Friday, February 28, 2020

Perayaan Natal Infanterie-Regiment 17

Para perwira dari Infanterie-Regiment 17 berkumpul bersama untuk merayakan malam Natal, di bulan Desember 1938. Mereka semua mengenakan waffenrock (seragam parade/pesta), dan terlihat ceria dalam foto yang diambil di barak mereka yang berlokasi di Braunschweig, Niedersachsen (Jerman). Di tengah terlihat dua orang perwira yang membawa "wappen" bergambar tengkorak, yang merupakan lambang dari resimen milik 31. Infanterie-Division ini (bisa dibilang bahwa Infanterie-Regiment 17 merupakan satu dari sangat sedikit unit di Wehrmacht yang diperbolehkan untuk memajang simbol resimen mereka di topi!). Bapak-bapak botak yang nongkrong persis di bawah wappen adalah sang Regimentskommandeur, Oberst Friedrich-Wilhelm "Vati" Neumann (22 Januari 1889 - 26 Januari 1975), yang nantinya dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 16 Oktober 1944 sebagai Generalleutnant dan Komandan 712. Infanterie-Division. Alasan pemberian medali bergengsi tersebut telah disebutkan dalam Wehrmachtbericht (siaran radio berkala Wehrmacht) tertanggal 26 September 1944, dengan isi sebagai berikut: "Bei den Abwehrkämpfen in Belgien hat sich die 712. Infanteriedivision unter Führung von Generalleutnant Neumann besonders ausgezeichnet. Die Division vernichtete bzw. erbeutete in der Zeit vom 3. bis zum 10. September 161 "Sherman"-Panzer und Panzerspähwagen, größtenteils durch Panzernahbekämpfungsmittel." (Dalam pertempuran mempertahankan diri di Belgia, 712. Infanterie-Division yang dipimpin oleh Generalleutnant Neumann telah mempertunjukkan perjuangan yang mengagumkan. Dalam periode 3 sampai dengan 10 September, divisi tersebut telah berhasil menghancurkan atau merampas 161 buah tank Sherman dan kendaraan lapis baja, terutama dengan menggunakan senjata anti-tank genggam-tangan)


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2010/08/generalleutnant-friedrich-wilhelm-vati.html

Tuesday, February 25, 2020

Tawanan Jerman dalam Pertempuran Sögel

 Foto dramatis hasil karya Alexander Mackenzie Stirton ini memperlihatkan seorang prajurit Luftwaffe - kemungkinan anggota Feld-Division - yang menjadi tawanan Sekutu saat berlangsungnya serangan balik pihak Jerman terhadap Divisi Lapis Baja Kanada ke-4 di Sögel, Niedersachsen, Jerman, pada tanggal 10 April 1945. Uniknya, sang prajurit Kanada yang menodongkan senjata dalam foto ini terlihat mengenakan sepatu kuno abad ke-17 seperti yang biasa dipakai oleh The Three Musketeers! Sehari sebelumnya, tentara Kanada dari 1st Battalion / Lake Superior Regiment (Motor) / 4th Canadian (Armoured) Division berhasil menguasai kota Sögel. Dalam serangan balik yang dilakukan oleh pihak Jerman, sebagian warga sipil ikut bergabung dan diduga telah membunuh beberapa prajurit Kanada. Sebagai pembalasan, Major-General Christopher Vokes, Komandan 4th Canadian (Armoured) Division, lalu memerintahkan agar seluruh wilayah tengah kota Sögel dihancurkan secara total dengan menggunakan beberapa truk penuh dinamit. Setiap puing-puing yang masih tersisa lalu dibuldoser untuk mengeraskan jalan yang akan dilalui oleh-tank-tank Kanada. Vokes sadar bahwa tindakannya ini telah menyalahi Konvensi Hague, karenanya dia tidak memberikan perintah tersebut kepada anakbuahnya secara tertulis. Dari sejak saat itu, para prajurit divisi mulai menjuluki Vokes dengan julukan "The Sod of Sogel" (Tanah Kuburan Sögel)


Sumber :
http://www.bac-lac.gc.ca/eng/Search/Pages/results.aspx?k=,Alexander%20Mackenzie%20Stirton

