Friday, June 5, 2020

Jagoan Stuka Hartmut Schairer dan Kameranya

Oberleutnant Hartmut Schairer (Staffelkapitän 7.Staffel / III.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 1) terlihat sedang membersihkan kamera Leica-nya. Jagoan Stuka ini dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 30 Agustus 1941 setelah dia menyelesaikan 150 misi tempur sebagai seorang pilot serang-darat Luftwaffe. Sayangnya, Hauptmann Schairer gugur dalam tugas hampir setahun kemudian - tepatnya pada tanggal 19 Juli 1942 - setelah pesawat Junkers Ju 87 yang dipilotinya jatuh di Staraya Russa, Uni Soviet, dalam misi tempurnya yang ke-562. Gunner kepercayaan yang telah menemaninya dari sejak tahun 1940, Oberfeldwebel Heinz Bevernis, ikut tewas pula bersamanya. Sang penembak senapan mesin kemudian dianugerahi medali Ritterkreuz secara anumerta pada tanggal 19 September 1942, dan tercatat sebagai gunner / operator radio Stuka pertama di seantero Luftwaffe yang mendapatkan kehormatan setinggi itu! BTW, dari jutaan prajurit Jerman yang berangkat menuju medan tempur dalam Perang Dunia II, banyak diantaranya yang membawa serta pula kamera pribadi mereka demi untuk merekam jejak 'Dienstzeit' (pengabdian militer) dalam perang akbar tersebut, sebuah era yang - mereka ketahui dengan pasti - akan menjadi salah satu yang paling terkenal dalam sejarah (dan karenanya mereka tidak mau ketinggalan untuk mengabadikannya!). Foto-foto yang dihasilkan biasanya kemudian dikirimkan ke handai taulan atau teman di kampung halaman dalam bentuk satuan, kartupos atau album. Tak ada pihak lain dalam Perang Dunia II yang melebihi 'kegilaan' tentaranya Hitler dalam hal mendokumentasikan segala sesuatu yang mereka temui di lapangan, sehingga tercatat JUTAAN foto dari masa itu yang sampai sekarang masih tersimpan rapi di banyak album, kotak ataupun arsip penyimpanan! Kamera yang paling sering dipakai oleh prajurit Jerman adalah yang berformat 127 atau 120 (juga kamera film 35mm yang lebih modern). Benda-benda ini digunakan oleh para "soldat" dengan penuh dedikasi dan akurasi, layaknya seperti saat mereka sedang membidikkan senapan Mauser atau meriam Krupp dalam pertempuran!


Sumber :
Buku "Memoars of a Stuka Pilot" karya Helmut Mahlke

No comments:

Post a Comment