Monday, December 2, 2019

Terbunuhnya Jenderal Gott di Afrika Utara

 Di siang hari tanggal 7 Agustus 1942, empat pesawat Messerschmitt Bf 109 dari II.Gruppe / Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika" tinggal landas dari pangkalan mereka di Quotaifiya, yang terletak di jalan pantai Mediterania sekitar 72 kilometer sebelah barat El Alamein, Mesir. Mereka berangkat untuk melakukan patroli "Freie Jagd" (Berburu Bebas) rutin di belakang garis pertahanan Sekutu. Di waktu yang bersamaan, sebuah pesawat transport Bristol Bombay dari Nr. 219 Squadron RAF (Royal Air Force) Inggris terbang sendirian dari Heliopolis ke front terdepan pertempuran di Mesir untuk mengambil prajurit-prajurit yang terluka, dan kemudian menerbangkannya kembali ke rumah sakit di Kairo. Di lapangan udara terdepan Sekutu di Burg-el-Arab, Sergeant Hugh "Jimmy" James, sang pilot Bombay berusia 18 tahun, diperintahkan untuk membawa seorang penumpang istimewa: Lieutenant-General William Gott, yang baru beberapa jam sebelumnya ditunjuk untuk menjadi Panglima Eighth Army Inggris menggantikan Jenderal Claude Auchinlek, dan kini membutuhkan pesawat transport secepatnya untuk terbang kembali ke Kairo demi menghadiri sebuah pertemuan penting. Pesawat Bombay biasanya terbang dalam ketinggian rendah - sekitar 15 meter di atas daratan - untuk menghindari terdeteksi oleh pesawat-pesawat Jerman yang berada di sekitarnya. Meskipun begitu, penerbangan kali ini terpaksa dilakukan di ketinggian 150 meter demi menghindari kondisi overheating dari mesin Bristol Pegasus XXII yang diusung oleh pesawat itu. Di ketinggian inilah - sewaktu sedang melintasi bagian tenggara Alexandria - pesawat transport lamban Bombay tersebut terlihat oleh "schwarm" (kawanan) Bf 109 yang terbang di atasnya, yang dipimpin oleh Oberfeldwebel Emil Clade. Dengan hanya bermodalkan dua senapan mesin Vickers sebagai alat pertahanan diri, Bristol Bombay jelas bukanlah tandingan dibandingkan dengan empat pesawat pemburu Luftwaffe dari 5.Staffel / JG 27 tersebut, yang kemudian menukik bagaikan elang dari ketinggian 6.000 meter. Rentetan tembakan dari Oberfeldwebel Clade membuat pilot James berusaha mendaratkan pesawatnya secara darurat. Saat para penumpang berusaha berhamburan keluar dari pesawat yang terbakar tersebut, Bf 109 yang dipiloti oleh Unteroffizier Bernhard Schneider tiba-tiba menukik lalu memberondong tembakan senapan mesin ke arah mereka. Ke-17 orang penumpang yang berada di daratan kehilangan nyawanya, dan hanya menyisakan satu yang selamat yang masih berada di dalam pesawat, yaitu pilot James. Diantara yang terbunuh di hari itu adalah Jenderal Gott - yang ironisnya, mempunyai julukan "Strafer" alias pemberondong - yang tercatat sebagai perwira dengan pangkat tertinggi Inggris yang tewas oleh musuh dalam Perang Dunia II! Pesawat Bombay yang dipiloti oleh Sergeant James sendiri adalah satu-satunya korban dari Freie Jagd Jerman di hari itu, tapi akibat yang ditimbulkannya jauh lebih besar dari yang disadari oleh semua pihak: kematian Gott berakibat dibutuhkannya seorang pemimpin baru untuk Eighth Army Inggris, dan orang yang kemudian terpilih adalah seorang perwira tidak terkenal bernama Bernard Law Montgomery. Dialah yang nantinya memimpin kemenangan Sekutu dalam pertempuran menentukan El Alamein di Afrika Utara dua bulan kemudian, dan yang membuat "si Rubah Gurun" Erwin Rommel harus mundur dari Mesir. Tidak hanya itu, Montgomery pula orangnya yang menerima penyerahan seluruh pasukan Jerman di Eropa Barat dan Utara pada tanggal 4 Mei 1945...


Sumber :
Buku "Jagdgeschwader 27 Afrika" karya John Weal

No comments:

Post a Comment