Eduard Dietl di Padang Tundra

 Dalam sebuah surat pribadi yang ditujukan pada Hitler, General der Gebirgstruppe Eduard Dietl (Kommandierender General Gebirgskorps Norwegen) menceritakan kesulitan luar biasa yang dihadapinya saat harus beroperasi di wilayah paling utara kekuasaan Jerman, kesulitan yang datangnya dari alam sekitar dan bukannya dari musuh: "Mein Führer, wilayah tundra dimana Murmansk berada, sampai hari ini kondisinya adalah sama persis dengan saat pertama kali dimana Tuhan menciptakannya. Tak ada pohon, tak ada semak-semak, dan tak ada tempat tinggal manusia. Tak ada pula jalan raya atau bahkan jalan setapak. Tak ada apapun, hanya batu-batu belaka dan kekosongan tak berujung yang mengiringinya. Wilayahnya dipenuhi oleh danau, aliran air dan sungai berarus kencang. Di musim panas tundra berubah menjadi rawa-rawa, sementara di musim dingin ditutupi oleh salju dan es dengan suhu yang turun menjadi 40 atau bahkan 50 derajat di bawah nol. Selama delapan bulan nonstop berlangsung malam kutub dengan lolongan badai salju yang membawa angin yang memekakkan telinga. Tundra seluas ratusan kilometer ini, yang mengelilingi Murmansk layaknya sebuah pertahanan alami, mempunyai satu buah gurun yang besar. Tak ada satu manusia pun dalam sejarah yang pernah bertempur di tempat ini, karena padang pasir bebatuannya tak cocok untuk penempatan tentara. Kecuali, tentu saja, bila dibangun jalan raya atau setidaknya jalan setapak untuk kuda sehingga manusia dan, lebih penting lagi, hewan pengangkut bisa melewatinya. Tapi bila aku harus melakukannya dengan pasukan yang aku punya saat ini, maka semua beban kesulitan tersebut jatuh ke pundak pasukan tempur kami, dua divisi gunung pimpinanku yang tak pernah dilatih sebelumnya untuk menghadapi kesulitan semacam ini. Hal paling pertama yang bisa diambil pelajaran oleh prajurit-prajurit dan perwiraku saat tiba disini adalah ungkapan "menyelamatkan perlengkapan yang tersisa". Disini kami hanya punya beberapa traktor, beberapa bagal, sementara kami sangat kekurangan artileri yang mampu dipindahkan dengan mudah, dan setiap divisi hanya mempunyai dua resimen saja..." (diambil dari buku 'Hitler Moves East' karya Paul Carell)


Sumber :
https://vk.com/album-33777537_174313375?act=comments

Friday, February 21, 2020

Tanda Penunjuk Jalan di Sisilia

 Tak lama setelah melintasi Selat Messina dari daratan Italia, Koresponden Perang Ernst Haas dari Kriegsberichterzug XI. Fliegerkorps ditugaskan untuk meliput kondisi pasukan Jerman yang pada saat itu sedang bergerak mundur secara teratur dari wilayah pantai. Di sepanjang perjalanan, Haas - yang menumpang di sebuah mobil truk buatan Italia - tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengabadikan wilayah-wilayah yang dilaluinya, termasuk penanda dan rambu jalan berbahasa Jerman atau Italia. Foto ini diambil pada akhir bulan Agustus 1943 di sekitar wilayah Reggio Calabria, Sisilia. Tulisan paling besar, "Gioia Tauro" dan "Locri", adalah nama dua kota yang berdekatan, sementara kata-kata "RACI" di atasnya adalah singkatan dari 'Reale automobile club dell’Italia', sebuah jawatan umum di Italia yang didirikan pada tahun 1898 dan bertugas untuk mempromosikan serta mengatur sektor otomotif di negara tersebut. Panel-panel yang terpasang di tiang telegraf adalah nama-nama kesatuan yang menjadi bagian dari 29. Panzergrenadier-Division, yang mendapat julukan "Falke". Selain itu, terdapat pula penunjuk arah untuk unit-unit Panzer-Division Hermann Göring, serta tiga tanda yang mengindikasikan Feldlazarett (Rumah Sakit Lapangan) terdekat.



Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2011/09/album-foto-tanda-dan-rambu-penanda.html

