan) bersama dengan salah seorang perwiranya memperhatikan dengan seksama saat pasukan Jerman dari 1. Panzer-Division melakukan serbuan ke garis pertahanan Rusia di luar kota Leningrad, Uni Soviet. Dari tanggal 17 Juli 1942 Krüger diangkat sebagai "mit der Führung beauftragt" alias Komandan sementara dari Divisi Panzer Pertama Jerman, setelah sebelumnya menjabat sebagai Komandan brigade infanteri bermotor dari divisi yang sama. 1. Panzer-Division sendiri telah terlibat dalam pertempuran terus-menerus dari sejak penyerbuan ke Rusia bulan Juni 1941, dan pada pertengahan bulan Agustus 1941 jumlah tanknya yang masih berfungsi tinggal mencapai 44 buah dari asalnya 155 buah! Foto ini diambil pada awal musim gugur tahun 1941 oleh fotografer tak dikenal dari Presse-Illustrationen Heinrich Hoffmann, dan pertama kali dipublikasikan oleh 'Berliner Volkszeitung' edisi 5 November 1941.

Sumber :
https://www.dw.com/en/wehrmacht-had-policy-of-starvation-in-leningrad/a-17386073
https://en.wikipedia.org/wiki/1st_Panzer_Division_(Wehrmacht)

Saturday, December 3, 2022

Sepp Dietrich dan Fritz Witt di Kharkov

SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") mengadakan kunjungan ke markas SS-Standartenführer Fritz Witt (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler") di Olchowatka, Belgorod, dekat Kharkov, bulan Maret 1943. Dietrich mengenakan mantel bulu domba yang mempunyai nama resmi "Sous- vetementent en peau fourrée Modele 1938", dengan tambahan kerah, renda serta ritsleting. Meskipun begitu, tampaknya sang Divisionskommandeur masih merasa terlalu dingin sehingga menyiapkan mantel bulu lebih tebal yang tersimpan di jok mobil, sebuah hal yang sangat kontras bila dibandingkan dengan Witt yang terlihat cukup nyaman meskipun hanya mengenakan seragam thok! Celana yang dikenakan oleh Dietrich adalah dari jenis stiefelhose, yang dipadukan dengan Flieger-Pelztiefel (sepatu penerbang) Luftwaffe dengan ujung atas berbulu. Mobil yang digunakan oleh Dietrich adalah dari jenis Einheits-Pkw Horch 40 dengan plat nomor yang sangat rendah (SS-502). Selain itu, jerigen untuk bensin cadangan telah dimodifikasi sehingga bisa ditempelkan di bagian samping mobil. Foto ini sendiri dibuat oleh SS-Kriegsberichter Johan King, yang menemani Divisi Leibstandarte dalam pertempuran-pertempuran berat di tahun 1943 dan 1944.

Sumber ;
https://fjm44.com/product/large-18x24-cm-original-waffen-ss-press-photo-with-sepp-dietrich/