Fallschirmjäger di Montecassino

 Tiga orang prajurit penerjun payung dari Fallschirmjäger-Regiment 3 / 1.Fallschirmjäger-Division berpose untuk kepentingan propaganda di sela-sela reruntuhan Biara Montecassino, bulan Februari 1944. Prajurit di tengah memegang senapan mesin Beretta Modello 38 buatan Italia, sementara prajurit di sebelah kirinya cukup bersenjatakan Stielhandgranate di tangan, sementara di sakunya tersembul granat lain buatan Italia pula. Pada tanggal 15 Februari 1944 pihak Sekutu membombardir Biara Ordo Santo Benediktus di puncak Montecassino yang berusia 1.400 tahun, karena menganggapnya sebagai tempat persembunyian prajurit Jerman (tuduhan yang tak pernah terbukti). Ketika biara tersebut telah menjadi puing-puing, barulah pasukan Jerman dari unit Fallschirmjäger masuk untuk menempatinya, dan menjadikannya sebagai tembok pertahanan dengan memanfaatkan setiap bongkahan batu dan dinding yang tak beraturan. Selama berbulan-bulan pasukan Sekutu menyerang lagi dan lagi, hanya untuk dipatahkan oleh para penerjun payung veteran ini dengan meninggalkan korban besar di pihak penyerbu dari segi manusia dan perlengkapan. Ketika akhirnya pihak Jerman dipaksa untuk mundur pada bulan Mei 1944 (setelah terancam dikepung oleh tentara Sekutu yang berhasil menerobos wilayah di sekelilingnya), mereka melakukannya dengan begitu cerdiknya, sehingga ketika keesokan harinya musuh akhirnya berhasil menguasai reruntuhan Montecassino, mereka hanya menemukan 30 orang prajurit yang terluka begitu parah sehingga tak bisa dibawa serta dan ditinggalkan! Dalam pertempuran sengit di Montecassino yang berlangsung dari tanggal 17 Januari s/d 18 Mei 1944, pihak Sekutu (Inggris, Amerika, Prancis, Polandia, dll) tercatat menderita korban 55.000 orang, sementara pasukan Jerman "hanya" 22.000 orang! Cukuplah julukan "The Green Devils" (Iblis-Iblis Hijau) dari para jenderal Sekutu sebagai bukti ketangguhan dan kegigihan bertempur dari para Fallschirmjäger ini...


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2016/06/foto-pertempuran-monte-cassino-17.html

Tuesday, February 18, 2020

Foto Grup SS-Totenkopf-Reiter-Regiment 1

 Foto ini diambil di Warsawa (Polandia) pada tanggal 10 Desember 1940, dan memperlihatkan para anggota - terkecuali kambing - dari 3.Schwadron / SS-Totenkopf-Reiter-Regiment 1, yang merupakan cikal-bakal dari satu-satunya divisi berkuda milik Waffen-SS: 8. SS-Kavallerie-Division "Florian Geyer". Keempat dari kiri - tapi bukan kambing - adalah Komandan Skuadron, SS-Hauptsturmführer Gustav Lombard, sementara di kiri dan kanannya adalah para Zugführer (Komandan Peleton): Kedua dari kiri adalah SS-Obersturmführer Hermann Buchner, lalu kedua dari kanan adalah SS-Untersturmführer der Reserve Hans-Georg von Charpentier, diikuti di sebelah kirinya oleh SS-Untersturmführer Johannes Göhler. Ada lagi nama-nama seperti SS-Obersturmführer Heinrich Diekmann serta Wilhelm-Hubert Schmidt yang tercatat dalam primbon sebagai perwira di 3.Schwadron pada akhir tahun 1940, tapi saya nggak tahu yang mana saja mereka dalam foto ini (yang jelas bukan kambing yang nojeng di tengah). Mengenai identitas sang kambing sendiri terus kenapa dia bisa ikut nongol dalam foto ini, maka jangan tanya saya karena saya bukan ahli perkambingan!


Sumber :
Foto koleksi pribadi Lohengrin
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=38&t=134736&hilit=hans+georg+von+charpentier

Wednesday, February 12, 2020

Kematian Jagoan Udara Luftwaffe Walter Oesau

Pada tanggal 11 Mei 1944, tidak kurang dari SERIBU pesawat pembom Amerika Serikat dari US Eighth Air Force menyerang target jalan-jalan kereta api di timur Prancis serta timur-laut Belgia, sebagai upaya untuk melumpuhkan sarana transportasi Wehrmacht terutama di minggu-minggu terakhir sebelum dimulainya D-Day, alias pendaratan Sekutu di Normandia. "Gerombolan" ini dikawal pula oleh pesawat-pesawat pemburu P-38 dan P-51 dengan jumlah yang lebih banyak lagi! Sialnya, pada saat serangan berlangsung dengan hebatnya, Oberst Walter Oesau (Kommodore Jagdgeschwader 1 di Front Barat yang juga adalah seorang jagoan udara dengan 127 kills), malah sedang terbaring sakit di ranjang karena influenza. Sementara itu di Jerman, Panglima Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring buru-buru menelepon staff Oesau setelah mendengar kabar serangan tersebut:

Göring – "Apakah Komodor sudah terbang?"
Staff – "Tidak Reichsmarschall, dia sedang terbaring sakit di ranjang."
Göring – "Ya, ya, aku tahu jenis manusia seperti itu!" Göring berkata dengan sinis, "Dia telah menjadi lelah dan pengecut!"


Ketika Oesau diberitahu tentang komentar Göring tersebut, dia begitu marahnya sehingga langsung menyiapkan diri untuk terbang walaupun sedang terkena demam tinggi. Dengan gagah berani, sang Geschwaderkommodore tinggal landas dari lapangan udara Paderborn dengan menggunakan Messerschmitt Bf 109 G-6/AS "Grün 13" (Werknummer 20601) untuk menghadapi beratus-ratus pesawat musuh di angkasa. Nasibnya sudah bisa diduga: jenazahnya tak lama kemudian ditemukan tergeletak tak jauh dari pesawatnya yang tertembak jatuh di baratdaya St. Vith, Belgia (di tubuhnya ditemukan beberapa lubang peluru). Jenazah sang jagoan udara Luftwaffe tersebut kemudian dikebumikan dalam upacara kenegaraan yang megah - yang dihadiri oleh Göring - di kuburan keluarga di Stadtfriedhof Meldorf, Schleswig-Holstein. Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, Jagdgeschwader 1 (JG 1) kemudian mendapat tambahan nama "Oesau" di belakangnya (hanya satu jagoan udara Luftwaffe lainnya yang mendapatkan kehormatan setinggi itu, yaitu Werner Mölders dengan JG 51 "Mölders"). Bisa dibilang bahwa itulah pelipur lara yang bisa Reichsmarschall Göring berikan sebagai tanda penyesalan atas kata-kata tak berdasar yang ditujukannya pada mendiang Oesau, yang secara tidak langsung menjadi penyebab kematian tragis salah satu jagoan udara Luftwaffe terhebat dalam Perang Dunia II tersebut...


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2012/01/album-foto-terbaik-walter-oesau.html

Tuesday, February 11, 2020

Gustav Geiler dengan Anjingnya

Leutnant Gustav Geiler dengan anjing peliharaannya dari jenis Gembala Jerman (yang dinamakan Aga), dalam sebuah foto yang diambil pada tahun 1940. Foto ini sendiri merupakan satu dari sekitar 390 foto yang terdapat dalam album pribadi milik sang perwira Flak Luftwaffe, yang kebanyakannya diambil dalam periode dari tahun 1940 s/d 1943. Seperti sebagian besar pemuda Jerman lainnya, sebelum masuk kemiliteran dia menjalani pelatihan dasar terlebih dahulu di RAD (Reichsarbeitsdienst) pada tahun 1936. Dalam Perang Dunia II, Geiler ikut berpartisipasi dalam penyerbuan tentara Jerman ke Polandia, Belgia dan Prancis. Setelahnya dia ditugaskan untuk menjadi komandan sebuah baterai Flak di wilayah Denmark, sampai akhirnya di akhir perang Geiler terlibat dalam pengoperasian roket V2 yang ditakuti, dengan pangkat terakhir sebagai Major. Seusai Perang Dunia II, dia sempat merasakan bekerja di pertambangan batubara, sebelum kemudian bergabung kembali di Angkatan Bersenjata Jerman Barat yang baru didirikan pada tahun 1955. Geiler tampaknya sangat mencintai anjing peliharaannya yang bernama Aga tersebut, yang terlihat dari sekitar 30 foto (di dalam albumnya) yang memperlihatkan posenya bersama dengan sang gugug!

Love them or hate them, but you gotta admit, the Germans had the best uniforms in World War II...


Sumber :
http://www.mourningtheancient.com/truth-animalsx4.htm
https://www.throughtheireyes2.co.uk/WW2-GERMAN-ARMY.html
https://twitter.com/rwhitecolor/status/1080880826773135360

Ritterkreuzträger Gerd Bremer di Pos Komando

   Pada tanggal 6 Juni 1944 pasukan Sekutu melakukan pendaratan amfibi secara besar-besaran di pantai Normandia dalam apa yang dinamakan sebagai "D-Day" (Debarkation Day). SS-Panzer-Aufklärungs-Abteilung 12, di bawah pimpinan SS-Sturmbannführer dan Ritterkreuzträger Gerhard "Gerd" Bremer, adalah salah satu dari elemen-elemen pertama milik 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend" yang pertama kali mencapai front keesokan harinya (7 Juni 1944). Saat telah tiba di tempat tujuan, mereka bergerak lagi sejauh 13 km melintasi wilayah tak bertuan menuju posisi sayap kiri divisi dan disana mendirikan garis pertahanan untuk mencegah pasukan musuh yang menerobos masuk. Detasemen tersebut berkali-kali memukul mundur serangan Sekutu yang berlangsung dari tanggal 7 s/d 11 Juni 1944. Di hari terakhir, kendaraan komando Bremer dihantam bom sehingga tidak berfungsi, dan keesokan harinya dia sendiri terluka oleh pecahan peluru meriam. Meskipun mengalami luka-luka sebanyak dua kali, Bremer memutuskan untuk tetap bersama dengan Abteilung-nya sampai situasi telah terkendalikan kembali. Serangan pamungkas Sekutu dilancarkan pada tanggal 11 Juni 1944 saat 50th (Northumbrian) Infantry Division Inggris menyerang sektor pertahanan SS-Panzer-Aufklärungs-Abteilung 12 dengan menggunakan satu batalyon infanteri yang dibantu oleh 84 tank. Serangan tersebut berhasil digagalkan kembali meskipun dengan susah payah, dan posisi sektor pertahanan tetap berada di tangan Bremer dkk. Tujuh tank Inggris dihancurkan sementara 250 prajuritnya menjadi korban. Foto ini diambil di periode 12-15 Juni 1944 di pos komando SS-Panzer-Aufklärungs-Abteilung 12 di Cristot, dimana salah satu dari tujuh tank Sherman yang berhasil dirontokkan kemudian ditempatkan oleh SS-Hauptsturmführer Gerd von Reitzenstein (Chef 5.Kompanie / SS-Panzer-Aufklärungs-Abteilung 12) dan SS-Untersturmführer Albert Wienecke (Chef 4.Kompanie / SS-Panzer-Aufklärungs-Abteilung 12) di pos komando, sebagai tambahan perlindungan dari pecahan peluru meriam. Disini SS-Sturmbannführer Bremer (kanan) duduk bersama dengan ajudannya, SS-Obersturmführer Kurt Buchheim. Atas prestasinya dalam pertempuran di hari-hari pertama di Normandia (yang merupakan saat-saat paling kritis), terutama di pertempuran tanggal 11 Juni 1944, sang Abteilungskommandeur dianugerahi medali Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 30 Agustus 1944


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2011/10/foto-12-ss-panzer-division-hitlerjugend.html

Monumen Jatuhnya Pesawat Jenderal Dietl

 Monumen ini terdapat di hutan dekat desa Rettenegg, Weiz Bezirk, Styria (Steiermark), Austria, tepat di lokasi jatuhnya Junkers Ju 52/3mg8e "A2+AA" (Werknummer 7596). Pesawat transport kepunyaan Kommandierende General der Deutschen Luftwaffe in Finnland tersebut menabrak bumi pada tanggal 23 Juni 1944 pukul 07:42 pagi, setelah mengalami masalah mesin di ketinggian 1.800 meter saat melintasi Hochwechsel, 15 kilometer sebelah tenggara Semmering. Kerusakan yang diderita mencapai 95%. Di dalamnya terdapat sembilan orang penumpang (termasuk lima awak pesawat), dengan tujuh diantaranya kehilangan nyawanya di hari itu. Keempat orang penumpangnya bukanlah orang biasa, melainkan para petinggi Wehrmacht di Finlandia yang sedang dalam perjalanan kembali dari Jerman setelah menemui Hitler di Obersalzberg satu hari sebelumnya. Mereka adalah (diurut dari pangkat tertinggi): Generaloberst Eduard Dietl (Oberbefehlshaber 20. Gebirgsarmee), General der Infanterie Thomas-Emil von Wickede (Kommandierender General X. Armeekorps), General der Gebirgstruppe Karl Eglseer (Kommandierender General XVIII. Gebirgskorps), dan Generalleutnant Franz Rossi (Kommandeur Divisionsgruppe Rossi), Sementara itu, lima orang awak pesawatnya adalah: Flugzeugführer (1) (Staffelführer) Oberleutnant Erich Jakob, Flugzeugführer (2) Oberleutnant Hans Kowollik, Bordfunker Feldwebel Huber, Bordmechaniker Oberfeldwebel Meier, serta Bordschütze Unteroffizier Heinz Thieme. Dua orang yang selamat dalam kecelakaan ini adalah Meier dan Huber. BTW, monumen ini sendiri adalah hasil buatan pribadi dan bukan didanai oleh pemerintah. Karenanya kita bisa melihat ketidaksesuain nama yang terdapat di plakat dengan informasi resmi dari pihak yang berwenang saat itu!


Sumber :
http://www.denkmalprojekt.org/2014/waldbach_dietl-kreuz_bez-hartberg-fuerstenfeld_steiermark_wk2_oesterr.html
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=5&t=92033

Monday, February 10, 2020

Sarang Senapan Mesin Jerman

Istilah resmi "Schützenloch für Maschinengewehr" (Lubang Tembak untuk Senapan Mesin) lebih dikenal oleh para Landser dengan nama "Maschinengewehrnest" (Sarang Senapan Mesin). Lensa optik dari MG-34 dalam foto ini terlihat nyempil di antara dua stahlhelm yang dipakai oleh awaknya. Dalam istilah Jerman, kata Maschinengewehre "leichte" (ringan) atau "schwere" (berat) lebih menekankan pada perannya dan bukan ukuran senjatanya, karena keduanya sama-sama menggunakan senapan mesin MG-34 atau MG 42 kaliber 7,92mm. Leichte Schützengruppe (Grup Senapan Ringan) dilengkapi dengan satu buah MG-34 yang dilengkapi bipod serta cadangan satu atau dua buah laras senapan, sementara schwere Schützengruppe (Grup Senapan Mesin berat) tetap membawa senapan mesin dengan bipod yang sama, hanya saja dibekali dengan tambahan tripod, lensa optik, serta cadangan laras senapan untuk memampukan awaknya dalam menyediakan tembakan jarak jauh yang berkelanjutan. Foto ini diambil di perbatasan kota Stalingrad bulan September 1942. Di latar belakang tampak dua buah tank T-34 Rusia yang terbakar. Dari banyaknya kotak amunisi kosong yang tercecer di belakang awak senapan mesin, kita bisa mengetahui bahwa tank-tank Soviet tersebut diiringi oleh sejumlah besar pasukan infanteri, yang sebagian besar darinya kini berserakan tak bernyawa di hamparan ladang gandum! Misi sikat habis musuh lebih dikenal dengan nama "Ausradieren" (pemusnahan total infanteri, posisi pertahanan, kendaraan atau instalasi lawan)


Sumber :
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad

Sunday, February 9, 2020

Franz Bäke Sebagai Seorang Dokter Gigi

Dari sejak masa mudanya, komandan panzer sekaligus Schwerternträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter) Generalmajor Dr.med.dent. Frank Bäke sudah bercita-cita untuk berkarir di bidang medis. Tapi kemudian Perang Dunia Pertama membuat rencananya berubah, sehingga dia pun bergabung di dinas militer sebagai sukarelawan. Di masa antar perang Bäke kembali melanjutkan studi medisnya yang tertunda, dan lulus sebagai dokter gigi tahun 1922. Dia membuka praktek yang cukup sukses di Hagen, Nordrhein-Westfalen, hanya untuk diselingi kedua kalinya oleh tugas militer saat Nazi naik ke tampuk kekuasaan. Ketika Perang Dunia II usai - dan Bäke telah resmi ditahbiskan sebagai "pahlawan" Jerman - maka tak terlalu sulit untuk menduga ke arah mana karirnya berlanjut: yup, dokter kandungan eh dokter gigi! Dalam foto ini, Dr. Bäke sedang berinisiatif mengobati gigi salah seorang anakbuahnya. Yang menarik adalah tiga panji untuk penghancuran tiga buah tank (Panzervernichtungsabzeichen) yang terpampang dengan gagah di lengan kanannya. Pada tanggal 11 Juli 1943, selama berlangsungnya Unternehmen Zitadelle alias Pertempuran Kursk, 6.Panzer-Division bertugas bersama Detasemen Angkatan Darat Kempf sebagai bagian dari gerak maju ke arah utara melalui Prokhorovka. Bäke memimpin sebuah konvoy panzer (yang dipimpin sebuah tank T-34 hasil rebutan dari tangan Rusia sebagai tipuan bagi pihak musuh), dalam usahanya untuk merebut sebuah jembatan yang sangat vital di atas sungai Donets. Tak lama sesudah malam tiba, tahu-tahu mereka telah dikepung oleh beberapa tank Soviet. Dengan gagah berani Bäke memutuskan untuk meninggalkan tank komandonya (yang tak mempunyai senjata meriam utama), dan memimpin sebuah serangan balasan yang berhasil, dengan tanpa bantuan tank dan hanya mengandalkan peledak anti-tank magnetik Haft-HI 3 "Panzerknacker". Dalam serangan tersebut, Regimentskommandeur Bäke secara pribadi menghancurkan tiga buah tank T-34 musuh!


Sumber :
http://alifrafikkhan.blogspot.com/2014/09/foto-franz-bake.html

Jenderal Dietrich von Choltitz Menyerahkan diri

General der Infanterie Dietrich von Choltitz (kiri) menyerahkan diri bersama dengan pasukannya kepada Général de brigade Philippe Leclerc de Hauteclocque (Komandan 2e Division Blindée), pada tanggal 25 Agustus 1944. Pada tanggal 7 Agustus sebelumnya, Choltitz ditunjuk langsung oleh Hitler sebagai "Kommandierenden General und Wehrmachtbefehlshaber von Groß-Paris" alias Gubernur Militer Jerman di Paris. Dalam pertemuan yang digelar sehari setelahnya, Hitler menginstruksikan padanya untuk tidak meninggalkan satu bangunan bersejarah pun yang utuh di Paris apabila pihak Jerman dipaksa untuk meninggalkan kota tersebut oleh pasukan Sekutu. Pada waktu Choltitz tiba di Paris pada tanggal 9 Agustus, Hitler kembali menekankan perintahnya melalui telepon: "Kota tersebut tidak boleh jatuh ke tangan musuh, kecuali telah menjadi puing-puing seluruhnya." Satu minggu kemudian, dengan marah Hitler berteriak di balik telepon: "Brennt Paris?" (apakah Paris sudah terbakar?). Pada tanggal 15 Agustus 1944, satuan polisi lokal di Paris melakukan pemberontakan terhadap pasukan pendudukan Jerman, diikuti dengan pemberontakan serupa yang dilakukan oleh Partai Komunis Prancis pada tanggal 19 Agustus. Garnisun Jerman di bawah pimpinan Choltitz berusaha melawan balik, tapi kekuatan mereka terlalu kecil untuk menghentikan serangan-serangan bersenjata yang terjadi di hampir seluruh bagian kota Paris. Choltitz berusaha untuk menegosiasikan gencatan senjata dengan pemberontak Prancis pada tanggal 20 Agustus, tapi banyak dari mereka yang menolak untuk menerimanya, sehingga konfrontasi bersenjata berlanjut keesokan harinya. Pada tanggal 25 Agustus, Choltitz akhirnya menyerahkan diri bersama dengan 17.000 orang anakbuahnya kepada pimpinan 2e Division Blindée, unit lapis baja Prancis Merdeka yang baru tiba dari Normandia. Lalu bagaimana dengan nasib Paris sendiri? Bisa dibilang bahwa hampir seluruh bangunannya masih berdiri utuh tanpa kurang suatu apa! Karena perintah Hitler terang-terangan tidak diindahkan, beberapa sejarawan menyebut Dietrich von Choltitz sebagai "Penyelamat Paris". Sang jenderal sendiri kemudian mengklaim dalam buku memoarnya - yang diterbitkan pada tahun 1951 - bahwa dia menolak perintah tegas dari Hitler untuk menghancurkan Paris karena dia kadung mencintai kota tersebut beserta dengan bangunan-bangunan bersejarahnya, dan dia juga menganggap bahwa Hitler telah gila sepenuhnya setelah mengeluarkan perintah tersebut!


Sumber :
https://ww2colorfarbe.blogspot.com/2020/02/general-dietrich-von-choltitz-surrender.html

Saturday, February 8, 2020

Pengadilan Penjahat Perang Jerman di Riga

Pembacaan keputusan dalam pengadilan militer para perwira tinggi Wehrmacht dan SS di Riga (Latvia), yang berlangsung pada hari minggu tanggal 3 Februari 1946. Wajah-wajah mereka yang murung luar biasa bukannya tanpa alasan: mereka telah dijatuhi hukuman mati oleh Distrik Militer Baltik Soviet dengan cara digantung di depan umum, dan dilaksanakan di bekas Ghetto Riga pada hari yang sama! Para terpidana tersebut adalah, dari kiri ke kanan: SS-Obergruppenführer Friedrich Jeckeln (Kommandierender General V. SS-Freiwilligen-Gebirgs-Korps), Generalmajor Hans Paul Küpper (Kommandant von Dünaburg), Generalleutnant Siegfried Ruff (Kommandant Festungen Riga und Ventspils), SA-Standartenführer Alexander Böcking (Gebietskommissar in Estland), Generalleutnant Wolfgang von Ditfurth (Kommandeur 403. Sicherungs-Division), Generalleutnant Albrecht Baron Digeon von Monteton (Kommandeur 391 Sicherungs-Division z.b.V. und der 52. Sicherungs-Division und der Festung Liebau), dan Generalmajor Bronislaw Pawel (Kommandeur der Kriegsgefangenen beim Wehrmachtsbefehlshaber Ostland). Sebenarnya ada perwira Jerman lain yang dijatuhi hukuman mati di hari dan tempat yang sama, namun entah kenapa mereka tidak nongtot dalam foto ini: Generalmajor Friedrich Werther (Kommandant der 189. und der 186. Kommandantur, Chef der Befestigungsanlagen von Riga und Jurmala und Kommandeur der Uferverteidigung an der Rigaer Bucht), SS-Sturmbannführer Georg Sauer (Kommandeur des KZ Kaiserwald), dan Leutnant Hans Buchholz (Kommandeur eines SS-Kommandos). Uniknya, sumber lain menyebutkan bahwa Wolfgang von Ditfurth berhasil lolos dari hukuman meskipun tak lama kemudian meninggal di penjara tanggal 22 Maret 1946. Penyebabnya secara resmi dinyatakan sebagai: gagal jantung akibat komplikasi aterosklerosis, nephrosis nephritic dan kegagalan koroner


Sumber :
https://forum.axishistory.com/viewtopic.php?f=38&t=147412&hilit=jeckeln+execution&start=15

Sunday, February 2, 2020

7. Panzer-Division di Front Timur

Sebuah unit lapis baja Wehrmacht terlihat sedang beristirahat di sela-sela gerak maju di Rusia, musim panas tahun 1941. Dari marking berbentuk "Y" yang tertulis di gepack-kasten (kotak penyimpanan) di bagian belakang Panzer III di sebelah kiri, kita bisa mengetahui bahwa mereka berasal dari 7. Panzer-Division. Tank medium Jerman satu ini dicat dengan warna abu-abu gelap (dunkelgrau), begitu pula dengan Sd.Kfz.251 serta kendaraan lainnya di latar belakang, kecuali sebijik mobil Kübelwagen - yang kemungkinan digunakan untuk misi pengintaian - yang dicat dengan warna kuning gelap (dunkelgelb). Foto ini sendiri diambil dari udara dengan ketinggian rendah oleh seorang Kriegsberichter (koresponden perang) tak dikenal, kemungkinan diatas sebuah pesawat transport ringan Fieseler Fi 156 "Storch". Pada waktu berlangsungnya Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman atas Rusia), 7. Panzer-Division beroperasi di sektor tengah Front Timur, di bawah komando Generalleutnant Hans Freiherr von Funck yang menggantikan komandan sebelumnya yang legendaris, Erwin Rommel. Divisi ini memulai kampanye militernya di Rusia dengan 400 orang perwira serta 14.000 prajurit. Di bulan Januari 1942, enam bulan setelah permulaan ofensif, 7. Panzer-Division telah kehilangan 2.055 orang prajuritnya yang terbunuh, 5.737 yang terluka, ditambah lagi dengan 313 orang yang hilang serta 1.089 orang yang dipulangkan karena terkena frostbite atau penyakit lainnya.


Sumber :
https://www.pinterest.co.uk/pin/359232507772464389/

Upacara Pemakaman Hans-Gottfried Reimers

 Pada hari Sabtu tanggal 25 Oktober 1941, Kriegsverwaltungsrat Dr. Hans-Gottfried Reimers (Leiter der Abteilung Arbeitseinsatz und Arbeitsvermittlung der FK Bordeaux) dikebumikan di Pemakaman Saint Bris yang terletak di Villenave d'Ornon, Bordeaux, Prancis. Empat hari sebelumnya (21 Oktober 1941), petugas sipil yang bekerja di administrasi militer Wehrmacht ini ditembak mati oleh Pierre Rebiére, seorang anggota perlawanan bawah tanah Prancis yang berhaluan Komunis, di Wilson Boulevard dekat Rue Judaique saat sedang berjalan pulang dari kantor menuju rumahnya. Pembunuhan ini, dan juga beberapa pembunuhan lain dalam waktu berdekatan yang menimpa perwira-perwira Jerman yang bertugas di Bordeaux, membuat Hitler murka sehingga memerintahkan 200 orang tawanan Prancis dieksekusi sebagai pembalasannya. Foto ini memperlihatkan tiga orang jenderal Jerman yang ikut menghadiri upacara pemakaman Dr. Reimers. Dari kiri ke kanan: Generalmajor Otto Schaum (Pionierführer 7. Armee), Generalleutnant Moritz von Faber du Faur (Chef Militärverwaltungsbezirk Bordeaux), dan Generalmajor z.V. Albert Freiherr von Rotberg (Kommandant rückwärtigen Armeegebiets 588)


Sumber :
https://de.metapedia.org/wiki/Rotberg,_Albert_Freiherr_von?__cf_chl_jschl_tk__=f747b01c8aa4188b5036404d76c27fc6fb2cc689-1580610994-0-AYhCl2kVdQ-hlpHHtirpZNCWW6wiNur1UD9ByjrxZJa4NsYreYR-sn3CMxhLI26CgeKBbB29miDlL6z7U381DtsUVNtScpDjgWVYs5YgaiTGkjwQpuVeu5chGDWW_pSWystObkobFtlyLEXNvTiHY08NCXuYLuUNNuXthPSqi9R9soeCuNbI3W64HFWSYYytv_Xe_WraKu4DUtxaElZ7hFRvx296MrmMsP4Z4MfeUVhXlPtU0Q2PpKkil0Ey7ktgLJfOR2_YbYJtDT29qgp3HfS2hyE6sokiBANklPeH5t21Wk67gyGe7yoZhmh7xuK4zQ